YOGYAKARTA – Sijjin memiliki arti yang merujuk pada sebuah istilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam Al-quran. Ada beberapa penafsiran yang diriwayatkan oleh para ulama terkemuka, seperti Ibnu Katsir dan Ibnu Abbas. Arti sijjin dalam Al-quran tercantum dalam surat Al-Mutaffifin ayat 7-11.
Arti Sijjin dalam Al-quran
Berikut penjelasan mengenai arti sijjin dalam Al-quran:
“Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin. Tahukah kamu apakah sijjin itu? (Ialah) kitab yang bertulis. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan, (yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan.” (QS. Al-Mutaffifin: 7-11)
Untuk memahami lebih jelas sijjin artinya dalam bahasa Indonesia, Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Arti Sijjin
Secara bahasa, sijjin berasal dari kata dalam bahasa Arab, yaitu sajana, yasjunu, atau sajnan yang memiliki arti memenjarakan, menahan, atau menyembunyikan. Kata sijjin ini mempunyai beberapa tafsiran, antara lain:
Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Quran Al-Azhim menjelaskan bahwa sijjin artinya tempat yang sempit atau penjara yang sempit sekali.
Abdillah Ahmad Al-Jufri dalam Pelita Al-Quran Juz Amma menjelaskan bahwa sijjin adalah suatu tempat azab yang sempit dan rendah sekali keadaannya, di sanalah tempat yang diperuntukkan bagi mereka yang bersifat jahat.
Adapun secara terminologi, sijjin disebutkan dalam Alquran khususnya surat Al-Mutaffifin ayat 9 untuk menyebut nama sebuah “kitab yang bertulis”. Sijjin berarti merujuk pada sebuah kitab yang berisi catatan segala amal perbuatan orang-orang durhaka.
Di dalam sijjin, ada berbagai amalan orang-orang kafir dan fasik dari kalangan manusia ataupun jin, serta amalan setan.
Dikutip dari buku Tafsir Ar-Rahmah (Juz 30) oleh Rachmat Morado Sugiarto, adapun maksud sijjin sebagai “kitab yang bertulis” dalam surat Al-Mutaffifin bukanlah pengertian sijjin, tetapi bermakna “ketetapan tempat kembali mereka (orang-orang durhaka) ke sijjin”.
Dengan demikian, sijjin artinya adalah tempat siksaan yang kekal, pedih, dan penuh kehinaan, yang di dalamnya terdapat catatan orang-orang durhaka dan mendustakan Allah.
Dalam surat Al-Mutaffifin, Allah menyatakan ancaman bagi orang-orang durhaka untuk diberikan tempat yang sempit dan siksaan yang hina sebagaimana catatan amal perbuatan buruk mereka.
Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir berpendapat bahwa sijjin adalah “tempat kembali dan tempat tinggal orang-orang yang buruk”. Sijjin terletak di bawah bumi ketujuh yang di dalamnya dipenjarakan roh orang-orang kafir.
Pendapat lainnya menjelaskan bahwa sijjin merupakan sebuah sumur (tempat paling rendah) di neraka Jahanam. Sebab, perjalanan akhir orang-orang durhaka yaitu neraka Jahanam, oleh sebab itu menjadi tempat yang serendah-rendahnya, sebagaimana Allah berfirman:
Artinya: “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan.” (QS. At-Tin: 5-6)
Tempat Berkumpulnya Roh Jahat
Sementara itu, Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah menjelaskan dalam al-Qabru Azaabuhu wa Na’iimuhu, Sijjin merupakan tempat berkumpulnya roh-roh jahat. Ia menjelaskan sebuah riwayat dari Abu Hurairah RA tentang roh orang kafir yang dibawa ke Sijjin. Rasulullah SAW bersabda,
“Jika roh seorang mukmin telah keluar, maka dua malaikat menyambutnya dan membawanya naik–lalu dia menyebutkan semerbak harumnya dan menyebut minyak kesturi–penghuni langit berkata, ‘Roh yang baik datang dari bumi, semoga Allah menurunkan rahmat kepadamu dan kepada jasad yang pernah kamu diami.’
Kemudian ruh tersebut dibawa kepada Rabb-nya, lalu Dia berkata, ‘Bawalah ia ke akhir ajalnya (Sidratul Muntaha).’
Dan sesungguhnya seorang kafir jika rohnya keluar–Rasulullah SAW menyebutkan tentang bau busuk dan laknat yang ditunjukkan kepadanya–penduduk langit berkata, ‘Roh yang busuk datang dari bumi.’ Dikatakan kepadanya, ‘Bawalah dia kepada akhir ajal (Sijjin).’” (HR Muslim)
Demikianlah ulasan tentang arti sijjin dalam Al-quran. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.
