agama: Hindu

  • Ramadan Menggemakan Toleransi Beragama

    Ramadan Menggemakan Toleransi Beragama

    Jakarta,  Beritasatu.com – Bulan Ramadan di Indonesia merupakan momen keagamaan dan sosial yang sangat penting. Nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan secara damai di antara berbagai agama  termanifestasi selama Ramadan. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar kedua di dunia, Indonesia memiliki keragaman agama dan budaya. Umat muslim hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain, seperti Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha secara harmonis dan saling menghormati. 

    Toleransi Beragama Selama Ramadan

    Ramadan merupakan kesempatan untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi dan cinta kasih di antara sesama. Di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta, hidup berdampingan antarumat beragama diwujudkan dengan berbagai cara. Umat non-muslim yang menghormati praktik-praktik beribadah umat Islam selama berpuasa  tidak makan di tempat umum pada siang hari. Hal ini merupakan sebuah bentuk penghormatan. Umat Islam pun berinisiatif mengundang tetangga non-muslim saat buka puasa bersama.

    Lembaga-lembaga keagamaan, baik muslim maupun non-muslim, juga berperan dalam mempromosikan persatuan sosial selama Ramadan. Mereka mengadakan kegiatan amal bersama, seperti pembagian bantuan kepada masyarakat miskin tanpa memandang agama. Hal ini mencerminkan semangat kasih sayang dan kemanusiaan yang terkandung dalam Ramadan. 

    Yang menarik adalah seruan dari pendakwah intelektual Nusantara, habib Husein Ja’far.  Habib Husein dikenal karena kegigihannya menyerukan toleransi beragama dan hidup berdampingan secara damai. Salah satu pesannya yang paling menonjol adalah “Ramadan bukan hanya bulan puasa, juga bulan kasih sayang dan komunikasi. Ramadan seharusnya menjadi kesempatan untuk mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan yang sama di antara agama-agama, tidak hanya di antara umat Islam sendiri”. 

    Habib Husein Ja’far selalu menekankan pentingnya menyebarkan Islam dengan semangat cinta kasih dan moderasi yang tecermin dalam atmosfer Ramadan di Indonesia. Toleransi diwujudkan dalam acara berbuka puasa bersama, kegiatan amal lintas agama, dan dialog yang tenang di antara berbagai aliran yang berbeda. Habib Husein juga menyerukan agar Ramadan menjadi kesempatan untuk memperkuat persatuan umat dan tidak menimbulkan perbedaan atau perpecahan. 

    Pendekatan ini sejalan dengan ajaran Islam yang menyerukan toleransi, sebagaimana firman Allah Swt: 

    وَقُوۡلُوۡا لِلنَّاسِ حُسۡنًا

    “Dan ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusia” (Al-Baqarah: 83)

    Sebuah pesan yang mendorong umat Islam untuk memperlakukan semua orang dengan kebaikan dan rasa hormat. Inilah esensi dari semangat toleransi Ramadan di Indonesia. 

  • Masjid Al Aqsha di Kudus: Simbol Toleransi dan Sejarah Islam di Jawa

    Masjid Al Aqsha di Kudus: Simbol Toleransi dan Sejarah Islam di Jawa

    Kudus, Beritasatu.com – Masjid Al Aqsha yang berada di Kudus, Jawa Tengah memiliki nilai sejarah yang mendalam serta sebagai simbol toleransi beragama di tanah Jawa.

    Masjid Al Aqsha di Kota Kudus, Jawa Tengah, menyimpan berbagai keunikan. Masjid ini memiliki menara setinggi 18 meter yang menyerupai candi, serta gapura berbentuk vihara dan pura yang terletak di area masjid.

    Masjid yang dikenal dengan nama Masjid Menara Kudus ini tidak hanya memiliki nilai sejarah yang dalam, tetapi juga mengajarkan toleransi beragama di tanah Jawa.

    Masjid Al Aqsha di Kudus dari tampak luar. – (Beritasatu.com/Jamaah)

    Terletak di pusat Kota Kudus, Masjid Al Aqsha masih berdiri kokoh dengan menara khas yang memiliki arsitektur bercorak Hindu-Jawa. Menara setinggi 18 meter ini menyerupai candi, mencerminkan pengaruh budaya Hindu yang kuat di kawasan tersebut.

    Selain itu, bentuk tempat wudhu yang unik, berupa persegi panjang dengan delapan pancuran dan arca di atasnya, juga menggambarkan ciri khas arsitektur Buddha.

    Saat memasuki area masjid, pengunjung akan menjumpai gapura dengan corak Hindu, yang mirip dengan pintu gerbang vihara atau pura. Keunikan ini menjadi ciri khas Masjid Menara Kudus, yang kental akan nilai toleransi agama.

