Jakarta –
Meski terlihat sering merilis produk yang diklaim inovatif, Apple, berdasarkan riset dari IMD Center for Future Readiness, bukanlah perusahaan yang paling inovatif.
Menurut hasil riset mereka yang berjudul Future Readiness Indicator (FRI) 2024, Nvidia menduduki peringkat pertama sebagai perusahaan paling inovatif, dan dianggap paling siap beradaptasi menghadapi perubahan zaman.
Nvidia menyalip Microsoft yang tahun 2023 lalu menjadi pemuncak daftar ini. Kemudian di peringkat 3 ada Meta, dan diikuti oleh induk Google Alphabet, dan barulah diisi Apple pada peringkat 5. Posisi Meta, Alphabet, dan Apple ini sama seperti riset serupa tahun 2023 lalu.
Berikut adalah daftar 10 besar perusahaan paling inovatif versi IMD FRI 2024:
Nvidia(100)Microsoft (96.7)Meta (84.7)Alphabet (80.7)Apple (79.3)Amazon (76.2)AMD (73.4)Qualcomm (58.3)SAP (58.3)Netflix (57,4)
Keberhasilan Nvidia, Microsoft, Meta dan Alphabet mengembangkan AI menjadi salah satu pendongkrak perusahaan ini masuk dalam perusahaan berperforma tinggi dalam indikator FRI 2024 dengan skor di atas 80. Apple yang ada di posisi 5 harus puas hanya menjadi pemain kelas menengah lantaran hanya mencetak skor 79,3.
“Meski Nvidia sempat gagal dengan chip pertama mereka, hingga beralih dari bisnis konsol gim ke GPU, namun pertaruhan investasi Nvidia di AI benar-benar terbayar. Kini, Nvidia menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia, bahkan kapitalisasi pasarnya telah melampaui Microsoft dan Apple,” kata Howard Yu, Professor Manajemen dan Inovasi IMD serta Kepala Center for Future Readiness IMD, dalam keterangan yang diterima detikINET.
Investasi Nvidia di AI pertama kali dilakukan ketika melakukan peluncuran CUDA (Compute Unified Device Architecture) pada 2006. CUDA merupakan seperangkat alat untuk pemrograman untuk mengakselerasi kemampuan komputasi GPU (Graphics Processing Unit). Inisiatif ini membuka pintu Nvidia bereksperimen dalam pembelajaran mesin (machine learning) dan komputasi ilmiah (science computing).
Nvidia lantas mempertaruhkan investasi lebih dari USD 10 miliar ketika mengembangkan CUDA. Saat ini, GPU Nvidia menjadi instrumen penting untuk melatih model AI, membuat perusahaan itu berada di pusat revolusi kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Meta juga tengah gencar berinvestasi dan mengintegrasikan AI dalam operasional bisnisnya. Pemanfaatan AI membuat Meta berhasil meningkatkan efektivitas bisnis iklan dan algoritma konten untuk meningkatkan interaksi pengguna pada berbagai platform media sosial miliknya. Imbasnya, Meta berhasil menyeimbangkan arus kas positif di angka 28% meski dibebani oleh pengeluaran investasi besar-besaran mereka untuk AI.
Selain nama-nama perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, sejumlah nama perusahaan teknologi asal Asia juga masuk dalam daftar, seperti TSMC (12), Tencent (16), Samsung (20), Xiaomi (24), Alibaba (28), Baidu (29), Sony (32), Nintendo (39), hingga JD.com (40).
Riset FRI 2024 menunjukkan tiga faktor kesuksesan perusahaan yang masuk dalam peringkat ini terkait dengan:
Ketahanan inovasi
Perusahaan perlu mengembangkan portofolio riset dan pengembangan yang beragam terutama di AI dan komputasi tingkat lanjut untuk menjaga kesuksesan jangka panjang, seperti yang dilakukan Meta.Pengembangan ekosistem
Data menunjukkan, perusahaan dengan bisnis yang beragam, punya margin laba atas aset yang lebih tinggi.Kestabilan finansial jangka panjang
Perusahaan mesti memprioritaskan likuiditas lewat arus kas positif. Sebab, perusahaan semacam ini memiliki pertumbuhan kapitalisasi pasar gabungan (CQGR 31%) yang lebih tinggi ketimbang hanya mengandalkan cara tradisional yang membakar uang investor.
(asj/fay)