agama: Hindu

  • Organisasi Pemuda Lintas Agama Diharapkan Mampu Wujudkan Perdamaian

    Organisasi Pemuda Lintas Agama Diharapkan Mampu Wujudkan Perdamaian

    TRIBUNJAKARTA.COM – Organisasi pemuda lintas agama, diharapkan mampu wujudkan perdamaian di Indonesia.

    Harapan ini dikemukakan oleh gabungan wartawan yang berasal dari lintas media.

    Perdamaian yang dimaksud, yakni menawarkan toleransi dan saling menghormati serta menjunjung tinggi kebhinnekaan. 

    Ini hanya bisa tercapai jika para pemuda dari berbagai kalangan bersatu, sebagaimana yang diharapkan oleh Founding Father, Soekarno. 

    Dalam hal ini, Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) memberi penghormatan kepada organisasi pemuda lintas agama, melalui anugerah ‘Terimakasihku Kepadamu’.

    Menurut Ketua PWKI Asni Ovier Dengen Paluin, organisasi pemuda lintas agama layak diberi penghargaan sebagai sebuah tanda hormat.

    Alasannya karena mereka telah menunjukkan komitmen untuk berjalan bersama membangun perdamaian di Indonesia.

    “Komitmen seperti ini perlu digaungkan oleh generasi muda lain karena sangat penting bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia. Kehadiran dan komitmen mereka mendorong PWKI untuk juga terus menjadi bagian dari perjuangan dalam menjaga semangat toleransi di tengah keberagaman Indonesia,” kata dia.

    Penganugerahan tersebut diadakan dalam acara Buka Tahun Bersama PWKI ke-18 yang berlangsung di Aula Universitas Tarumanagara, Jakarta, Sabtu (25/01/2025). 

    Anugerah diterima oleh Addin Jauharudin (Ketum GP Ansor), Sahat MP Sinurat (Ketua Pemuda Kristen GAMKI), I Gede Ariawan (Ketum Pemuda Hindu Peradah), Bagus Ardeni (Waketum Pemuda Muhamadiyah), Wiryawan (Waketum Pemuda Budha GEMABUDHI) dan Freddy Simamora (Waketum Pemuda Katolik). 

    Anugerah yang sama juga diterima Rm Markus Solo Kewuta SVD, satu-satunya pejabat Vatikan yang berasal dari Indonesia. 

    Wakil Pemimpin Umum Harian KOMPAS, Tri Agung Kristanto ingat betul pernyataan Soekarno, yang berbunyi ‘Beri saya sepuluh pemuda, dan saya akan guncangkan dunia’.

    Dalam pernyataan ini pemuda artinya dalam banyak hal menentukan nasib suatu bangsa, nasib dunia.

    “Jika pemuda Indonesia dari berbagai kalangan bisa berdamai, ini bisa menjadi modal besar bagi perdamaian dunia.

    Mereka tak tergoda politik praktis yang terkadang menghalalkan segala cara dan ‘membunuh’ persaudaraan,” ungkapnya

    “Berpolitiklah sebagai cara untuk menyejahterakan rakyat dan mewujudkan persaudaraan, perdamaian. Bukan untuk kekuasaan semata. Ingatlah, tak ada yang abadi di dunia ini, kecuali persaudaraan dan perdamaian sejati,” kata dia. 

    Wadir Pemberitaan Tribun Network / Pemimpin Redaksi Warta Kota, Domu D. Ambarita, menyebut bahwa sejarah telah menjelaskan ikatan kuat para pemuda. 

    “Karena terlampau banyak peserta, Johannes Leimana, Jong Ambon beragama Katolik, mengusulkan, Kongres Pemuda Oktober 1928 dilaksanakan di aula Gedung Katholieke Social Bond yang terletak di samping Gereja Katedral Jakarta,”

    “Hari kedua Kongres, 28 Oktober 1928, dipindah ke gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Gedung ini milik Sie Kok Liong, rumah kos para pelajar pejuang. Di sanalah dibacakanlah ikrar Sumpah Pemuda yang kita kenal sebagai roh dan semangat untuk mewujudkan Indonesia merdeka. Artinya cikal bakal kolaborasi lintas agama antara pemuda sudah ada,” kata dia.

    Ia pun menyebut, organisasi yang berbasis keagamaan tersebut dianggap berkomitmen untuk mewujudkan perdamaian, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

    Tekad tersebut tertuang dalam ‘Deklarasi Jakarta-Vatikan’ yang disaksikan Paus Fransiskus Vatikan, pada Rabu (21/01/2024).   

    Sementara itu, News Achor Radio El Shinta, Yudianto Budiman (Didit) menilai

    persatuan pemuda lintas agama sudah seharusnya terjadi.

