Akhir dari Konferensi Meja Bundar

2 November 2022, 6:46

Konferensi Meja Bundar yang berakhir pada tanggal 2 November 1949. (https://bit.ly/3VSfvLy)

Elshinta.com – Konferensi Meja Bundar (KMB) berlangsung tanggal 23 Agustus – 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Pada 2 November 1949, sidang penutup Konferensi Meja Bundar dibuka di De Ridderzaal oleh Perdana Menteri Belanda Dr. Willem Drees.

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda. Persengketaan yang dibawa ke konferensi di antaranya yaitu masalah utang Belanda hingga masalah Irian Barat.Jika terjadi kesepakatan akan tiga hal tersebut, Belanda akan mengakui kedaulatan atas Indonesia pada Republik Indonesia Serikat.

Tujuan Konferensi Meja Bundar

Tujuan Konferensi Meja Bundar atau KMB yaitu untuk menyelesaikan persengketaan Indonesia-Belanda untuk mencapai kesepakatan antara peserta tentang cara pengakuan kedaulatan penuh dan tanpa syarat pada Republik Indonesia serikat.Persengketaan yang dibahas delegasi ke Konferensi Meja Bundar dikutip dari buku Kronik Revolusi Indonesia Jilid V oleh Pramoedya Ananta Toer yaitu:

Penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada Republik Indonesia Serikat
Pembentukan Uni Indonesia-Belanda
Persetujuan keuangan dan ekonomi antara anggota-anggota Uni
Penarikan tentara Belanda dari Indonesia dan pembentukan satu tentara
Kedudukan New Guinea

Isi pokok persetujuan Konferensi Meja Bundar

Beberapa isi persetujuan KMB di antaranya yaitu:

Pengakuan kedaulatan atas Republik Indonesia (RI) dilaksanakan oleh Belanda selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
Pembentukan negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berkewajiban menanggung utang Hindia Belanda (HB) sebesar 4,3 miliar gulden.
Penyerahan kedaulatan atas wilayah bekas Hindia Belanda kepada Indonesia akan dilakukan oleh Belanda pada 27 Desember 1949, terkecuali kedaulatan atas Irian Barat yang akan ditentukan kemudian, berarti tetap berada dalam kekuasaan Belanda.
Penarikan mundur pasukan Belanda dari Indonesia dan pembubaran KNIL. Eks anggota KNIL dapat masuk APRIS.
Masalah Irian akan diselesaikan dalam waktu setahun setelah pengakuan kedaulatan.
Kerajaan Belanda dan RIS membentuk Uni Indonesia-Belanda.

Dampak Konferensi Meja Bundar

Dampak Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia di antaranya yaitu:

Indonesia mengakui dan harus membayar utang sebesar 4,3 miliar gulden sebagai harga penyerahan kedaulatan setelah perundingan cakupan utang sebelum kedaulatan.
Adanya ikatan Uni dalam Indonesia – Belanda yang kemudian menjadi perdebatan di antara pejabat Indonesia. Moh. Hatta menerangkan, Uni hanya sebagai lambang, dengan Ratu Belanda hanya memiliki kekedudukan seremonial. Uni setelah KMB merupakan forum kerja sama, bukan superstaat (negara di atas negara). Sementara itu, di perjanjian Linggarjati disebutkan bahwa keputusan Uni diambil ‘atas nama Ratu’.
Irian Barat menjadi daerah sengketa setelah penyerahan kedaulatan atas Indonesia oleh pemerintah Belanda pada Republik Indonesia Serikat pada 27 Desember 1949. Alasan penundaan kedaulatan di Irian Barat di antaranya yaitu Indonesia dan Belanda sama-sama ingin mendapatkan Irian Barat sesuai kepentingan nasional masing-masing. Sementara itu, dokumen KMB terkait sengketa Irian Barat bersifat umum dengan niat agar lebih mudah mencapai kompromi. Alih-alih, hal tersebut menjadi sumber ketegangan Indonesia-Belanda karena memungkinkan perbedaan penafsiran pada dokumen tersebut.
Upacara penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Indonesia dilaksanakan serentak di Indonesia dan Belanda pada 27 Desember 1949.

Sumber: detik.com

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi