agama: Hindu

  • Tokoh Lintas Agama Banten Gagas Festival Budaya untuk Penguatan Toleransi

    Tokoh Lintas Agama Banten Gagas Festival Budaya untuk Penguatan Toleransi

    Jakarta

    Tokoh lintas agama dari Kota Serang, Banten menggagas upaya pemajuan kebudayaan demi penguatan toleransi antarumat beragama. Upaya pemajuan itu diharapkan membantu pembangunan kebudayaan lokal dan memberikan manfaat pertumbuhan ekonomi di daerah.

    Unsur tokoh agama ini hadir di kelompok diskusi terarah yang digagas oleh Bintang Sembilan Wali (Biwali) di Kebun Kebangsaan Waladun Sholeh di Kota Serang dengan tema ‘Konsep Pemuka Agama dalam Rangka Mewujudkan Program Unggulan Toleransi Beragama dan Budaya dalam Upaya Pembangunan Daerah di Kota Serang’, Sabtu (21/12/2024).

    Hadir tokoh lintas agama yaitu KH Matin Syarkowi, Pendeta Benny Halim, I Putu Gita, Sriwahyuni, Hilarius dan JS Gouw Keng Yu alias Asiong. Keenamnya adalah tokoh dari perwakilan umat Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik, dan Konghucu.

    Matin Syarkowi mengatakan bahwa tokoh lintas agama bisa sama-sama berkontribusi pada proses pemajuan kebudayaan di Kota Serang. Ini juga bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat misalnya dengan membuat festival kebudayaan bersama-sama.

    “Ini bisa jadi perekat persatuan, bagaimana menyampaikan pesan membangun Kota Serang dengan kedamaian, terbuka,” ujarnya.

    Menurutnya, setiap agama mengajarkan agar saling toleransi dan menghormati satu sama lain. Pengembangan kebudayaan bisa menjadi perekat dan pemersatu antar lintas agama.

    “Ayo kita kembangkan sebagai pemersatu, saya ingin Kota Serang hidup sehingga aspek ekonominya bisa berputar. Kebermanfaatan untuk umat, yang belum berkesempatan kita gotong untuk berkesempatan,” ujarnya.

    Pendeta Benny Halim menambahkan, agenda pembangunan kebudayaan di Kota Serang katanya bisa menjadi awal untuk sinergi membangun daerah. Perlu ada kerja sama antar lintas iman agar terjalin semangat membangun Banten.

    Umat Kristen juga katanya menyambut baik jika ke depan ada pagelaran atau festival budaya yang menyatukan kekhasan masing-masing. Hal yang sifatnya positif, menurut Benny harus didukung demi kemajuan daerah.

    “Titik kemajuan ini jadi penting bagi masyarakat, bangsa. Ini melalui budaya lintas iman, kami menyambut baik,” paparnya.

    Sementara, Asiong dari perwakilan Konghucu menambahkan, ada barongsai, liong hingga wushu yang bisa ditampilkan dalam festival kebudayaan lintas agama. Tradisi kebudayaan itu bisa jadi alat komunikasi kerukunan umat beragama.

    “Sehingga terjadi komunikasi dan kerukunan umat beragama. dari situ tercipta persatuan yang kuat, Pancasila kuat,”tambahnya.

    Hasil dari diskusi terarah ini sendiri akan disampaikan ke pemerintah baik itu Pemkot Serang maupun Provinsi Banten. Harapannya kerukunan umat beragama di Kota Serang semakin kuat.

    “Harapan kita seperti itu, saya ingin segera ke pemda dan juga lembaga-lembaga tertentu,” tambah KH Matin.

    (bri/rfs)

  • Kaleidoskop News 2024: Penangkapan Ibra Azhari, Demo Peringatan Darurat, hingga Polemik Miftah Maulana – Page 3

    Kaleidoskop News 2024: Penangkapan Ibra Azhari, Demo Peringatan Darurat, hingga Polemik Miftah Maulana – Page 3

    Berita terpopuler pada Juni 2024 menghadirkan tentang ritual suci, pemulihan alam, dan heningnya Gunung Bromo. Selama empat hari, Bromo ditutup sementara untuk kembali ke akar tradisi dan konservasi, menghadirkan momen sakral sekaligus tanggung jawab ekologis.

    Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) resmi mengumumkan penutupan total kawasan wisata Gunung Bromo untuk aktivitas wisatawan. Penutupan ini berlaku mulai Jumat, 21 Juni 2024, pukul 00.00 WIB, hingga Senin, 24 Juni 2024, pukul 24.00 WIB.

    Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani, menjelaskan penutupan ini dilakukan dalam rangka mendukung pelaksanaan ritual Yadnya Kasada serta pemulihan ekosistem di kawasan Gunung Bromo.