    Masjid ini didirikan Sunan Kudus, salah satu Wali Songo yang berjasa besar dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Pada masa itu, banyak masyarakat yang masih menganut agama Hindu dan Buddha, dan Sunan Kudus berhasil menyampaikan dakwah Islam dengan cara yang menghargai budaya setempat.

    Denny Nur Hakim, pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), menjelaskan bahwa berdasarkan prasasti yang ada, Masjid Al Aqsha didirikan pada 956 Hijriah atau 23 Agustus 1549 Masehi oleh Sunan Kudus.

    Bentuk masjid yang menggabungkan unsur-unsur Hindu dan Budha ini merupakan wujud ajaran Sunan Kudus dalam mengedepankan nilai toleransi beragama.

    “Bicara sejarah, masjid ini dikenal sebagai pusat penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Sunan Kudus, dan hingga kini kami terus melanjutkan jejak dakwahnya,” kata Denny Nur Hakim kepada wartawan, Jumat (28/2/2025).

    Meski sudah mengalami tiga kali perluasan, yaitu pada 1918-1919, 1927, dan perluasan terakhir hingga sekarang, Masjid Menara Kudus tetap menjaga barang-barang bersejarah yang ada.

    Penampakan Masjid Al Aqsha di Kudus dari bagian dalam – (Beritasatu.com/Jamaah)

    Di sekitar masjid, juga terdapat banyak sekolah agama dan pondok pesantren, menjadikan area ini sebagai pusat pendidikan agama Islam.

    Seorang santri asal Kabupaten Kepulauan Selayar, Ahmad Syafiq Al Maududi, mengungkapkan sering mengunjungi Masjid Menara Kudus untuk menghafal Al-Qur’an dan berdoa. Ia menyebutkan, suasana masjid yang kental dengan nuansa sejarah membuatnya merasa tenang dan nyaman.

    “Saya sering ke sini karena suasananya yang berbeda. Ketenangan yang saya rasakan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Harus datang langsung untuk merasakannya,” ujarnya lagi.

    Hingga saat ini, Masjid Menara Kudus tetap menjadi tempat yang tidak hanya menarik bagi wisatawan religi lokal maupun internasional, tetapi juga sebagai simbol semangat toleransi beragama dan penghormatan terhadap sejarah Islam di Jawa.

  • Ketum GP Ansor Terima Penghargaan Sehati Seperjalanan dari KWI

    Ketum GP Ansor Terima Penghargaan Sehati Seperjalanan dari KWI

    loading…

    Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menganugerahkan penghargaan Sehati Seperjalanan kepada Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharuddin. Foto/Istimewa

    JAKARTA – Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menganugerahkan penghargaan Sehati Seperjalanan kepada Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharuddin . Pria yang akrab disapa Bang Addin ini dianggap berkomitmen membangun kerukunan dan perdamaian di Indonesia dan dunia melalui Deklarasi Jakarta – Vatikan yang ditandatangani Paus Fransiskus di Vatikan pada 21 Agustus 2024.

    Selain itu, Bang Addin juga dinilai telah menerapkan Pedoman dalam Kebenaran dan Kasih (PDKK). “Dengan pemberian anugerah ini, Komisi HAK KWI ingin mengucapkan terima kasih dan ingin menjadi Teman Sehati Seperjalanan,” ujar Sekretaris Kom HAK KWI Romo Aloysius Budi Purnomo Pr dalam Rapat Pleno Nasional Komisi HAK KWI di Kantor KWI Jakarta, Selasa (25/2/2025).

    Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharuddin mengucapkan syukur dan terima kasih atas penghargaan yang diberikan. Dia menegaskan semua kader Ansor akan senantiasa berkomitmen menjalankan Deklarasi Jakarta – Vatikan dan menjaga Indonesia.

    “Penghargaan ini memacu dan memicu kami untuk bekerja lebih maksimal lagi, menjadi perekat sekaligus penggerak anak-anak bangsa untuk semakin berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Mengonsolidasikan nilai-nilai kebaikan yang ada pada diri kita masing-masing,” katanya.

    “Peristiwa-peristiwa kelam bangsa ini seperti penggunaan isu SARA tidak boleh terjadi lagi, mempersulit beribadah agama lain tidak boleh lagi, intimidasi kelompok-kelompok minoritas tidak boleh lagi,” sambungnya.

    Addin menegaskan ke depan toleransi beragama harus diperluas lagi spektrumnya menjadi toleransi sosial dan ekonomi sehingga tidak ada ketimpangan dan harmoni yang terbangun di masyarakat memiliki pondasi yang kokoh. “Kita perkokoh toleransi, baik toleransi antar umat beragama, sosial maupun toleransi ekonomi,” katanya.

    Selain Ketum GP Ansor Addin Jauharuddin, Romo Aloysius menambahkan, penghargaan teman Sehati Seperjalanan juga diberikan kepada sejumlah Ketua Umum Ormas Pemuda Lintas Agama lain. Yaitu Ketum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, Ketum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat, Ketum Pemuda Hindu (Peradah) I Gede Ariawan, Waketum Pemuda Buddha (Gemabudhi) Wiryawan, dan Ketum Pemuda Konghucu (Gemaku) JS Kristan.

