JAKARTA – Tiada yang meragukan eksistensi Mariah Carey di panggung musik dunia. Diva pop dunia itu punya banyak lagu hits andalan. Kondisi itu membuat permintaan kepadanya untuk mengelar konser bejibun. Indonesia pun kebagian berkah mendatangkan Mimi (sapaan akrabnya) ke Jakarta.
Kedatangan Mimi nyatanya tak mulus. Ia mempunyai segudang permintaan (riders). Ribet pula. Namun, permintaan itu sepadan dengan antusias penonton. Tiketnya ludes terjual. Pertunjukannya jadi salah satu konser yang tak terlupakan.
Punya bakat menyanyi saja tak cukup untuk menembus panggung musik dunia. Seseorang butuh daya juang yang tinggi. Narasi itu diamini langsung oleh Mariah Carey. Penyanyi kelahiran Huntington, New York, 27 Maret 1969 itu memang suka bernyanyi.
Hobi bernyanyinya kian serius. Ia jadi sering tampil dari panggung ke panggung. Ia bukan cuma sekedar menjalankan passion bernyanyi, tapi juga butuh uang dari hobinya. Untungnya Mariah punya bakat sekaligus daya juang tinggi dalam mengejar cita-citanya.
Penampilan Mariah Carey dalam konser Premium Music Experience 2025 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jumat malam 3 Oktober. (Dok. OCBC)
Puncaknya, usaha Mimi terbayar lunas kala Sony Music Entertainment menawarkan kontrak. Alhasil, album pertama Mariah Carey yang berjudul sama dengan namanya sukses besar pada 1990. Kesukesaan itu diikuti pula oleh kesuksesan album lainnya. Lagu hitsnya bejibun – dari Vision of Love, My All, Always Be My Baby, hingga Hero.
Dunia pun mulai mengenal Mariah Carey. Permintaan konsernya muncul dari mana-mana. Indonesia pun kebagian kesempatan pada 2003. Namun, baru bisa benar-benar terealisasi pada 2004. Promotor yang mendatangkannya adalah Java Musikindo.
Mimi dipastikan hadir dalam konser yang bertajuk Charmbracelet World Tour 2004 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta pada 15 Februari 2004. Kedatangan Mimi bukan tanpa masalah. Bayarannya Mariah sebagai diva pop besar.
Belum lagi urusan daftar permintaannya yang banyak – dari hal kecil hingga hal unik. Promotornya jelas kerepotan. Mimi membawa serta 43 krunya dengan peralatan seberat 50 ton. Namun, pihak promotor mencoba memahaminya.
Popularitas Mimi memang sedang tinggi. Sekalipun album teranyarnya Charmbracelet (2002) kurang sukses. Satu demi satu permintaannya coba dituruti – dari mobil mewah untuk penjemputan hingga perkara ruang fitnes.
“Namanya diva, tak mengherankan jika seluruh delegasi harus sibuk mengurus 90 koper dan 43 kru dan sederet daftar pantangan Carey ke pangkuan Adrie Subono dan tim Java Musikindo. Nah, ini memang jadi ciri khas mega bintang.”
“Permintaannya bisa dikategorikan dari yang paling sederhana (misalnya pantangan makanan atau minuman) sampai yang aneh-aneh. Maklum, superstar. Permintaan manajemen Mariah Carey beragam. Mereka, misalnya, minta tempat fitnes dibuka malam itu, walau akhirnya Carey tak jadi mengencangkan otot tubuhnya. Belum lagi pesanan alat pemanas di kamar hotel,” ungkap Telni Rusmitantri dalam laporannya di majalah Tempo berjudul Sang Diva dan Daftar Perintahnya (2004).
Sukses Hibur Penonton
Daftar permintaan Mimi boleh ribet. Namun, semua itu sepadan dengan antusias besar penggemarnya di Indonesia. Mereka yang memiliki ikatan emosional dengan lagu-lagu Mimi segera berburu tiket dengan harga cukup mahal.
Pertama, kelas festival Rp500 ribu. Kelas tribun tengah Rp1 juta, dan tribun kiri dan kanan panggung Rp1.350 juta. Semua tiket yang disediakan ludes terjual. Antusias lainnya juga ditunjukkan pada hari Mimi konser. Pesohor negeri banyak yang terlihat di JCC, dari Krisdayanti sampai Titiek Puspa.
Antrian masuk JCC sudah padat sedari pukul 12:00 siang. Padahal, pertunjukan baru dimulai jam 16:10. Alhasil, penantian itu terbayar lunas. Penonton sebanyak 5 ribu orang membuat JCC terasa sesak. Mimi pun muncul dengan lagu pembukanya, Heartbreaker.
Suatu lagu yang kemudian diakhiri dengan komentar Mimi terkait panasnya Jakarta. Kondisi itu kemudian membuat Mimi mengganti pakaian sebanyak enam kali sepanjang konser. Sesuatu yang kadang kala bawa kehebohan karena pakaian yang dikenakan Mimi terlampau seksi.
Lagu-lagu hitsnya mampu membius penonton supaya bernyanyi bersama – dari Without You hingga My All. Penonton tak henti-hentinya menjerit memanggil dan memuja nama Mimi. Kehebohan muncul karena improvisasi vokal Mimi mencapai hingga lima oktaf.
Diva pop dunia, Mariah Carey yang pernah melangsungkan konser di Indonesia pada 2004, 2018, dan 2025. (Wikimedia Commons)
Banyak penonton menyuarakan kecintaan kepada Mimi dengan kata-kata macam i love you yang bersahut-sahutan. Kadang kala ucapan itu dibalas oleh Mimi diakhir lagu: I love you too. Konser Mimi ke Jakarta kemudian membekas bagi segenap penggemarnya.
Pengalaman itu tak mudah dilupakan. Sekalipun kemudian Mimi kembali datang ke Indonesia pada 2018 dan 2025.
“Sepanjang pertunjukan yang berlangsung mulai pukul 16.10 sampai 17.30 WIB itu, Mariah Carey memperlihatkan kemampuannya menyanyi dengan teknik pernapasan perut dan hidung secara bergantian. Ini bukan pekerjaan gampang untuk mendaki nada tinggi sembari bergerak kian kemari, sementara ia harus menjaga agar raut mukanya tetap nyaman dilihat.”
“Lagu Can’t Take That Way, My All, atau Butterfly bisa dibawakannya dengan enteng. Jika penonton begitu bergairah menyaksikan improvisasi vokalnya yang mampu mencapai hingga 5 oktaf, she deserves it! Mencapai oktaf setinggi itu adalah kemampuan Carey yang tak terbantahkan. Dia seperti memiliki sebongkah emas dalam tenggorokannya,” ujar pengamat musik, Denny M.R. dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Emas di Tenggorokan Sang Diva (2004).
