Bojonegoro (beritajatim.com) – Antrean panjang kendaraan yang akan mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar terlihat di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) wilayah Bojonegoro. Kondisi itu mulai terjadi sejak sepekan belakangan.
Menyikapi hal itu, Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (UM) Kabupaten Bojonegoro mengaku telah berkoordinasi dengan dengan pihak pengelola SPBU dan PT Patra Niaga untuk mengetahui pasokan solar agar bisa sesuai kebutuhan masyarakat.
“Selama ini SPBU memperoleh kuota pengiriman yang telah ditetapkan oleh Pertamina,” ujar Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Bojonegoro Retno Wulandari, Jumat (7/11/2025).
Menurut Retno, hasil koordinasi yang dilakukan, mekanisme pengiriman BBM ke SPBU saat ini berubah. Pihak SPBU tidak bisa mengajukan permintaan tambahan kuota. Hal itu berlaku sejak 21 Oktober 2025. Pengiriman kini hanya dilakukan sesuai kuota plotting dari Pertamina.
“Tanpa dapat dilakukan penambahan kuota sebagaimana sebelumnya. Kalau sebelumnya masih dapat dipenuhi karena secara nasional stok BBM dinilai cukup,” jelasnya.
Selain itu, untuk Pertamina Dex, tidak terdapat sistem kuota seperti halnya Biosolar B40. Namun berdasarkan informasi yang diterima, stok Pertamina Dex di Terminal BBM Tuban saat ini kosong, sehingga berpengaruh terhadap pasokan ke SPBU di wilayah Bojonegoro.
“Pemkab Bojonegoro juga telah melakukan koordinasi dengan pihak PT Patra Niaga selaku badan usaha penyalur BBM Pertamina, guna mencari solusi terbaik atas kondisi ini,” imbuhnya.
Namun disinggung soal jumlah kuota BBM jenis solar di Bojonegoro, Retno belum memberikan jawaban. Berdasarkan pantauan di sejumlah SPBU wilayah perkotaan, selain terjadi antrean panjang, BBM jenis solar juga mengalami pengurangan kuota. Sehingga sering kosong.
Dalam situasi seperti ini, Pemkab Bojonegoro memastikan akan terus memantau perkembangan distribusi BBM, khususnya jenis solar, agar kebutuhan masyarakat dan sektor usaha dapat tetap terpenuhi. [lus/ian]
