Amputasi Lutut Kiri: Kisah Haical, Santri yang Selamat dari Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Amputasi Lutut Kiri: Kisah Haical, Santri yang Selamat dari Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Surabaya (beritajatim.com) – Syehlendra Haical, seorang santri berusia 13 tahun, baru saja mengukir kisah pilu yang penuh perjuangan. Terjebak di bawah reruntuhan bangunan tiga lantai Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, ia selamat setelah tiga hari terperangkap, namun harus menghadapi kenyataan pahit: lutut kirinya harus diamputasi untuk menyelamatkan nyawanya.

Pada Sabtu, 4 Oktober 2025, Tim medis RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo mengambil langkah berani setelah menemukan infeksi yang telah menyebar ke seluruh tubuh Haical.

“Kami melakukan amputasi untuk mencegah infeksi sistemik yang semakin meluas, yang sudah mengancam faal ginjal, hati, dan kondisi tubuhnya yang semakin memburuk,” kata Dokter Atok Irawan, Direktur RSUD R.T. Notopuro, menjelaskan keputusan krusial tersebut.

Setelah tiga hari bertahan hidup dengan luka parah di bawah puing-puing bangunan yang ambruk pada 29 September 2025, Haical harus menghadapi risiko lebih besar. Infeksi yang mengancam tak hanya menular ke jantungnya, tetapi juga menyebar hingga ke organ vital lainnya.

Dengan leukosit yang melonjak tinggi hingga 20.000, Haical tak punya banyak waktu. Tanpa amputasi, dokter memperingatkan bahwa Haical bisa kehilangan nyawanya.

Keluarga Haical, meski dilanda kepedihan mendalam, dengan berat hati setuju dengan keputusan medis tersebut. Mereka paham bahwa ini adalah pilihan hidup atau mati.

“Kami sudah diberitahu tentang ancaman ini. Jika tidak segera dilakukan amputasi, Haical akan semakin parah,” tambah Dokter Atok. Namun, seiring dengan keteguhan hati keluarga, sang santri muda ini berhasil melewati prosedur yang berat.

Dengan harapan agar infeksi segera terkendali, dokter optimis tentang pemulihan Haical. “Setelah amputasi, leukosit Haical langsung turun drastis. Fungsi hati dan ginjalnya juga berangsur membaik,” ujar Dokter Atok, memberikan sedikit cahaya dalam kisah kelam ini.

Namun, perjalanan Haical masih jauh dari kata selesai. Ia kini tengah menjalani tahap pemulihan yang sangat kritis.

Dari Malapetaka yang Mengerikan, Ketenangan dan Keajaiban

Proses evakuasi Korban Meninggal di Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.

Kisah Haical adalah salah satu dari banyak cerita tragis yang muncul setelah runtuhnya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren Al Khoziny. Dalam insiden yang mengguncang banyak hati ini, 141 orang menjadi korban.

Dari jumlah tersebut, 37 nyawa melayang, dan satu di antaranya bahkan hanya ditemukan sebagai potongan tubuh. Kejadian memilukan ini terjadi saat ratusan santri tengah menunaikan salat Asar berjamaah.

Bagi Haical, selamat dari bencana ini adalah anugerah, meski dengan harga yang sangat mahal. Kini, ia harus berjuang dengan keadaan barunya. Namun, dengan dukungan keluarga dan para medis yang tak kenal lelah, harapan untuk sembuh tetap ada.

Syehlendra Haical telah menunjukkan kepada kita semua, bahwa di balik setiap tragedi ada kekuatan yang luar biasa untuk bertahan hidup dan memulai babak baru dalam kehidupan. [rma/suf]