Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai perbedaan arah dukungan antara partai-partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) di sejumlah wilayah pada Pilkada serentak suatu hal wajar.
Menurut AHY, pilkada memiliki dinamikanya masing-masing sehingga setiap partai bisa mengambil keputusan yang berbeda. Namun, dia memastikan semua partai di KIM saling menghormati dan berkomunikasi.
“Nah, ada tempat-tempat yang enggak bareng, iya itu mungkin kita lihat realitas politik hari ini dan sampai kapanpun ya begitu. Jadi, itu sesuatu yang wajar,” kata AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Rabu (10/7) malam.
Pernyataan itu disampaikan AHY sekaligus merespons peluang KIM bakal berbeda dukungan di Pilgub Banten. Golkar sampai saat ini masih kukuh mendukung kadernya, Airin Rachmi Diany. Sedangkan Gerindra akan mendukung pasangan Andra Soni.
AHY pada kesempatan itu belum mau berbicara soal arah Demokrat di Pilgub Banten. Namun, dia berharap perbedaan sikap politik di daerah, termasuk Banten, di antara KIM tak dibesar-besarkan.
“Mudah-mudahan tidak di blow up menjadi sesuatu yang seolah-olah KIM tidak kompak, KIM tidak kokoh, mudah-mudahan tidak dibawa terlalu jauh karena kan sekali lagi kami berkomunikasi dengan baik dan saling menghormati satu sama lain,” katanya.
Hingga kini Andra-Dimyati pada Pilgub Banten yang telah diusung Gerindra dan PKS, juga telah didukung NasDem, PAN, PSI, hingga PPP. Dari partai-partai itu, Gerindra, PAN, PSI, merupakan anggota KIM.
Sedangkan, Golkar menyatakan bakal tetap mengusung kadernya, Airin Rachmi pada Pilgub Banten.
Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yakin partainya bisa menang melawan dominasi Golkar di Pilgub Banten 2024.
“Pendatang baru memberanikan diri untuk tampil dan insya Allah bisa menang,” kata Riza di Political Show CNN Indonesia TV, Selasa (9/7).
Riza wajar jika banyak pihak yang membandingkan elektabilitas Gerindra dengan Golkar di Banten. Ia juga mengakui Golkar mendominasi Banten dalam jangka waktu yang lama.
Namun, Riza berpendapat hal itu tidak menutup kemungkinan bagi Gerindra untuk menggantikan posisi Golkar.
Dia pun mengungkit contoh pendatang baru yang bisa menang pemilu. Salah satunya, saat Joko Widodo (Jokowi) maju di Pilgub DKI Jakarta 2021.
“Kita lihat dulu di beberapa daerah, survei nya kecil, pendatang baru, termasuk pak Jokowi juga bisa menang,” ujarnya.
Menurutnya, elektabilitas Gerindra di Banten belakangan terus membaik. Riza menuturkan hal ini jadi pertanda baik.
“Kalau selama ini Golkar menang di Banten, masa Gerindra enggak boleh menang juga? Itu biasa,” katanya.
Perbedaan sikap antara Gerindra dan Golkar tidak hanya terjadi di Banten. Keduanya juga berbeda arah dukungan di Pilgub Jawa Barat.
Golkar menjagokan Ridwan Kamil, Sementara Gerindra ingin mengusung Dedi Mulyadi. Padahal, di Pilpres 2024, kedua partai tersebut satu koalisi, yakni Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
(yla/thr/tsa)
[Gambas:Video CNN]