    Sebab dengan bersatunya pemuda lintas agama, ia menilai tidak hanya masalah perdamaian yang teratasi tetapi juga masalah lain.

    Misalnya narkoba, berita hoaks dan lain sebagainya.

    “Setelah melihat pemberian anugerah itu, prospek perdamaian sangat besar terjadi. Ketika pemuda bersatu maka perdamaian Indonesia akan selalu terjaga. Untuk itu, kegiatan pemuda lintas agama di Tingkat akar rumput jangan dilupakan,”

    “Jika ada pertemuan akbar pemuda lintas agama, pasti menjadi gerakan yang dahsyat dan indah. Namun upaya organisasi pemuda lintas agama tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri. Lembaga atau Kementerian terkait harus ikut mendukung, mengawal dan membarengi,” bebernya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

  • Perkuat Harmoni Keberagaman di Indonesia, Kemenag Susun Kurikulum Berbasis Cinta – Halaman all

    Perkuat Harmoni Keberagaman di Indonesia, Kemenag Susun Kurikulum Berbasis Cinta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Agama menyusun Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) untuk mendorong agama menjadi elemen yang membangun kedamaian dan kerukunan di tengah masyarakat yang beragam.

    Kepala PKUB Muhammad Adib Abdushomad mengatakan penyusunan kurikulum ini untuk menindaklanjuti arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar. 

    Penyusunan KBC ini untuk memperkuat harmoni keberagaman di Indonesia. 

    Agama harus menjadi kekuatan pemersatu yang memberikan dampak positif nyata.

    “Jika umat berjarak dengan pemuka agamanya, maka itu adalah kegagalan. Agama harus impactful agar keberagaman ini menjadi harmoni,” ujar Adib melalui keterangan tertulis, Selasa (28/1/2025).

    Kurikulum ini juga diharapkan menjadi dasar dalam memperkenalkan nilai-nilai cinta yang universal sebagai cara untuk menjaga keseimbangan dalam keberagaman.

    Rapat pembahasan KBC dihadiri sejumlah tokoh lintas agama. 

    Mereka turut memberikan pandangan tentang cinta sebagai nilai yang mengikat dan mempersatukan.

    Mohammad Shofan, dari Teras Kebhinekaan misalnya, berbagi pengalaman tentang program “Living Our Values Everyday” (LOVE), yang sebelumnya berhasil membangun atmosfer cinta di kalangan guru agama. 

    Dirinya menekankan bahwa cinta hanya dapat tumbuh bersama nilai-nilai baik lainnya dan menjadi dasar bagi kehidupan sosial yang harmonis.

    Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, perwakilan dari Agama Hindu, berbicara tentang pentingnya cinta dalam etika dan moral. 

    Dia menyebut konsep “Tri Hita Karana” yang menekankan hubungan manusia dengan Tuhan (parhyangan), hubungan manusia dengan sesama manusia (pawongan), dan hubungan manusia dengan alam (palemahan).

    Sementara itu, Romo Agustinus Heri Wibawa dari Katolik menjelaskan bahwa cinta sejati akan hidup jika mampu merangkul semua elemen dalam relasi manusia, Tuhan, dan alam. 

    Cinta bukanlah cinta jika hanya untuk dirinya sendiri, tetapi cinta akan menjadi cinta jika ia menjadi berkat untuk semuanya. 

    Ia juga menekankan pentingnya kurikulum ini memiliki arah yang jelas, apakah akan menjadi bagian dari pendidikan karakter atau program prioritas pemerintah.

    “Dengan pendekatan cinta, segala aspek kehidupan akan harmoni,” pungkas Adib. 

    Kurikulum ini diharapkan menjadi fondasi untuk menjawab tantangan keberagaman dengan cara yang universal dan berlandaskan cinta kasih.

  • Ketum GP Ansor Addin Jauharudin Raih Penghargaan Atas Kontribusi dalam Deklarasi Jakarta-Vatikan

    Ketum GP Ansor Addin Jauharudin Raih Penghargaan Atas Kontribusi dalam Deklarasi Jakarta-Vatikan

    loading…

    Ketum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharudin meraih penghargaan atas peran aktif dalam membangun hubungan visioner antara Jakarta-Vatikan. Foto/Ist

    JAKARTA – Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharudin meraih penghargaan atas peran aktif dalam membangun hubungan visioner antara Jakarta-Vatikan.

    Penghargaan ini diberikan kepada Addin Jauharudin oleh anggota DPR RI Nurul Arifin di Aula Universitas Tarumanegara (Untar), Jakarta pada Sabtu (25/1/2025). Selain Addin, Sejumlah pimpinan OKP juga, seperti Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Pemuda Budha, Hindu, dan Kong Hu Chu, serta Romo Markus Solo Kewuta dari Vatikan, juga menerima penghargaan tersebut.

    Pendiri sekaligus Penasihat Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) AM Putut Prabantoro menyampaikan bahwa penganugerahan penghargaan ini merupakan bentuk penghormatan atas peran aktif Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan organisasi kepemudaan lintas agama lainnya dalam mendukung perdamaian global.

    Penghargaan ini diberikan atas inisiatif dan kontribusi GP Ansor dalam berbagai kegiatan kerukunan beragama dari toleransi dengan menjaga keamanan beribadah saat Natal 2024, penandatanganan Deklarasi Jakarta-Vatikan.

    Deklarasi Jakarta-Vatikan ditandatangani di Paul VI Audience Hall, Vatikan, pada 21 Agustus 2024, sebagai hasil kolaborasi organisasi kepemudaan lintas agama dari Indonesia, termasuk GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Pemuda Hindu, dan GAMKI.

    Deklarasi ini mengusung tema “Keadilan dan Perdamaian untuk Dunia” dan menegaskan komitmen untuk membangun masyarakat dunia yang berlandaskan toleransi, solidaritas, dan gotong royong.

    AM Putut Prabantoro yang juga menjabat sebagai Taprof Bidang Ideologi Lemhannas RI menyebutkan bahwa dokumen ini sangat visioner.

  • Ketum GP Ansor Addin Jauharudin Raih Penghargaan Berkat Deklarasi Jakarta-Vatikan

    Ketum GP Ansor Addin Jauharudin Raih Penghargaan Berkat Deklarasi Jakarta-Vatikan

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharudin meraih penghargaan atas peran aktif dalam membangun hubungan visioner antara Jakarta-Vatikan. Penghargaan ini diberikan kepada Addin di Aula Universitas Tarumanegara pada Sabtu (25/1/2025). 

    Pendiri sekaligus Penasihat Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) AM Putut Prabantoro, menyampaikan penganugerahan penghargaan ini merupakan bentuk penghormatan atas peran aktif Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan organisasi kepemudaan lintas agama lainnya dalam mendukung perdamaian global.

    Penghargaan ini diberikan atas inisiatif dan kontribusi GP Ansor dalam berbagai kegiatan kerukunan beragama dari toleransi dengan menjaga keamanan beribadah saat Natal 2024 dan penandatanganan Deklarasi Jakarta-Vatikan.

    Deklarasi Jakarta-Vatikan ditandatangani di Paul VI Audience Hall, Vatikan, pada 21 Agustus 2024, sebagai hasil kolaborasi organisasi kepemudaan lintas agama dari Indonesia, termasuk GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Pemuda Hindu, dan GAMKI.

    Deklarasi ini mengusung tema “Keadilan dan Perdamaian untuk Dunia” dan menegaskan komitmen untuk membangun masyarakat dunia yang berlandaskan toleransi, solidaritas, dan gotong royong.  

    AM Putut Prabantoro yang juga menjabat sebagai Taprof Bidang Ideologi Lemhannas menilai dokumen ini sangat visioner. “Ini bukanlah hal yang main-main. Deklarasi ini berisi ajakan untuk membangun masyarakat dunia dengan nilai-nilai toleransi dan solidaritas, serta mendorong penyebaran prinsip-prinsip yang tertuang dalam Dokumen Abu Dhabi. Dalam konteks ini, Pancasila menjadi landasan yang sangat relevan untuk meredakan ketegangan global,” ujarnya.  

    Putut juga mengingatkan penghargaan ini hanyalah permulaan. “Penghargaan ini adalah awal dari perjalanan panjang yang harus ditempuh oleh para pemuda lintas agama. Ini seperti sebuah titik start, tempat mereka memulai perjalanan menuju masa depan. Kelak mereka akan menjadi pemimpin bangsa yang harus terus melanjutkan estafet perjuangan ini,” tambahnya.  

    Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Addin Jauharudin, mengungkapkan rasa syukur atas penghargaan yang diterima. “Penghargaan ini bukan hanya milik GP Ansor, tetapi juga menjadi simbol kerja bersama lintas agama dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan damai. Kami berkomitmen untuk terus menyebarkan nilai-nilai toleransi, sebagaimana yang tertuang dalam Deklarasi Jakarta-Vatikan,” ujar Addin.  

    Ia menambahkan bahwa penghargaan ini merupakan motivasi bagi GP Ansor dan seluruh pemuda Indonesia untuk terus bergerak maju. “Kami percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil, dan deklarasi ini adalah salah satu langkah menuju dunia yang lebih baik,” tegasnya.  

    “Apresiasi ini saya peruntukan untuk seluruh kader Ansor-Banser yang terus berjibaku berkhidmah di organisasi, melayani masyarakat, dan merawat dan menjaga NKRI,” tutup Addin.

  • Menjelajahi 10 Wisata Religi Magelang untuk Liburan Isra Miraj dan Imlek

    Menjelajahi 10 Wisata Religi Magelang untuk Liburan Isra Miraj dan Imlek

    Jakarta, Beritasatu.com – Magelang, kota yang terletak di Jawa Tengah, tidak hanya menawarkan keindahan alam dan kekayaan budaya, tetapi juga berbagai destinasi wisata religi yang menarik.

    Kota ini menjadi tempat yang tepat untuk memperdalam nilai-nilai spiritual, terutama selama momen penting seperti liburan Isra Miraj (atau Isra Mikraj) dan Imlek.

    Dengan keberagaman agama dan budaya, Magelang menghadirkan pengalaman yang tidak hanya menenangkan jiwa, tetapi juga memberikan wawasan sejarah yang mendalam.

    Berikut ini 10 destinasi wisata religi Magelang yang layak untuk dijelajahi saat liburan Isra Miraj dan Imlek.

    1. Candi Borobudur
    Sebagai ikon wisata Magelang, Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-8 hingga ke-9. Situs warisan dunia UNESCO ini terkenal dengan relief-relief yang menggambarkan ajaran Buddha dan kehidupan sehari-hari masyarakat kuno.

    Selain menjadi tempat ibadah, Candi Borobudur juga menawarkan pemandangan matahari terbit yang luar biasa, menjadikannya destinasi favorit wisatawan yang ingin menikmati suasana damai di pagi hari.

    2. Masjid Al Mahdi
    Masjid ini berdiri megah dengan arsitektur unik yang memadukan budaya Islam dan Tionghoa. Didirikan pada 2016, Masjid Al Mahdi memiliki dominasi warna merah serta ornamen seperti lampion khas Tionghoa.

    Kaligrafi Arab yang menghiasi lampion dan menara masjid menciptakan harmoni yang indah, menggambarkan hubungan antara dua budaya. Masjid ini menjadi tempat yang cocok untuk merenung, terutama di momen spesial seperti liburan Isra Miraj.

    3. Candi Selogriyo
    Terletak di lereng bukit di sisi timur Gunung Sumbing, Candi Selogriyo adalah peninggalan Hindu dari Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini terkenal dengan suasana tenang dan mitos tentang mata air di sekitarnya yang diyakini dapat memberikan efek awet muda.

    Selain itu, suara gamelan yang sering terdengar pada hari-hari tertentu, seperti Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon, menambah daya tarik mistis tempat ini.

    4. Masjid Agung Magelang
    Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Magelang, dibangun pada 1650 sebagai pusat penyebaran agama Islam. Selain menjadi saksi sejarah perjuangan kemerdekaan, masjid ini dapat menampung ribuan jemaah dan sering menjadi tujuan wisata religi.

    Dengan desain klasiknya, Masjid Agung Magelang menghadirkan suasana khusyuk yang sempurna untuk refleksi spiritual selama liburan Isra Miraj.

    5. Candi Mendut
    Hanya berjarak beberapa kilometer dari Candi Borobudur, Candi Mendut adalah candi Buddha yang lebih tua dari saudaranya. Dikenal dengan patung Buddha besar dan relief-relief indah, tempat ini sering dijadikan lokasi peribadatan umat Buddha saat perayaan Imlek.

    Keberadaannya yang strategis membuat Candi Mendut menjadi destinasi wajib bagi pengunjung yang ingin menjelajahi wisata religi Magelang.

    6. Makam Sunan Geseng
    Sunan Geseng adalah salah satu tokoh penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Makamnya yang terletak di Magelang menjadi tempat ziarah favorit, terutama pada malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. Kesan religius dan kedamaian di tempat ini membuatnya cocok sebagai tujuan wisata spiritual selama liburan.

    7. Makam Kiai Langgeng
    Selain terkenal sebagai taman rekreasi, area ini memiliki nilai sejarah dan religi. Di sini terdapat makam Ki Ageng Suryokusumo, seorang tokoh penting yang berkontribusi dalam sejarah Jawa. Tempat ini sering dikunjungi peziarah, menjadikannya salah satu tujuan unik untuk menggabungkan rekreasi dan wisata religi.

    8. Kompleks Makam Gunung Pring
    Kompleks ini terkenal dengan suasana hening di tengah rimbunnya pohon bambu. Selain makam Kiai Raden Santri dan keturunan Prabu Brawijaya V, tempat ini juga menjadi peristirahatan terakhir Kiai Haji Dalhar, pendiri Pesantren Watu Congol. Pada malam Jumat dan bulan Rajab, kompleks ini ramai dikunjungi peziarah yang mencari berkah.

    9. Candi Ngawen
    Candi Ngawen, yang hanya berjarak 5 kilometer dari Candi Mendut, memiliki keindahan arsitektur khas abad ke-9. Dikelilingi hamparan sawah hijau, candi ini cocok untuk dikunjungi bagi wisatawan yang ingin menikmati wisata sejarah dan alam sekaligus. Suasana yang tenang menjadikannya tempat refleksi yang ideal.

    10. Candi Asu
    Candi Asu, peninggalan Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno, terletak di Dusun Candi Pos. Nama uniknya berasal dari bentuk patung Lembu Nandi yang rusak, menyerupai anjing atau “asu” dalam bahasa Jawa. Dikelilingi pemandangan pedesaan yang asri, candi ini menawarkan pengalaman berwisata sejarah yang berbeda.

    Dengan berbagai pilihan destinasi wisata religi Magelang, kota ini menawarkan pengalaman spiritual yang berkesan, terutama saat liburan Isra Miraj dan Imlek. Magelang menjadi tempat sempurna untuk menyelaraskan jiwa, menikmati keindahan sejarah, dan memperkaya wawasan budaya.

  • Menteri Kebudayaan Fadli Zon Tandatangani Program Pertukaran Budaya Indonesia-India 2025-2028

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon Tandatangani Program Pertukaran Budaya Indonesia-India 2025-2028

    New Delhi – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, resmi menandatangani kesepakatan Program Pertukaran Budaya (Cultural Exchange Program) Indonesia-India untuk periode 2025-2028. Penandatanganan ini berlangsung dalam kunjungan kenegaraan Presiden RI, Prabowo Subianto, ke India dalam rangka perayaan Hari Republik India ke-76 di New Delhi.

    Kerja sama yang ditandatangani bersama Menteri Kebudayaan India, Shri Gajendra Singh Shekhawat, bertujuan mempererat hubungan budaya kedua negara di berbagai bidang, seperti seni pertunjukan, sastra, museum, sejarah, arkeologi, film, dan pengetahuan tradisional. Kesepakatan ini berakar pada perjanjian budaya yang telah dijalin sejak 29 Desember 1955.

    “Indonesia dan India akan bekerja sama dalam pameran budaya, pertukaran koleksi museum, serta pelatihan di bidang konservasi dan museologi. Kami juga akan memfasilitasi partisipasi pemuda dalam festival seni, kompetisi, dan produksi film,” ujar Fadli Zon, Sabtu 25 Januari.

    Program ini juga mencakup pertukaran seniman dalam bidang tari, musik, teater, dan seni pertunjukan lainnya, serta kolaborasi penelitian dan pelatihan di bidang sejarah, arkeologi, dan konservasi cagar budaya.

    Fadli Zon menekankan hubungan sejarah dan budaya panjang antara Indonesia dan India, yang dimulai sejak abad ke-4 Masehi. “Jejak sejarah ini terlihat dari pengaruh budaya Hindu-Buddha dan bahasa Sanskerta di Indonesia. Melalui kerja sama ini, kami berupaya melindungi warisan budaya dan tradisi,” jelasnya.

    Kesepakatan ini juga menjadi landasan strategis untuk upaya repatriasi benda budaya yang tercantum dalam Kashi Cultural Pathway pada pertemuan G20 di India tahun 2023. “Kami mendukung dialog inklusif terkait pengembalian benda budaya untuk mempererat hubungan diplomatik,” tutup Fadli Zon.

    Dengan kerja sama ini, Fadli berharap hubungan budaya Indonesia dan India semakin erat, sekaligus menjadi contoh diplomasi budaya bagi negara lain.

  • Jalin Kerja Sama, Indonesia-India Teken Program Pertukaran Budaya 2025-2028  – Halaman all

    Jalin Kerja Sama, Indonesia-India Teken Program Pertukaran Budaya 2025-2028  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan ke India.

    Salah satu agenda penting dalam kunjungan ini adalah penandatanganan Program Pertukaran Budaya (Cultural Exchange Program) antara Indonesia dan India yang akan berlangsung sepanjang periode 2025-2028.

    Program ini didasarkan pada Perjanjian antara Pemerintah Republik India dan Pemerintah Republik Indonesia yang telah ditandatangani pada 29 Desember 1955.

    Penandatanganan yang dilakukan oleh Menteri Kebudayaan Indonesia Fadli Zon dengan Menteri Kebudayaan India Shri Gajendra Singh Shekhawat ini bertujuan untuk mempererat hubungan budaya kedua negara di berbagai bidang, antara lain bahasa dan sastra, museum, seni visual, seni pertunjukan, sejarah, arkeologi, antropologi, film, hak kekayaan intelektual, serta pengetahuan tradisional dan folklor. 

    “Melalui kesepakatan ini, Indonesia dan India akan melakukan berbagai kerja sama dan kolaborasi di bidang kebudayaan,” kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon. 

    Kerja sama tersebut antara lain pameran budaya serta pameran bersama koleksi museum secara resiprokal di Indonesia dan India, peningkatan kapasitas SDM di bidang museologi, konservasi, dan partisipasi pemuda Indonesia dan India dalam berbagai kegiatan festival, kompetisi, pameran seni, dan pengembangan kapasitas di bidang produksi film serta pelibatan kedua negara dalam berbagai festival film di masing-masing negara.

    Kerja sama kedua negara juga akan mencakup pertukaran pengetahuan dan delegasi di bidang tari tradisional dan kontemporer, musik, teater, dan seni pertunjukan lainnya antara seniman dan budayawan di Indonesia dan India. 

    Sementara itu, dalam bidang sejarah, arkeologi, antropologi, dan konservasi, Indonesia dan India sepakat untuk melakukan pertukaran pakar, penelitian, dan publikasi bersama serta di dalamnya mencakup pelatihan dan kerja sama dalam upaya konservasi cagar budaya. 

    Indonesia dan India kata Fadli Zon memiliki hubungan sejarah dan budaya yang panjang sejak abad ke-4 Masehi.

    Hal itu dapat dilihat dari berbagai jejak sejarah yang masih ada hingga saat Ini seperti berbagai Candi Hindu-Buddha dan bahasa Sansekerta di Indonesia yang memiliki pengaruh besar dalam budaya, bahasa, dan sastra.

    “Untuk itu, Kementerian Kebudayaan berupaya untuk mengembangkan kolaborasi dalam upaya perlindungan budaya dan tradisi, serta pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan melalui perlindungan pengetahuan tradisional dan folklor dengan India,” katanya.

    Melalui penandatanganan kesepakatan ini, diharapkan hubungan budaya antara Indonesia dan India akan semakin erat, dan menjadi landasan bagi kerja sama strategis di bidang lain, salah satunya adalah upaya repatriasi benda-benda cagar budaya, yang telah menjadi komitmen kedua negara, seperti yang tercantum dalam Kashi Cultural Pathway pada Pertemuan Menteri Kebudayaan G20 di India tahun 2023. 

    “Dengan terjalinnya kerja sama kebudayaan ini, kita berharap hubungan bilateral Indonesia dan India akan terus berkembang sebagai dua negara dengan warisan budaya yang kaya, serta menjadi contoh bagi negara lain dalam memperkuat ikatan sejarah dan diplomasi budaya yang erat,” pungkas Fadli Zon.

  • Saat Para Politisi Perempuan Cerdas Berbagai Parpol Bertemu Satu Panggung PWKI, Terkuak Tujuannya

    Saat Para Politisi Perempuan Cerdas Berbagai Parpol Bertemu Satu Panggung PWKI, Terkuak Tujuannya

    TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA – Para politisi perempuan cerdas dari berbagai partai politik berkumpul dalam satu panggung Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI).

    Mereka datang dalam kegiatan tahunan PWKI yakni Buka Tahun Baru Bersama Ke-18 yang diadakan di Aula Universitas Tarumanagara, Jakarta pada Sabtu (25/1/2025).

    Terkuak tujuan para politisi cerdas itu datang ke acara PWKI.

    Oleh panitia perayaan, para politisi perempuan itu diminta untuk menyerahkan trofi penghargaan Terimakasihku Kepadamu.  

    Mereka adalah Rieke Diah Pitaloka, Nurul Arifin, Eva kusuma Sundari, Ida Fauziah dan Dina Lorenza. 

    Penerimanya adalah tujuh organisasi organisasi pemuda lintas agama dan satu tokoh Indonesia yang tinggal di luar negeri.

    Demikian ditegaskan oleh Mercy Tirayoh, Ketua Pelaksana Perayaan Buka Tahun Baru Bersama PWKI dan yang didampingi oleh Asni Ovier Dengen Paluin, Ketua PWKI, dalam penjelasannya di Jakarta, Jumat (24/01/2024). 

    Dijadwalkan hadir pula Wakil Gubernur Jakarta terpilih Rano Karno. 

    “Acara Buka Tahun ke-18 diawali dengan Misa Syukur dengan Konselebran Rm Adi Prasodjo, didampingi Rm Heri Wibowo dan Rm Aloys Budi Purnomo. Setelah misa, akan dilanjutkan dengan makan bersama, orasi kebangsaan dan pemberian penghargaan,” ujar Mercy.

    Dengan mengambil tema perayaan “Pangan Untuk Semua”, Mercy menjelaskan lpanitia menghadirkan Menko Pangan Zukifli Hasan dan Gubernur Lemhannas RI, Ace Hasan Syadzily untuk memberikan pidato kebangsaan. 

    Bagi PWKI, orasi kebangsaan ini sangat penting karena terkait dengan pangan yang menjadi fokus pemerintah. 

    Tujuannya adalah, agar bangsa Indonesia berjalan bersama dalam menghadapi tantangan ke depan terkati dengan pangan. 

    Terkait dengan penghargaan, kata Mercy, penerima dinilai telah memulai sesuatu yang baru dan dilakukan secara bersama-sama. 

    Menurut Mercy, hal itu pantas untuk didukung dan dihormati. Sesuatu yang baru itu adalah komitmen bersama mewujudkan perdamaian tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

    Penerima penghargaan adalah Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketua Umum Pemuda Katolik  (PK) Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat, Ketua Umum Pemuda Hindu (Peradah) I Gede Ariawan, Ketua Umum Pemuda Budha (Gemabudhi) Bambang Patijaya dan Ketua Umum Pemuda Konghucu (Gemaku) JS Kristan. 

    Penerima anugerah terakhir adalah Romo Markus Solo Kewuta SVD dari Dikasteri (Kementerian) Dialog Antaragama Vatikan. Pastor yang akan hadir secara daring ini adalah satu-satunya pejabat Vatikan yang berasal dari Indonesia. Ia merupakan tokoh penting terwujudnya Deklarasi Jakarta – Vatikan.

    Deklarasi ini merupakan komitmen mewujudkan perdamaian di Indonesia dan dunia yang ditandatangani para organisasi pemuda lintas agama tersebut. 

    Paus Fransiskus sebagai saksi atas komitmen bersama yang mulia itu dengan wujud pembubuhan tandatangan secara langsung di Vatikan pada 21 Agustus 2024. Padre Marco, demikian Romo Markus akrab disapa adalah penerjemah Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia pada 3-6 September 2024 lalu.

    Sementara itu Asni Ovier Dengen Paluin menjelaskan bahwa PWKI didirikan pada 1 Dember 2004 dan diresmikan pada 28 Januari 2005 oleh Julius Kardinal Darmaatmadja SJ, Uskup Agung Jakarta.  

    Yang menginisiasi berdirinya paguyuban ini adalah AM Putut Prabantoro dan Pieter Gero. Tema Buka Tahun Baru Bersama pada waktu itu mengambil tema “Doa Untuk Aceh” karena pada saat terjadi tsunami yang melanda Aceh.

    Saat itu, PWKI ikut memberikan donasi sebagai tanda belarasa (compassion) atas kejadian prihatin yang menimpa masyarakat Aceh. 

    “PWKI selalu mengusung tema kebangsaan dalam perayaan buka tahun baru bersama. Tema-tema kebangsaan ini tidak dapat dilepaskan dari nilai luhur yang kami dapatkan sebagai warisan dari seorang uskup pribumi pertama. Dia adalah pahlawan nasional yakni Uskup Agung Semarang dan sekaligus merupakan uskup pribumi pertama.  Nilai luhur itu adalah 100 persen Katolik – 100 persen Indonesia. Kami menyebutnya sebagai motto atau sebagai warisan,“ jelas Asni Ovier. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Sarat Kearifan Lokal, Budaya Bali Perkuat Visual dan Story Telling di Industri Kreatif – Halaman all

    Sarat Kearifan Lokal, Budaya Bali Perkuat Visual dan Story Telling di Industri Kreatif – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P Gultom

    TRIBUNNEWS.COM – Bali selalu menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke sana. Karena pulau ini sarat budaya dan nilai kearifan lokal yang tinggi.

    Satu di antara banyaknya kearifan lokal yang menjadi daya pikat bagi wisatawan adalah acara pelebon Puri Agung Ubud di Kabupaten Gianyar.

    Karena tingginya unsur seni dan budaya terkait upacara Pitra Yadnya atau kematian yang digelar di sana.

    Mulai dari seni ukir yang terlihat pada bade tumpeng sia dan lembu, hingga seni karawitan dan tari gambuh yang dikenal sakral.

    Semua dihadirkan dalam prosesi pelebon yang merupakan upacara pemakaman jenazah bangsawan atau raja yang dilakukan umat Hindu di Bali.

    Dalam upacara ini, para wisatawan pun dapat melihat bagaimana keluarga kerajaan Bali memberikan penghormatan terakhir untuk anggota keluarga mereka yang meninggal.

    Ida Bagus Indra Pratama Putra, General Manager BaliGoodEyes.id mengatakan rumah produksi kreatifnya turut mendokumentasikan prosesi sakral ini.

    Dalam prosesnya, rumah produksi itu menggabungkan estetika visual dengan storytelling yang kuat.

    “Kami merasa sangat bangga dapat terlibat dalam berbagai proyek dokumentasi budaya yang memperkenalkan keindahan tradisi Indonesia. Salah satunya adalah proyek dokumenter pelebon adat di Bali, sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi saya dan tim,” kata Ida Bagus Indra Pratama Putra.

    Ia menjelaskan bahwa proyek ini bukan hanya sekadar dokumentasi, namun juga merupakan upaya untuk mengabadikan dan melestarikan warisan budaya Bali yang sangat kaya dengan keunikan dan keberagamannya yang tidak dimiliki daerah lain.

    “Kami berkesempatan untuk menggali lebih dalam makna dan prosesi pelebon, yang merupakan bagian penting dari kehidupan spiritual masyarakat Bali. Kami berharap dokumenter ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam bagi masyarakat luas tentang keunikan dan keindahan tradisi Bali ini,” papar Ida Bagus Indra Pratama Putra.

    Ida Bagus Indra menuturkan, untuk menunjukkan komitmen dalam industri kreatif, rumah produksi yang dipimpinnya dan berbasis di Bali itu akan diluncurkan pada 25 Januari 2025.

    “Didukung tim kreatif yang berpengalaman dan berbakat, kami menawarkan beragam layanan mulai dari pembuatan video promosi, iklan, hingga produksi film pendek,” pungkas Ida Bagus Indra Pratama Putra.(Olan)

  • Fakta Unik Candi Dieng, Warisan Sejarah di Kaki Gunung Dieng Wonosobo

    Fakta Unik Candi Dieng, Warisan Sejarah di Kaki Gunung Dieng Wonosobo

    Ornamen-ornamen pada candi ini dihiasi dengan ukiran yang detail, menggambarkan elemen-elemen Hindu klasik yang penuh makna filosofis. Selain sebagai tempat ibadah, kompleks Candi Dieng juga diyakini memiliki fungsi astronomi dan ritual.

    Posisi candi yang menghadap ke barat dan pola tata letaknya menunjukkan adanya perhitungan astronomis yang cermat. Masyarakat Hindu kuno di Dieng tampaknya menggunakan kawasan ini untuk kegiatan keagamaan, seperti upacara pemujaan dan perayaan hari besar Hindu.

    Hingga saat ini, masyarakat setempat masih menghormati candi-candi ini sebagai tempat yang sakral. Bahkan, tradisi Dieng Culture Festival yang diadakan setiap tahun turut melestarikan nilai-nilai budaya dan spiritual dari kawasan ini, meskipun dalam konteks yang lebih modern.

    Keindahan Candi Dieng tidak hanya terletak pada sejarah dan arsitekturnya, tetapi juga pada pemandangan alam yang mengelilinginya.

    Kompleks candi ini berada di tengah-tengah dataran tinggi Dieng yang dikelilingi oleh pegunungan hijau dan ladang pertanian. Udara yang sejuk dan pemandangan yang memukau menjadikan kunjungan ke candi ini sebagai pengalaman yang tak terlupakan.

    Saat pagi hari, kawasan ini sering diselimuti kabut tebal, menciptakan suasana mistis yang menambah daya tarik Candi Dieng. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati keindahan Telaga Warna, Kawah Sikidang, dan beberapa objek wisata lainnya yang terletak tidak jauh dari kompleks candi.

    Namun, keberadaan Candi Dieng tidak luput dari tantangan. Kondisi cuaca yang ekstrem, erosi, dan aktivitas manusia menjadi ancaman bagi kelestarian candi-candi ini.

    Upaya konservasi dan pemugaran terus dilakukan oleh pemerintah dan para ahli untuk menjaga warisan ini agar tetap lestari. Selain itu, edukasi kepada masyarakat dan wisatawan juga penting untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga situs bersejarah ini.

    Candi Dieng bukan sekadar bangunan kuno, tetapi sebuah warisan yang menyimpan banyak cerita dan pengetahuan tentang masa lalu.

    Mengunjungi Candi Dieng bukan hanya tentang menikmati keindahan arsitektur dan pemandangan, tetapi juga tentang mengenal lebih dalam sejarah, budaya, dan spiritualitas yang pernah berkembang di tanah Jawa.

    Oleh karena itu, Candi Dieng layak menjadi salah satu tujuan wisata sejarah yang wajib dikunjungi, terutama bagi mereka yang ingin mendalami kekayaan peradaban Nusantara.

     

    Penulis: Belvana Fasya Saad