JAKARTA – Kondisi medan yang sulit ditembus jalur darat membuat beberapa daerah terdampak banjir hanya bisa dijangkau melalui perairan.
Di tengah situasi tersebut, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mulai mendistribusikan bantuan logistik melalui jalur laut ke dua wilayah terdampak banjir di Kabupaten Pasaman Barat karena akses darat masih belum memungkinkan untuk dilalui.
Koordinator Pos SAR Pasaman (OSC) Novi Yurandi di Simpang Empat, Minggu, mengatakan bahwa bantuan logistik tersebut dikirim menggunakan Kapal KN SAR 240 Ramawijaya dari Pelabuhan Teluk Bungus Padang menuju Nagari Katiagan dan Maligi.
“Logistik itu merupakan barang dari posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar yang didistribusikan oleh kapal Basarnas karena masih ada warga terdampak yang sulit dijangkau bantuan melalui darat,” ujarnya.
Ia menjelaskan total bantuan yang diangkut mencapai 14,3 ton. Di Nagari Katiagan, Kecamatan Kinali, logistik yang diturunkan antara lain mie instan 200 kardus, air mineral 50 kotak, beras, makanan instan, pakaian layak pakai, perlengkapan kebersihan, hingga susu dan perlengkapan bayi.
Sementara itu, wilayah Maligi di Kecamatan Sasak Ranah Pasisie turut menerima jumlah bantuan yang sama karena masyarakat di daerah tersebut masih sangat terbatas akses kebutuhan dasar akibat banjir.
Data dari posko komando bencana Pasaman Barat di Nagari Katiagan mencatat banjir yang terjadi sejak 24 November 2025 telah menyebabkan ribuan warga terdampak. Di Katiagan saja, 262 jiwa terpaksa mengungsi dan lebih dari 4.800 jiwa terdampak.
Di Nagari Maligi, banjir mengakibatkan satu warga terluka, lebih dari 7.000 jiwa terdampak, empat rumah rusak sedang, dan satu jembatan mengalami kerusakan.
Secara keseluruhan, hingga Sabtu (6/12) malam, banjir dan longsor di wilayah Pasaman Barat telah menyebabkan empat orang meninggal dunia, tiga orang dilaporkan hilang, lima warga terluka, serta 4.365 jiwa harus mengungsi. Total warga terdampak bencana mencapai lebih dari 55 ribu jiwa.
Selain merendam permukiman, bencana ini juga menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan infrastruktur, mulai dari rumah warga, sekolah, tempat ibadah, hingga jembatan dan ruas jalan. Lahan pertanian seluas lebih dari 900 hektare ikut terdampak.
