JAKARTA – Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mencatat aksi memadamkan lampu di sejumlah lokasi dan gedung selama 60 menit berhasil menghemat biaya listri sebesar Rp538 juta dan juga menurunkan emisi karbon hingga 297,77 ton.
Adapun aksi memadamkan lampu ini dilakukan dalam rangka Peringatan Hari Bumi 2025 pada Sabtu, 26 April. Pemadam dilakukan terhadap lampu penerangan di jalan protokol, jalan arteri lima wilayah kota dan itu ikon kota Jakarta seperti Monumen Nasional (Monas).
Lalu, Patung Arjuna Wiwaha, Patung Selamat Datang Bundaran Hotel Indonesia (HI), Patung Pemuda, Patung Jenderal Sudirman serta sejumlah gedung pemerintahan negara Balai Kota DKI.
“Akai pemadaman tadi malam menghasilkan penghematan yang signifikan dibandingkan aksi yang sebelumnya pernah digelar,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto di Jakarta, Minggu, 27 April.
Menurut Asep, berdasarkan data dari PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya), aksi pemadaman lampu ini berhasil menghemat konsumsi listrik sebesar 372 megawatt hour (MWh).
Asep bilang, jumlah tersebut menghasilkan penghematan biaya sebesar Rp537 juta berdasarkan pengurangan konsumsi listrik. Dia bilang selain berdampak terhadap penghematan biaya, aksi tersebut juga mampu menekan emisi karbon dioksida (CO2e) yang dihasilkan.
“Dari pemadaman ini, diperoleh penghematan Rp538.599.843 dihitung berdasarkan penghematan listrik sebesar 372 MWh. Selain itu, tercatat penurunan emisi karbon sebesar 297,77 ton CO2e,” katanya.
Karena memiliki dampak yang signifikan, Asep berharap program ini tidak hanya dilaksanakan saat memperingati Hari Bumi, tetapi juga bisa dilakukan beberapa kali dalam satu tahun agar membiasakan warga hemat energi dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, sambung Asep, aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon yang bisa dilakukan oleh warga seperti menggunakan alat elektronik hemat energi dan mematikan alat elektronik saat tidak digunakan.
Menurut Asep, meski terlihat kecil tetapi jika perilaku ini dilakukan secara massif Akan berdampak besar terhadap keberlanjutan bumi.
“Jika dilakukan secara konsisten kita bisa menciptakan Kota Jakarta yang lebih bersih,” katanya.