    “Kawasan taman nasional ditutup total pada 21-24 Juni 2024. Pada 21-22 Juni, penutupan khusus untuk peringatan Yadnya Kasada. Kemudian pada 23-24 Juni, kawasan hanya dibuka untuk kegiatan pembersihan lingkungan oleh masyarakat dan petugas,” ujar Septi, dikutip dari Antara, Senin (17/6/2024).

    TPenutupan ini memperhatikan dua surat penting dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Surat Ketua PHDI Kabupaten Pasuruan dan Surat Edaran Ketua PHDI Kabupaten Probolinggo mengatur pelaksanaan upacara Yadnya Kasada pada 21-22 Juni 2024.

    Septi menegaskan bahwa selama ritual berlangsung, kawasan hanya akan dibuka untuk masyarakat yang hendak mengikuti prosesi Yadnya Kasada.

    Selengkapnya baca di sini

     

    Sedangkan dari Pilkada 2024, berita tentang Anies Baswedan masih menduduki puncak di bulan Juni 2024. Yang mana Ketua DPW Partai Nasdem, Wibi Andrino, mengaku terkejut saat mendapat kabar bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DKI Jakarta berencana mendukung Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta 2024. Informasi itu disampaikan langsung oleh Ketua DPD PDIP Jakarta melalui sambungan telepon.

    “Ketua DPD PDIP Jakarta telepon saya, bilang ‘kayaknya kita mendukung Pak Anies.’ Wow, saya kaget,” ujar Wibi saat menghadiri acara di Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (23/6/2024).

    Meskipun sempat terkejut, Wibi menyatakan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan keputusan tersebut.

    “Kita agak kaget teman-teman di DPD PDIP Perjuangan mengusung Pak Anies. Ada apa nih? Tapi ya biarkan saja,” lanjutnya.

    Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni, turut angkat bicara terkait potensi kandidat dalam Pilkada Jakarta 2024. Menurutnya, apabila pertarungan terjadi antara Anies Baswedan dan Ridwan Kamil, ia lebih yakin Anies akan keluar sebagai pemenang.

    “Kalau diadu, saya megang Anies,” kata Sahroni percaya diri.

    Selengkapnya baca di sini.

  • Perang Saudara Tetangga RI Makin Kacau, Negeri Bollywood Kena Batunya

    Perang Saudara Tetangga RI Makin Kacau, Negeri Bollywood Kena Batunya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok militan India yang berlindung di Myanmar dan bertempur dalam perang saudara di negara itu telah kembali ke Negeri Bollywood. Hal ini terjadi setelah situasi di Myanmar terus bereskalasi dan kacau.

    Dalam laporan Reuters, para militan India itu sebelumnya pernah terlibat perang etnis antara suku Meitei, yang dominan dan sebagian besar beragama Hindu, dan suku Kuki yang sebagian besar beragama Kristen. Sejak Mei 2023, sekitar 260 orang tewas dalam pertempuran itu dan lebih dari 60.000 orang mengungsi.

    Setelah kondisi di Myanmar makin memanas, para milisi yang mengungsi mulai kembali ke wilayah Manipur, India. Sembilan perwira militer dan polisi India mengatakan militan yang bersaing telah menyeberangi perbatasan dengan senjata berat.

    “Para pejuang dilengkapi dengan senjata yang lebih canggih, termasuk peluncur roket, dan 20 orang tewas dalam pertempuran pada bulan November saja,” ungkapnya.

    Eskalasi tersebut disertai dengan peningkatan kejahatan. Ini utamanya terkait pemerasan dan perdagangan narkoba ilegal, yang digunakan untuk mendanai logistik peperangan dan operasi faksi-faksi yang bertikai.

    “Para pemberontak yang telah kami kendalikan sekitar 10 tahun lalu kembali mendapatkan relevansi,” kata Yumnam Joykumar Singh, mantan kepala polisi Manipur, yang juga pernah menjadi wakil kepala menteri negara bagian tersebut.

    “Beberapa dari mereka kembali dari Myanmar, beberapa sudah datang,” tambah Singh.

    Sebagai tanggapan, pemerintah federal mengumumkan akan mengerahkan 10.000 tentara lagi di Manipur. Ini membuat jumlah total pasukan menjadi hampir 67.000 personel, di samping 30.000 pasukan polisi.

    Manipur adalah wilayah hutan berbukit yang dihuni 3,2 juta orang di Timur Laut India, yang berbatasan dengan Myanmar.

    Pertempuran di sana dipicu tahun lalu oleh perintah pengadilan yang mengusulkan pemberian tunjangan pemerintah yang sama kepada suku Meitei dan Kuki. Padahal, suku Meitei tinggal di wilayah lembah Imphal yang makmur di negara bagian itu, sementara suku Kuki tinggal di perbukitan yang lebih miskin.

    Pasukan keamanan telah menjaga zona penyangga antara kedua kelompok untuk mencoba membatasi kekerasan. Apalagi, negara bagian ini memiliki sejarah pemberontakan dan dalam beberapa dekade terakhir.

    Petugas keamanan juga mengatakan kelompok Meitei telah bertempur di pihak junta yang berkuasa dalam perang saudara Myanmar. Diperkirakan 2.000 kader mereka telah berkemah di wilayah Sagaing Myanmar, tepat di seberang perbatasan dari Manipur, hingga Desember.

    “Mereka telah memerangi pemberontak anti-junta seperti Pasukan Pertahanan Rakyat Kalay (PDF-K) dan Tentara Nasional Kuki Burma di wilayah Sagaing, Kachin, dan Chin di Myanmar utara,” kata petugas keamanan dan pemimpin suku India.

    Sementara itu, suku Kuki mendapat dukungan dari pemberontak Kachin dan telah membeli senjata dari negara bagian Wa yang semi-otonom di Myanmar, menurut tiga petugas India, beberapa pemimpin suku, dan sumber PDF-K di Myanmar.

    “Beberapa kelompok Meitei telah beroperasi dari kamp-kamp di Myanmar dengan dukungan militer, tetapi sekarang tersebar di sepanjang perbatasan dan kembali ke Manipur,” kata Sui Khar, wakil ketua Front Nasional Chin, kelompok pemberontak anti-junta Myanmar yang beroperasi di negara bagian Chin.

    “Mereka bekerja sama erat dengan tentara Burma dalam operasi melawan kami,” katanya kepada Reuters melalui panggilan telepon.

    Perwira militer dan polisi India mengatakan sulit untuk menilai jumlah militan yang telah kembali ke Manipur.

    Namun, lebih dari 100 pemberontak Meitei ditangkap di Manipur tahun lalu dan lebih dari 200 tahun ini. Di sisi lain, sekitar 50 pemberontak Kuki ditangkap dalam periode yang sama.

    “Manipur adalah masalah, dan sekarang Anda juga menghadapi masalah Myanmar,” kata kepala Angkatan Darat India Jenderal Upendra Dwivedi pada bulan Oktober. “Garis pertempuran makin mengeras”.

    (luc/luc)

  • Kunci Jawaban Kelas 4 SD Tema 5 Halaman 111, 112, 113

    Kunci Jawaban Kelas 4 SD Tema 5 Halaman 111, 112, 113

    Kunci Jawaban Kelas 4 SD Tema 5 Halaman 111 112 113 Buku Tematik Subtema 3 Pembelajaran 3

    TRIBUNJATENG.COM –Beriut kunci jawaban kelas 4 SD tema 5 halaman 111 112 dan 113 , Subtema 3 Pembelajaran 3.

    .. kunci jawaban halaman 111

    Masih ingatkah kamu dengan perjuangan para tokoh pada masa kerajaan Hindu, Buddha, Islam, dan masa penjajahan? Bagaimana sikap kepahlawanan yang mereka miliki?

    Bagaimana pengaruh sikap kepahlawanan mereka terhadap masyarakat di sekitarmu? Ayo, kita buat urutan atau lini masa perjuangan dan sikap kepahlawanan mereka!

    Jawaban:

    Masa Hindu

    – Raja Purnawarman

    – Sikap kepahlawanan: Mencintai rakyat, berani melawan perompak.

    Masa Budha

    – Raja Balaputradewa

    – Sikap kepahlawanan:

    1. Membangun armada yang kuat

    2. Membangun ekonomi Sriwijaya

    Masa Islam

    Sultan Hasanudin

    Sikap kepahlawanan:

    1. Berani dan gigih melawan Belanda

    2. Arif dan bijaksana

    Masa Penjajahan

    Ir.Soekarno

    Sikap kepahlawanan:

    1. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat

    2. Berani dan re;a berkorban demi negara

    Apa yang dapat kamu temukan tentang sikap kepahlawanan dari masa ke masa?

    Jawaban:

    Sikap kepahlawanan memiliki perbedaan, bergantung pada tantangan yang dihadapi.

    Apakah ada persamaan dan perbedaannya?

    Jawaban:

    – Persamaan: berani melawan penjajah.

    – Perbedaan: memiliki kebijakan yang berbeda.

    Kunci Jawaban Halaman 112

    Isilah tabel berikut.

    Yang aku ketahui tentang sikap kepahlawanan dari penjaga pintu perlintasan kereta api

    Jawaban:

    Sikap kepahlawanan dari penjaga kereta api adalah bekerja demi keselamatan pengendara yang melintas rel kereta api.

    Yang ingin aku ketahui lebih lanjut tentang sikap kepahlawanan dari penjaga pintu perlintasan kereta api

    Jawaban:

    Sikap kepahlawanan yang bisa dicontoh dari penjaga rel kereta api.

    Untuk menambah pengetahuanmu tentang sikap kepahlawanan dari penjaga pintu kereta api, bacalah teks berikut dalam hati!

    Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

    Gimin tinggal di Desa Lemah Abang, Karawang. Pekerjaannya sangat mulia. Banyak orang yang telah ia selamatkan. Namun demikian, banyak orang yang tidak peduli terhadap pekerjaan yang ia lakukan.

    Tidak ada ucapan terima kasih yang diberikan kepadanya. Pendapatannya sangat kecil dan tentunya kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

    Jam istirahatnya tidak menentu. Bahkan suatu saat, ia tidak bisa menikmati makan siangnya karena tiba-tiba ada pekerjaan yang harus ia lakukan.

    Hari raya pun terkadang ia harus masuk bekerja. Namun, Gimin tetap berusaha untuk bekerja sepenuh hati. Gimin sangat mencintai pekerjaannya. Ia sudah melakukan pekerjaannya hampir 30 tahun lamanya.

    Apa sebenarnya pekerjaan Gimin? Mengapa ia sangat senang dengan pekerjaannya? Gimin adalah seorang penjaga pintu perlintasan kereta api.

    Ia sangat bangga dengan pekerjaan yang ia lakukan karena ia bisa menyelamatkan banyak orang, mulai dari pejalan kaki, pengguna sepeda motor, penumpang mobil atau pengguna kendaraan lainnya.

    Panas terik atau guyuran air hujan tidak pernah ia pedulikan. Begitu juga dengan suara bising kendaraan. Ia tidak pernah terganggu dengan semua itu. Bahkan, umpatan dari mereka yang marah karena Gimin menutup pintu rel pun ia abaikan.

    Di dalam pikirannya yang ada hanyalah usaha untuk menyelamatkan orang-orang.

    Kunci Jawaban Halaman 113

    Menjadi penjaga pintu perlintasan kereta api yang bertanggung jawab adalah salah satu cerminan sikap kepahlawanan.

    Jawablah rasa ingin tahumu pada kolom sebelah kanan tabel.

    Kamu dapat mengisinya berdasarkan teks yang sudah kamu baca atau berdasarkan hasil diskusimu dengan teman kelompokmu serta jawaban dari gurumu.

    Tulislah semua informasi yang ada pada tempat yang sudah disediakan.

    Jawaban:

    1. Gimin memiliki pekerjaan yang sangat mulia yakni sebagai penjaga pintu rel kereta api.

    Ia bertugas menyelamatkan banyak orang, mulai dari pejalan kaki, pengguna sepeda motor, penumpang mobil atau pengguna kendaraan lainnya.

    2. Jika tidak ada orang yang menjaga rel kereta api, seperti Pak Gimin, maka keadaan lalu lintas akan kacau dan mungkin sering terjadi kecelakaan.

    3. Sikap kepahlawanan yang ditunjukkan oleh Pak Gimin adalah bekerja keras dan pantang menyerah.

    4. Pak Gimin bekerja demi keselamatan para pengguna jalan yang melintasi rel kereta api.

    Ia tidak peduli dengan panas terik, hujan dan suara bising kendaraan.

    Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017 Kelas 4 SD Tema 5 memiliki judul Pahlawanku.

    Kemudian, Subtema 3 Buku Tematik berjudul Sikap Kepahlawanan.

    Sebelum melihat kunci jawaban Buku Tematik, siswa dapat terlebih dahulu memahami soal kemudian menjawabnya sendiri.

    Kunci jawaban pada artikel ini digunakan sebagai panduan oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.

    *) Disclaimer: Kunci jawaban di atas hanya sebagai panduan bagi orang tua. Tribunnews.com tidak bertanggung jawab atas kesalahan jawaban.

    Sebagian dari soal di atas merupakan pertanyaan terbuka. Artinya, ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

  • Sejarah dan Keunikan di Balik Candi Cetho Kabupaten Karanganyar

    Sejarah dan Keunikan di Balik Candi Cetho Kabupaten Karanganyar

    Di setiap teras, terdapat arca dan relief yang menggambarkan cerita-cerita dari mitologi Hindu, termasuk kisah Mahabharata dan Ramayana. Salah satu relief paling menarik adalah relief berupa lingga dan yoni, simbol kesuburan yang juga menjadi ciri khas candi Hindu.

    Candi Cetho tidak lepas dari kontroversi. Selama proses restorasi yang dilakukan pada abad ke-20, beberapa bagian candi didesain ulang sehingga menimbulkan perdebatan di kalangan arkeolog.

    Meski begitu, candi ini tetap menjadi situs budaya yang sangat penting, tidak hanya bagi pemeluk Hindu, tetapi juga bagi masyarakat Jawa yang masih melestarikan tradisi kejawen. Hingga kini, Candi Cetho kerap digunakan untuk upacara adat, seperti ritual Tirta Yatra” dan berbagai kegiatan spiritual lainnya.

    Keindahan dan nilai sejarah Candi Cetho tidak hanya terletak pada bangunan candi itu sendiri, tetapi juga pada lokasinya yang dikelilingi oleh panorama alam pegunungan yang asri. Pemandangan hamparan perkebunan teh dan udara sejuk di sekitar candi membuat pengalaman berkunjung ke tempat ini semakin istimewa.

    Candi Cetho menjadi bukti nyata keberagaman budaya dan agama yang pernah berkembang di Indonesia, sekaligus menjadi pengingat akan kekayaan sejarah yang harus terus dijaga.

    Dengan mengunjungi Candi Cetho, kita diajak untuk merenungkan perjalanan panjang peradaban Nusantara dan menghargai warisan leluhur yang telah memberikan warna pada identitas bangsa ini.

     

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • PKB usulkan Gus Dur jadi pahlawan nasional

    PKB usulkan Gus Dur jadi pahlawan nasional

    “Walaupun sebenarnya dalam hati kami, termasuk saya, Gus Dur sudah merupakan pahlawan nasional,”

    Jakarta (ANTARA) – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusulkan Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur untuk menjadi pahlawan nasional.

    Dalam acara Silaturahim Kebangsaan di Jakarta, Jumat (13/12), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menilai Gus Dur telah memperjuangkan kebhinnekaan, keragaman, persaudaraan, kemanusiaan, serta persatuan Indonesia dan sekarang masyarakat Indonesia menikmati berbagai keadaan tersebut yang merupakan hasil jerih payah dan pengorbanan Gus Dur untuk bangsa Indonesia.

    “Maka saatnya di tempat ini pula, saya dengan berani dan kami semua menginisiasi untuk mengusulkan Gus Dur menjadi pahlawan nasional. Semoga tidak lama lagi terwujud bagi bangsa kita,” ucap Cak Imin, seperti dikutip dari keterangan di Jakarta, Sabtu.

    Meskipun Gus Dur tidak membutuhkan gelar pahlawan nasional, kata dia, tetapi bangsa Indonesia membutuhkan sosok Gus Dur untuk terus menjadi inspirasi dan semangat guna meneruskan dan membawa cita-cita Gus Dur, yaitu perdamaian dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Dirinya bersama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB mengaku ingin terus melanjutkan semangat Gus Dur dan terus memperjuangkan kebhinnekaan, keragaman, persaudaraan, kemanusiaan, dan persatuan Indonesia, agar terwujud dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Cak Imin menuturkan PKB bersama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah meneguhkan kembali bahwa Gus Dur tidak pernah melakukan kesalahan konstitusional dalam memimpin pemerintahan.

    “Justru Gus Dur telah berhasil membawa bangsa kita benar-benar menjadi bangsa yang berdaulat sesuai dengan konstitusi kita,” tuturnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum PKB Rusdi Kirana mengungkapkan Fraksi PKB MPR telah berinisiatif untuk mengembalikan nama baik Gus Dur melalui pencabutan Ketetapan atau Tap MPR Nomor II/MPR/2001 tentang Pertanggungjawaban Presiden Abdurrahman Wahid.

    Dengan mengembalikan nama baik Gus Dur, sambung dia, maka PKB akan terus memperjuangkan Gus Dur untuk bisa dikukuhkan sebagai pahlawan nasional.

    “Walaupun sebenarnya dalam hati kami, termasuk saya, Gus Dur sudah merupakan pahlawan nasional,” kata Rusdi yang juga merupakan Wakil Ketua MPR itu.

    Silaturahim Kebangsaan yang digelar mengusung tema Mengenang Guru Bangsa Gus Dur tersebut menampilkan berbagai pembicara, yakni Imam Katolik Romo Magnis; Ketua Umum FPP Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Xs. Budi Tanuwibowo; Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Wisnu Bawa Tenaya; mantan Panglima Pasukan Berani Mati era Gus Dur, Gus Nuril, serta Kepala Wisma Sangha Theravada Indonesia YM Bhikku Dhammasubho Mahathera.

