Anggota DPR dorong pemerintah beri perhatian khusus ke nelayan kecil

Anggota DPR dorong pemerintah beri perhatian khusus ke nelayan kecil

“Nelayan kadang setiap hari belum tentumendapat tangkapan yang cukup, tetapi tetap harus menanggung biaya bahan bakar yang tinggi. Karena itu subsidi sangat diperlukan,”

Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi IV DPR RI Darori Wonodipuro mendorong pemerintah, utamanya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk memberikan perhatian khusus kepada nelayan kecil.

Darori mengungkapkan salah satu kendala utama yang masih dihadapi nelayan kecil adalah tingginya biaya operasional, terutama bahan bakar.

“Nelayan kadang setiap hari belum tentumendapat tangkapan yang cukup, tetapi tetap harus menanggung biaya bahan bakar yang tinggi. Karena itu subsidi sangat diperlukan,” katanya di Jakarta, Rabu.

Selain subsidi bahan bakar, ia juga menyoroti pentingnya dukungan sarana penangkapan seperti jaring, perahu, dan kapal kecil.

Maka dari itu, ia menegaskan, peningkatan anggaran KKP menjadi Rp13 triliun pada tahun 2026 harus benar-benar diarahkan untuk memperkuat kesejahteraan nelayan kecil, pengawasan laut, serta pengembangan sektor kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, Darori mendorong agar program Kampung Nelayan Maju terus dikembangkan karena program tersebut meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pemberdayaan ekonomi, pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, hingga peningkatan infrastruktur desa nelayan.

Legislator dari komisi DPR yang membidangi persoalan pertanian, kehutanan dan kelautan itu juga mengingatkan perlunya pengawasan ketat terhadap praktik penangkapan ikan ilegal, termasuk melarang kapal besar masuk ke wilayah tangkap nelayan kecil.

Hal ini untuk memastikan nelayan tradisional tetap memiliki ruang hidup dan sumber penghidupan yang layak.

“Kalau program ini dijalankan dengan serius, kemiskinan di kalangan nelayan bisa ditekan, dan mereka akan lebih mandiri,” katanya.

Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.