Airlangga Ungkap Alasan Pemerintah Beli 50 Pesawat Boeing

Airlangga Ungkap Alasan Pemerintah Beli 50 Pesawat Boeing

Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menjelaskan alasan di balik rencana Pemerintah Indonesia membeli pesawat Boeing dari Amerika Serikat (AS).

Airlangga mengatakan, pembelian pesawat Boeing senilai US$ 3,2 miliar ini diperlukan karena untuk mendorong peningkatan logistik interkoneksi antar pulau.

“Interkoneksi antar pulau kita memerlukan banyak pesawat dan salah satu yang bisa sediakan adalah dari Boeing, serta kargo juga bisa berjalan,” ungkap Menko Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/7/2025).

Seperti diketahui, pembelian 50 unit pesawat Boeing merupakan bagian kesepakatan dalam tarif resiprokal AS diturunkan menjadi 19%. Pesawat Boeing nantinya akan menjadi milik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Airlangga menambahkan, perdagangan ini akan diikuti investasi, layanan dan jasa keuangan. Diketahui Indonesia juga akan membeli produk agrikultur senilai US$ 4,5 miliar dan produk energi senilai US$ 15 miliar dari AS.

Sebelumnya, Airlangga mengungkapkan, proses pembelian pesawat Boeing oleh Garuda Indonesia masih dalam negosiasi bisnis secara business to business atau b to b. Belum ada kesepakatan yang tercapai antara kedua belah pihak.

Sementara, Sekretaris Perusahaan Garuda Indonesia (GIAA) Cahyadi Indrananto menyampaikan, Garuda Indonesia dan Boeing masih melakukan komunikasi secara intensif. Pembahasan detail dilanjutkan mengenai kebutuhan armada yang sesuai dengan pangsa pasar Garuda di Indonesia.

“Pembahasan lebih komprehensif terkait detail kebutuhan armada yang sesuai dengan pangsa pasar, termasuk terkait dengan waktu delivery pesawat. Dan juga mempertimbangkan dari sisi kesiapan Boeing untuk menyediakan tipe pesawat yang dibutuhkan oleh Garuda,” kata Cahyadi dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Jumat (25/7/2025).

Cahyadi menyebutkan, rencana pembelian pesawat Boeing tersebut merupakan salah satu langkah strategis jangka panjang Garuda Indonesia dalam upaya penyehatan keuangan.

Garuda melakukan transformasi bisnis dengan penguatan armada dan optimalisasi jaringan penerbangan dalam 5 (lima) tahun ke depan.

Adapun terkait sumber pendanaan pembelian pesawat tertuang dalam rancangan restrukturisasi dalam rangka penyehatan Garuda Indonesia yang telah disetujui oleh menteri badan usaha milik negara.

Sebelumnya, hal ini juga telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto pada 23 Juni 2025, serta rapat umum pemegang saham luar biasa perseroan pada 30 Juni 2025.

“Selain itu, perseroan juga secara paralel tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak pemberi dana potensial,” ucap Cahyadi.