    Kemudian, Kepala Biro Protokol Istana Kepresidenan semasa Gus Dur menjadi Presiden periode 1999-2001 Wahyu Muryadi, Wakil Ketua Harian DPP PKB Nadya Alfi Roihana, Ketua Umum Amir Nasional JAI Min Mirajudin Sahid.

    Turut hadir Ketua Fraksi PKB DPR Jazilul Fawaid, Ketua Fraksi PKB MPR Neng Eem Marhamah, dan Ketua Umum DPP Badan Persaudaraan Antar Iman (Berani) Lorens Manuputty.

    Dalam acara itu, DPP Berani bersama tokoh masyarakat dan tokoh lintas agama menandatangani Rekomendasi Pahlawan Nasional untuk Guru Bangsa Gus Dur yang berisi usulan kepada pemerintah Indonesia melalui MPR agar mengangkat Gus Dur sebagai pahlawan nasional.

    Rekomendasi itu kemudian diserahkan kepada Wakil Ketua MPR Rusdi Kirana.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2024

  • 9 Rekomendasi Wisata Religi untuk Rayakan Natal Bersama Keluarga

    9 Rekomendasi Wisata Religi untuk Rayakan Natal Bersama Keluarga

    Liputan6.com, Yogyakarta – Selain beribadah bersama, merayakan Natal bersama keluarga juga bisa dilakukan dengan mengunjungi berbagai destinasi wisata menarik. Terdapat banyak destinasi wisata religi di Indonesia yang cocok dikunjungi saat Natal.

    Tak hanya berlibur, kegiatan ini juga bisa menambah pengetahuan terkait destinasi wisata religi yang ikonis di suatu daerah. Mengutip dari indonesia.travel, berikut rekomendasi wisata religi untuk rayakan Natal bersama keluarga:

    1. Gereja Katedral

    Gereja Katedral di Jakarta ternyata memiliki nama lain yang berasal dari Bahasa Jerman, yaitu De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming atau Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Gereja ini memiliki bangunan bergaya arsitektur neo gotik Eropa.

    Gereja yang sudah diresmikan sejak 1810 ini menjadi salah satu destinasi wisata religi populer di Indonesia. Berkunjung ke Gereja Katedral memungkinkan pengunjung dapat berdoa secara khidmat sekaligus menikmati suasana tenang saat momen perayaan Natal.

    2. Gereja Blenduk

    Gereja Blenduk di Semarang memiliki bangunan bergaya neo klasik yang estetik. Gereja yang berada kawasan Kota Lama Semarang ini juga berdekatan dengan destinasi wisata lain, seperti 3D Trick Art Museum dan Pasar Klitikan Kota Lama.

    3. Gereja Pohsarang

    Gereja Pohsarang adalah salah satu gereja Katolik di Kediri. Gereja ini memiliki sentuhan berbagai jenis tradisi yang kental akan budaya Jawa, Tiongkok, Hindu, dan Budha.

    Saat perayaan Natal tiba, ada banyak tempat menarik yang bisa dijelajahi, seperti Tiga Jalan Salib, bermalam di Wisma Betlehem, hingga Pondok Rosario yang dibuat khusus bagi pengunjung untuk berdoa Rosario.

    4. Gereja Pniel Blimbingsari

    Gereja Pniel Blimbingsari berlokasi di Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali. Menariknya, bangunan gereja ini memiliki bentuk menyerupai pura.

    Bentuk bangunan tersebut menunjukkan bahwa terdapat perpaduan menarik antara agama Nasrani dan kebudayaan Bali di Blimbingsari. Selain itu, terdapat gong dan gamelan tradisional yang biasa digunakan dalam upacara keagamaan.

    5. Gereja Santo Fransiskus Asisi

    Gereja Santo Fransiskus Asisi berlokasi di Berastagi, Karo, Sumatra Utara. Gereja ini diresmikan pada 2005.

    Bangunan gereja ini terlihat mewah dengan arsitekturnya yang menawan. Bangunan luar gereja berbentuk serupa rumah adat Batak, lengkap dengan Rumah Gugung Tirto Meciho. Terdapat taman dengan tumbuhan warna-warni yang menambah kesan indah.

     

  • GWK Cultural Park Hadirkan Pertunjukan Baraong Menjelang Akhir Tahun

    GWK Cultural Park Hadirkan Pertunjukan Baraong Menjelang Akhir Tahun

    Badung, Beritasatu.com – Menjelang pergantian tahun 2024, setiap daerah wisata menghadirkan sesuatu yang berbeda untuk menarik perhatian wisatawan. Salah satunya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Bali akan mengahdirkan pertunjukkan kolosal bertajuk Baraong.

    Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan, GWK Cultural Park turut berperan dalam melestarikan seni dan budaya Bali melalui berbagai karya seni yang menakjubkan. 

    Selama ini, pengunjung dapat menikmati berbagai pertunjukkan seni tradisional Bali yang digelar sepanjang hari, dengan puncaknya adalah tari kecak Garuda Wisnu Kencana.

    Baraong merupakan kolaborasi tari musikal yang dipadukan dengan pencahayaan dramatis dan koreografi inovatif karya Gung Giri. 

    Nama Baraong sendiri berasal dari dua kata, “Bara” yang berarti api, semangat, atau energi, dan “Ong” artinya Dewa dalam agama Hindu. 

    Baraong menceritakan kisah perjalanan Pangeran Bara, putra mahkota Kerajaan Bahali Windhu Kencana, dalam upayanya mengumpulkan tiga sosok barong mitologis—Sang Bawi (Barong Bangkali), Sang Mong (Barong Macan), dan Sang Banas (Barong Ket) untuk mengembalikan kedamaian dan kemakmuran di kerajaannya.

    Direktur Operasional GWK Cultural Park, Ch Rossie Andriani berharap dengan hadirnya pertunjukan baru ini, wisatawan, baik dari Bali maupun luar daerah dapat memiliki alternatif hiburan malam yang menarik. 

    “Kami berharap dengan menghadirkan pertunjukan baru ini, kami dapat memberikan pilihan tontonan bagi wisatawan, serta meramaikan suasana di GWK. Kami juga mendukung program-program pemerintah dalam mempromosikan budaya Bali ke kancah internasional,” ujar Rossie kepada Beritasatu.com belum lama ini.

    Menurutnya, proses pembuatan pertunjukan Baraong sendiri memakan waktu hampir satu tahun dan melibatkan banyak seniman berbakat dari Bali. Dengan adanya pertunjukan ini, diharapkan dapat menambah durasi kunjungan wisatawan, selain menikmati pertunjukan tari kecak yang sudah lebih dulu terkenal.

    Rossie juga menambahkan, pertunjukan Baraong ini akan resmi diluncurkan pada akhir 2024 dan menjadi bagian dari atraksi reguler di GWK Cultural Park. 

    Lebih lanjut, Pada 2024, rata-rata jumlah pengunjung setiap bulan mencapai sekitar 3.000 orang, dan menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), jumlah pengunjung diperkirakan akan semakin meningkat.

    “Pertunjukan ini akan kami mulai pada akhir tahun, dan mulai awal 2025. Baraong akan menjadi pertunjukan reguler. Pada dua bulan pertama, kami akan tampil tiga kali seminggu, yaitu pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat. Jika respons pengunjung positif, kami akan mempertimbangkan untuk menambah frekuensi pertunjukan,” tuturnya.

    Tiket untuk pertunjukan Baraong di GWK Cultural Park dijual terpisah. Bagi pengunjung yang hanya ingin menyaksikan pertunjukan kolosal ini, tiket dibanderol Rp 100.000 per orang . Namun, bagi yang sudah membeli tiket masuk GWK Cultural Park, harga tiket Baraong dibanderol Rp 50.000 per orang.

  • Agus Buntung Mahasiswa IAHN Gde Pudja yang Punya Keterampilan, Tertinggal secara Akademik

    Agus Buntung Mahasiswa IAHN Gde Pudja yang Punya Keterampilan, Tertinggal secara Akademik

    Mataram, Beritasatu.com – Kasus Iwas alias Agus Buntung menjadi sorotan publik setelah berbagai pihak, termasuk civitas akademika Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram dan LIDI Foundation, sebuah organisasi pemberdayaan masyarakat difabel. Keduanya memberikan tanggapan berbeda terkait situasi yang melibatkan mahasiswa tersebut yang kini sedang menjadi sorotan publik.

    Agus yang merupakan seorang mahasiswa difabel angkatan 2021 di IAHN Gde Pudja Mataram tengah menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanan akademiknya. Selain itu, Agus Buntung juga terlibat dalam konflik sosial yang memunculkan beragam opini dari pihak-pihak terkait.

    Wakil Dekan II Bidang administrasi umum dan perencanaan keuangan IAHN Gde Pudja Mataram, Ni Wayan Rasmini memberikan penjelasan terkait kondisi akademik Agus Agus yang terdaftar sebagai mahasiswa difabel di kampus tersebut.

    “Agus ini sebenarnya mahasiswa angkatan 2021. Namun, karena sangat jarang mengikuti perkuliahan, hingga kini dia masih mengambil semester 1 meskipun seharusnya sudah berada di semester 7,” ungkap Rasmini kepada Beritasatu.com, Selasa (10/12/2024).

