Sydney –
Pahlawan penembakan Pantai Bondi, Ahmed al Ahmed, mengenang momen ngopi santainya berubah mencekam gara-gara penembakan di Pantai Bondi, Australia. Ahmed pun dengan nekat merebut senjata pelaku penembakan massal itu.
Dilansir AFP, Senin (29/12/2025), Ahmed sedang berada di pantai untuk minum kopi saat penembakan terjadi pada 14 Desember lalu. Ahmed, yang merupakan penjual buah, kemudian bersembunyi di balik mobil yang sedang parkir.
Dia lalu berjalan perlahan dan merebut senjata dari salah satu pelaku. Ahmed mengatakan dirinya hanya berpikir bagaimana cara menghentikan penembakan tersebut.
“Target saya hanyalah untuk merebut pistol darinya, dan untuk menghentikannya dari membunuh nyawa manusia dan bukan membunuh orang-orang yang tidak bersalah,” katanya kepada CBS News dalam sebuah wawancara yang ditayangkan hari ini.
“Saya tahu saya telah menyelamatkan banyak orang, tetapi saya merasa sedih atas kehilangan yang terjadi,” sambung Ahmed.
Ahmed terkena beberapa tembakan di bahunya saat berupaya merebut senjata dari salah satu penembak. Dia harus menjalani beberapa kali operasi untuk memulihkan kondisinya.
Ahmed bercerita momen dirinya melompat ke punggung penembak itu lalu memegangnya dengan tangan kanannya dan berkata ‘Jatuhkan senjatamu, hentikan apa yang kau lakukan’. Dia mengaku tak sanggup melihat orang-orang terbunuh di depannya.
“Saya tidak ingin melihat orang terbunuh di depan saya, saya tidak ingin melihat darah, saya tidak ingin mendengar suara senjatanya, saya tidak ingin melihat orang berteriak dan memohon, meminta bantuan,” kata Ahmed kepada stasiun televisi tersebut.
Ahmed sendiri merupakan ayah dari dua anak. Dia pindah ke Australia dari Suriah pada tahun 2007. Paman Ahmed, Mohammed, mengaku bangga dengan tindakan ponakannya itu.
“Tindakannya adalah sumber kebanggaan bagi kami dan bagi Suriah,” kata Mohammed yang merupakan petani di kampung halaman Ahmed.
Pemerintah Australia telah mempercepat proses dan memberikan sejumlah visa untuk keluarga Ahmed. PM Australia Anthony Albanese menyebut Ahmed sebagai pahlawan.
“Ahmed telah menunjukkan keberanian dan nilai-nilai yang kita inginkan di Australia,” kata Menteri Dalam Negeri Tony Burke dalam sebuah pernyataan.
Penembakan itu dilakukan oleh ayah dan anak, Sajid dan Naveed Akram. Mereka menargetkan acara Hanukkah di Pantai Bondi, Sydney.
Penembakan itu menyebabkan 15 orang tewas dan melukai puluhan lainnya. Pihak berwenang menyebut peristiwa itu sebagai serangan teroris anti-Semit.
Sajid (50) tewas ditembak oleh polisi yang berupaya menghentikan serangan tersebut. Warga negara India ini memasuki Australia dengan visa pada tahun 1998.
Putranya yang berusia 24 tahun, Naveed, warga negara Australia kelahiran Australia, masih ditahan atas tuduhan termasuk terorisme dan 15 pembunuhan. Naveed juga didakwa melakukan ‘tindakan teroris’ dan menanam bom dengan maksud untuk melukai. Dia belum memberikan pernyataan pembelaan.
Tonton juga video “Perebut Senjata Penembak di Bondi Dapat Rp 41 M: Apa Saya Pantas?”
Halaman 2 dari 3
(haf/imk)
