Anomali di Tengah El Nino dan Kekeringan yang Terjadi, Harga Beras Deflasi 0,45%

Anomali di Tengah El Nino dan Kekeringan yang Terjadi, Harga Beras Deflasi 0,45%

Deflasi yang tercatat pada November 2024 tersebut menjadi bukti bahwa program intensifikasi lahan rawa, ekstensifikasi, dan penggunaan teknologi serta mekanisasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil menjaga stabilitas produksi.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch. Arief Cahyono mengatakan bahwa Kementan terus berupaya memperkuat produksi pangan.

“Kami menyiapkan benih, pupuk, dan sarana produksi lainnya untuk memastikan keberlanjutan produksi,” katanya.

Arief menjelaskan, selama 2024, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman memasifkan pemberian bantuan pompa dan menggiatkan optimasi lahan rawa (oplah).

“Dengan pompanisasi, sawah tadah hujan yang sebelumnya hanya bisa tanam satu kali, bisa meningkat meningkat menjadi dua bahkan tiga kali tanam dalam setahun,” jelasnya.

“Sementara melalui oplah, pemerintah meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas melalui penataan sistem tata air dan penataan lahan rawa,” imbuh Arief.

Ia pun menyebut, program pompanisasi telah mengairi lebih dari 1,1 juta hektare lahan tadah hujan dan dampaknya terhadap peningkatan produksi sangat signifikan.

“Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dihadapkan pada tantangan cuaca ekstrem, program terobosan dari Mentan Amran telah mampu menjaga ketahanan pangan Indonesia,” sebut Arief.

 

(*)