    Ia juga menyoroti absensi Agus Buntung yang kerap tidak hadir dalam kegiatan perkuliahan. Hal tersebut berdampak pada penilaian akademik yang melibatkan tiga ranah, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

    “Beberapa dosen tidak memberikan kesempatan ujian karena Agus tidak pernah hadir di kelas. Tentu saja, penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan tidak bisa dilakukan,” tambahnya.

    Meski tidak menunjukkan prestasi akademik, Rasmini mengakui Agus Buntung memiliki keterampilan tertentu yang terlihat di media sosial, seperti bermain tabuh dan rindik menggunakan kakinya. 

    Namun demikian, keterampilan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai prestasi akademik karena tidak ada bukti fisik, seperti sertifikat atau penghargaan resmi.

    “Permasalahan di kampus tidak hanya terbatas pada aspek akademik. Agus juga sempat terlibat dalam konflik dengan sesama mahasiswa,” jelasnya.

    Menurut Rasmini, konflik tersebut telah diselesaikan secara damai. Namun, Agus Buntung kemudian melaporkan teman-teman difabelnya ke pihak kepolisian di Polsek Taliwang.

    Di sisi lain, Ketua LIDI Foundation Lalu Wisnu Paradipta,  yang fokus pada pemberdayaan masyarakat difabel, memberikan pandangan berbeda mengenai kasus Agus Buntung. Ia menyebutkan, kemungkinan adanya ejekan atau hinaan dari teman-temannya menjadi pemicu tindakan Agus yang selalu mengundang kontroversi.

    “Mungkin ada ejekan atau hinaan dari teman-temannya, yang membuat Agus ingin menunjukkan kemampuannya. Namun, caranya kurang tepat,” jelas Wisnu.

    Wisnu juga menyoroti gaya hidup Agus yang sering terlihat di media sosial, seperti bergaul dengan teman-teman yang mengajaknya melakukan hal negatif, termasuk mengonsumsi minuman keras. Menurutnya, Agus memiliki potensi untuk berkembang, tetapi membutuhkan bimbingan yang tepat.

    “Saya yakin Agus bisa berubah dan menatap masa depan yang lebih baik. Namun, hal ini memerlukan dukungan dan pendekatan yang sesuai,” tandasnya.

    Tak hanya disorot masyarakat lantaran perbuatan asusilanya, Agus Buntung juga menjadi perhatian IAHN Gde Pudja Mataram lantaran abai terhadap bidang akademiknya.

  • Abu Janda Minta Pengganti Gus Miftah dari Non Islam, Ferdinand Hutahean: Lebih Baik Utusan-utusan Khusus Itu Dihapus

    Abu Janda Minta Pengganti Gus Miftah dari Non Islam, Ferdinand Hutahean: Lebih Baik Utusan-utusan Khusus Itu Dihapus

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politikus PDIP Ferdinand Hutahean merespons wacana pengganti Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

    Ia mendukung ide memilih tokoh non-Islam untuk posisi tersebut, namun juga mengusulkan agar jabatan itu dihapus sepenuhnya.

    “Memang usulan itu bagus yah, kalau bicaranya itu kan adalah utusan Presiden bidang Toleransi dan Sarana Keagamaan. Saya pikir bagus memilih tokoh yang di luar muslim,” ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Senin (9/12/2024).

    Menurut Ferdinand, memilih tokoh dari agama lain, seperti Kristen, Hindu, atau Buddha, dapat menjadi simbol nyata bahwa semua agama memiliki kedudukan setara di Indonesia.

    “Sehingga menunjukkan kita lebih toleran. Prabowo toleran dalam urusan ini. Jadi tokoh-tokoh Kristen mungkin bisa dipilih ke sana. Supaya bisa lebih menunjukkan bahwa kita menempatkan agama yang lain setara,” ucapnya.

    Namun, Ferdinand juga mempertanyakan urgensi jabatan utusan khusus itu. Baginya, posisi semacam ini tidak efektif dan hanya membebani anggaran negara.

    “Tapi di luar itu bagi saya, lebih baik utusan-utusan khusus itu dihapus. Jabatan itu tidak penting sama sekali. Gak ada gunanya,” tukasnya.

    Ferdinand mengatakan bahwa jabatan utusan khusus tidak memiliki manfaat karena menurutnya sudah ada jabatan seperti Kementerian hingga Dirjen.

    “Kalau Presiden mau diwakili kan tinggal memerintah Menteri, Dirjen, atau yang di bawahnya. Saya pikir itu cukup, hapuskan semua, kurangilah pengeluaran APBN kita,” sebutnya.