Asa Mujilah, Bangkit dari Abu Sisa Kebakaran Pasar Kramat Jati

Asa Mujilah, Bangkit dari Abu Sisa Kebakaran Pasar Kramat Jati

 

Kerugian Mujilah ditaksir mencapai Rp75 juta. Uang tunai lebih dari Rp10 juta, hasil penjualan lima hari, hangus bersama perabot dapur, kompor, panci, meja, dan stok bahan makanan.

“Itu uang mau buat bayar kontrakan, mas. Eh kebakar,” ujarnya sambil tertawa kecil, tawa yang berusaha menutup duka.

Warung itu bukan sekadar tempat usaha. Dari situlah Mujilah membayar sewa lapak Rp18 juta per bulan untuk tiga petak, membayar kontrakan rumah, dan menggaji empat karyawan perempuan yang sudah seperti keluarga sendiri.

Ketika api benar-benar melahap warungnya, Mujilah tak kuasa menahan diri.

“Saya nangis, langsung gelempoh saya, ngerti gelempoh enggak? Langsung brukkk aja, lemes saya, duduk disana saya ditimbangan mobil, aduh ya Allah, langsung istighfar mas, gak pernah lihat seumur-umur,” kenangnya

Malam setelah kebakaran menjadi malam yang panjang. Mujilah tak bisa tidur. Bayangan api terus berputar di kepalanya.

“Kebayang api tuh, brrrrrr gitu lho, muter-muter whoaahh, heran saya, kayak angin topan, makanya, mau nyelamatin motor aja gak bisa, takut,” ujarnya

“Trauma. Deg-degan terus bawaan nya,” sambungnya.

Keesokan harinya, Mujilah kembali ke lokasi. Ia berharap masih ada sisa yang bisa diselamatkan. Namun yang tersisa hanyalah abu.

“Gak kelihatan apa-apa. Kompor, gelas, semua lembut jadi abu,” katanya.

Ia sempat bercanda saat menemukan kerangka motor Revo miliknya yang hangus.

“Ternyata di situ motornya,” ujarnya sambil tersenyum pahit.