Jakarta, Beritasatu.com – PT Freeport Indonesia (PTFI) menandatangani perjanjian jual beli logam emas dengan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk sebanyak 30 ton emas senilai US$ 12,5 miliar (Rp 200 triliun).
Penandatanganan dilakukan Direktur Utama Freeport Tony Wenas dan Direktur Utama Antam Nicolas Kanter di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (7/11/2024). Kerja sama ini disaksikan Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, dan Direktur MIND ID Hendi Prio Santoso.
Erick Thohir menjelaskan, dalam perjanjian tersebut, Antam akan membeli produksi 30 ton per tahun dari Freeport. Hal ini diperkirakan dapat menghemat devisa hingga Rp 200 triliun.
“Dengan Freeport memproduksi 50 ton, Antam mengambil 30 ton, ada penghematan Rp 200 triliun, tetapi kalau kita ranking reserve emas batangan di dunia, nomor satu itu Amerika mungkin 8.100 ton. Jerman, Italia, kita baru 78,5 ton reserve emas. Ini saya rasa yang harus terus ditingkatkan hilirisasi dan performance sebagai benteng ekonomi nasional,” kata Erick.
Sementara Nicolas mengatakan, meski sepakat membeli 30 ton emas dari Freeport, Antam membuka peluang pemesanan lebih besar. Menurutnya, membeli emas dari Freeport sangat penting karena selama ini Antam banyak mendatangkan emas dari luar negeri, di samping produksi sendiri.
“Dalam agreement ini, we actually agree untuk 30 ton, dan mungkin itu adalah kapasitas yang Freeport bisa lakukan sekarang. Namun, jika kita butuh lebih 30 ton, kita akan memprioritaskan beli dari Freeport, ini sangat penting bahwa kita mengurangi ketergantungan importasi,” kata Nicolas Kanter dalam sambutannya.
Di sisi lain, Freeport juga mengaku siap jika Antam membutuhkan pasokan lebih banyak. “Ruang lingkupnya sekitar 30 ton yang akan di-off take oleh Antam. Kalau memang Antam butuh lebih, kami juga siap, lebih dari 30 ton juga siap,” kata Tony Wenas.
Dia mengatakan, kontrak jual beli dengan Antam ini berlangsung 5 tahun senilai US$ 12,5 miliar. “Namun, tergantung dari harga emas, US$ 12,5 miliar itu sekitar Rp 200 triliun,” kata dia.
Dia mengatakan kerja sama ini sangat membanggakan karena emas Freeport sebagian besar dikonsumsi PT Antam. “Untuk selanjutnya memberikan nilai tambah, bukan hanya pada industri ritel, tetapi juga industrialisasi di Indonesia,” kata Tony Wenas.
Sementara itu, Direktur MIND ID Hendi Prio Santoso menilai, kerja sama antara kedua perusahaan BUMN tersebut memberikan menfaat besar bagi industti dalam negeri.