Jombang (beritajatim.com) – Siang itu, langit Jombang tampak cerah seakan ikut mengantar syukur yang membumbung tinggi dari halaman Pendopo Kabupaten. Selasa (17/6/2025), deretan bus tiba satu per satu membawa para jemaah haji Kloter 18 dari Tanah Suci. Suasana haru pun tak terhindarkan—pelukan, air mata, senyuman penuh rindu, dan lantunan syukur berbaur menjadi satu dalam kepulangan yang penuh makna.
Di bawah naungan pendopo yang megah, Bupati Jombang Warsubi berdiri menyambut mereka dengan wajah teduh dan senyum hangat. Di sampingnya, sang istri yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Yuliati Nugrahani, Wakil Bupati Salmanudin beserta istrinya Ning Ema Erfina, serta jajaran Forkopimda dan Ketua Dharma Wanita Persatuan Lilik Agus Purnomo ikut larut dalam suasana syahdu itu.
“Alhamdulillah, panjenengan semua telah kembali dengan selamat setelah menunaikan Rukun Islam kelima,” ucap Bupati Warsubi, suaranya terdengar tenang namun penuh getar makna. “Kami merasa bersyukur dan berbahagia. Mudah-mudahan semuanya menjadi haji dan hajjah yang mabrur.”
Tapi tidak semua jemaah dapat kembali ke tanah kelahiran. Di tengah kegembiraan, kepulangan ini juga membawa duka. Seorang jemaah, H. Imam Sucitro, wafat di tanah suci. Bupati menyampaikan duka cita dengan penuh empati, menyebut nama almarhum dalam doanya.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga almarhum husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, dan keluarganya diberi kesabaran,” ujarnya, menundukkan kepala, disusul hening sejenak di antara para hadirin.
Ibadah haji, kata Bupati, bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi sebuah perjuangan lahir batin yang tak ringan. Banyak hal yang dikorbankan, banyak rintangan yang dilalui, namun semuanya menjadi jalan menuju kedekatan dengan Sang Pencipta. Ia pun berpesan agar semangat ibadah yang telah tumbuh selama berhaji tidak padam setiba di kampung halaman.
“Semoga setelah kembali dari haji ini, semangat ibadah tetap terjaga, dan panjenengan semua menjadi teladan di tengah masyarakat. Pulangnya panjenengan membawa keberkahan, tidak hanya untuk keluarga, tapi juga untuk tetangga dan lingkungan,” tambahnya.
Acara kemudian ditutup dengan doa bersama. Tangan-tangan menengadah ke langit, mulut-mulut berbisik lirih memanjatkan harapan. Semoga ibadah para haji diterima, semoga langkah mereka menjadi cahaya bagi Jombang, dan semoga rindu yang pernah dititipkan di Tanah Suci kini berbalas dengan berkah yang mengalir di bumi sendiri.
Sebuah kepulangan yang bukan sekadar kembali dari perjalanan panjang—melainkan juga kembali membawa cahaya iman yang lebih terang. [suf]
