Astronot NASA Teliti Dampak Penerbangan Luar Angkasa Bagi Mata Manusia

Astronot NASA Teliti Dampak Penerbangan Luar Angkasa Bagi Mata Manusia

JAKARTA – Kesehatan astronot merupakan hal terpenting yang perlu diperhatikan selama penjelajahan atau penelitian dilakukan di antariksa. Oleh karena itu, NASA tak pernah melewatkan penelitian kesehatan.

Mulai 14 April lalu, anggota Ekspedisi 72 di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mulai meneliti mata mereka. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dampak tinggal di antariksa selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahhun.

Penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari studi CIPHER yang terdiri dari 14 investigasi penelitian manusia, mulai dari pengamatan kesehatan fisik hingga psikologis. Tentu saja sasaran penelitian studi ini adalah astronot yang tinggal cukup lama di luar Bumi.

“Astronot yang akan menjalankan misi ke Bulan atau Mars di masa mendatang akan mengalami peningkatan risiko pada penglihatan dan struktur mata mereka karena paparan gravitasi mikro dalam jangka waktu yang lebih lama,” kata NASA, dikutip pada Rabu, 16 April.

Dalam studi CIPHER, kru Ekspedisi 72 tak hanya memantau mata anggotanya, tetapi juga otaknya. Mereka perlu mengidentifikasi seberapa banyak otak dan struktur mata yang tersisa seiring dengan bertambahnya durasi tinggal di ISS.

Astronot yang berperan penting dalam studi ini adalah Insinyur Penerbangan NASA Anne McClain. Ia memimpin penelitian dengan mengamati respons retina Insinyur Penerbangan NASA Jonny Kim terhadap aktivitas cahaya menggunakan elektroda dan obat tetes mata.

Penelitian ini akan terus berjalan hingga beberapa bulan ke depan. Dengan begitu, NASA bisa mendapatkan wawasan baru mengenai dampak luar angkasa bagi kesehatan tubuh manusia.

“Para ilmuwan akan menggunakan wawasan yang diperoleh dari data penelitian untuk memahami bagaimana tubuh manusia beradaptasi dengan penerbangan luar angkasa dan memberikan tindakan pencegahan,” jelas NASA.