Jakarta –
Misi pendaratan Odysseus, penjelajah Bulan swasta Amerika Serikat, disebut sukses, menandai untuk pertama kalinya AS kembali ke Bukan setelah 50 tahun lamanya. Akan tetapi, wahana itu menemui kendala serius.
Odyssues mengalami ‘patah kaki’ saat mendarat di Bulan. Pendaratan yang terlalu cepat menjadi penyebab utama insiden tersebut. Sebagai akibatnya, pesawat terguling di dekat Kutub Selatan Bulan, merusak salah satu dari enam kakinya dan menghambat komunikasi serta sumber daya.
Menyikapi situasi ini, pejabat dari Intuitive Machines, perusahaan pembuat Odysseus, menyatakan bahwa pesawat saat ini berada di ambang kehabisan daya. CEO Steve Altemus mengungkapkan bahwa meskipun Odysseus masih dapat menghasilkan daya, perkiraan mereka adalah pesawat ini akan mati dan kehilangan kontak dalam waktu dekat.
Dilansir dari The Guardian, walaupun mengalami pendaratan dengan posisi miring, pesawat antariksa ini masih hidup dan berfungsi. Akan tetapi menghadapi polar night yang sangat dingin dan panjang, mungkin Odysseus akan tamat riwayatnya.
Intuitive Machines telah mempublikasikan foto terbaru Odysseus yang menunjukkan kerusakan yang dialami oleh pesawat selama pendaratan. Direktur misi, Tim Crain, mengingatkan bahwa suhu ekstrem selama lunar moon dapat menjadi ancaman serius karena dapat merusak elektronik dan membunuh baterai. Namun demikian, misi ini dinyatakan sukses.
Administrator NASA Bill Nelson menganggap misi Odysseus berhasil, mengingat keenam alat eksperimen NASA di wahana tersebut berfungsi hingga Rabu (28/2) pagi, enam hari dari apa yang seharusnya delapan hari operasi.
Pada saat pendaratan, Odysseus mengalami kesalahan dalam sistem navigasi. Ini menyebabkan pesawat melewatkan titik pendaratan yang diinginkan sejauh 1,5 kilometer dan berakhir pada elevasi yang lebih tinggi dari yang diantisipasi. Akibatnya, ia turun terlalu cepat dan mengenai tanah lebih keras dari yang tidak dapat ditolerir. Wahana setinggi 4,3 meter itu sejenak berdiri tegak, mesinnya menyala, sebelum perlahan-lahan jatuh ke lereng yang agak curam.
Odysseus menjadi pesawat pertama yang sukses mendarat di Bulan setelah lebih dari 50 tahun, menandai pencapaian besar di bawah program pendaratan bulan komersial NASA.
Odysseus mendaratkan AS kembali ke bulan setelah lebih dari lima dekade sejak program Apollo. Dengan NASA yang terakhir kali mendaratkan astronaut pada tahun 1972, operasi mengeksplorasi permukaan Bulan kembali aktif dengan kedatangan Odysseus.
Robot penjelajah ini membawa bendera AS dari era Apollo, serta barang-barang eksklusif lainnya seperti jaket baru dari Columbia Sportswear, patung mini Bulan karya Jeff Koons, dan seperangkat kamera dari University Aeronautika Embry-Riddle. Meski demikian, upaya pada hari Selasa (27/2) untuk memotret penjelajah yang miring tidak berhasil.
Sebagai inisiatif awal menuju program Artemis NASA yang bertujuan untuk mendaratkan astronaut di Bulan dalam beberapa tahun ke depan, pendaratan Odysseus menjadi langkah krusial dalam menghadapi tantangan dan memahami kondisi di Bulan yang penuh tantangan dengan topografi berbukit.
Dengan proyeksi lebih banyak misi komersial di masa depan, keberhasilan penjelajah Bulan swasta AS ini menciptakan tonggak signifikan dalam eksplorasi luar angkasa.
*) Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(fyk/rns)