    Usai penandatanganan Deklarasi Jakarta -Vatikan para ketua umum Ormas Lintas Iman di atas telah melakukan sejumlah kegiatan secara bersama-sama sebagai perwujudan deklarasi. Di antaranya, silaturahmi ke Gereja Kristen Jawa Minomartani dan Gereja Katolik St Petrus dan Paulus Minomartani, Sleman, Yogyakarta pada 20 Desember 2024.

    Kemudian penanaman pohon di Nawang Jagad, Kaliurang di Sleman Yogyakarta. Terakhir, para perwakilan GP Ansor berkunjung ke Pertapaan Katolik Rawaseneng, untuk belajar mengelola peternakan dan pengolahan susu segar dalam upaya mengembangkan kesejahteraan.

    (rca)

  • KWI anugerahi tujuh Ketua Umum Organisasi Pemuda Lintas Iman

    KWI anugerahi tujuh Ketua Umum Organisasi Pemuda Lintas Iman

    Momentum seperti ini harus terus diciptakan dan digaungkan, serta diwujudnyatakan

    Jakarta (ANTARA) – Tujuh Ketua Umum Organisasi Pemuda Lintas Iman mendapat Penghargaan Anugerah Apresiasi Sehati Seperjalanan dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) karena dianggap memberikan contoh dalam membangun gerakan konkret lintas agama.

    “Momentum seperti ini harus terus diciptakan dan digaungkan, serta diwujudnyatakan melalui gerakan konkret dengan berkolaborasi dengan multipihak baik itu di tingkat nasional, maupun di tingkat akar rumput,” kata Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KOMHAK-KWI), Mgr. Christophorus Tri Harsono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

    Sementara itu Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) KWI, Romo Aloysius Budi Purnomo menyebutkan para ketua umum organisasi lintas agama tersebut telah menjadi contoh yang istimewa.

    “Teman-teman muda ini menjadi contoh istimewa dalam permenungan saya, menjawab apa yang dianjurkan dalam pedoman untuk dialog dalam kebenaran dan kasih. Disebutkan pentingnya bersama orang-orang muda membangun gerakan konkret lintas agama,” katanya.

    Ketua Umum Pemuda Katolik, Stefanus Gusma juga turut mengucapkan terimakasih atas penghargaan tersebut dan berharap menjadi sebuah motivasi.

    “Penghargaan ini bisa menjadi tambahan motivasi kepada seluruh kader Pemuda Katolik se-Indonesia untuk terus merangkul semua pihak lintas iman dan lintas sektor untuk mewujudkan persatuan dan kedamaian di bumi Nusantara ini, ” ucapnya.

    Dia juga berharap anugerah ini menjadi langkah awal dan nyata bagi kami para generasi muda untuk merangkul semua pihak demi kesatuan bangsa.

    Penerima penghargaan tersebut adalah tujuh tokoh muda yang merupakan ketua umum dari organisasi pemuda lintas iman, antara lain: Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketua Umum Pemuda Katolik (PK) Stefanus Gusma, Ketua Umum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat, Ketua Umum Pemuda Hindu (Peradah) I Gede Ariawan, Ketua Umum Pemuda Budha (Gemabudhi) Bambang Patijaya dan Ketua Umum Pemuda Konghucu (Gemaku) JS Kristan.

    Pemberian penghargaan tersebut sendiri dilaksanakan di Aula KWI Jakarta, Jalan Cikini 2, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa malam.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • KWI Beri Anugerah untuk GP Ansor dan Muhammadiyah

    KWI Beri Anugerah untuk GP Ansor dan Muhammadiyah

    KWI Beri Anugerah untuk GP Ansor dan Muhammadiyah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Konferensi Waligereja Indonesia (
    KWI
    ) yang mencakup federasi para uskup di Indonesia memberikan anugerah apresiasi “Sehati Sejalan” pada Senin (25/2/2025) malam.
    Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) KWI, Romo Aloysius Budi Purnomo, menuturkan bahwa anugerah apresiasi ini ditujukan untuk tujuh organisasi
    pemuda lintas agama
    .
    Rinciannya, untuk Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin; Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla;
    Ketua Umum Pemuda Katolik (PK), Stefanus Asat Gusma; Ketua Umum Pemuda Kristen (GAMKI), Sahat MP Sinurat;
    Ketua Umum Pemuda Hindu (Peradah), I Gede Ariawan; Ketua Umum Pemuda Buddha (Gemabudhi), Bambang Patijaya; dan Ketua Umum Pemuda Khonghucu (Gemaku), JS Kristan.
    “Teman-teman muda ini menjadi contoh istimewa dalam permenungan saya, menjawab apa yang dianjurkan dalam pedoman untuk dialog dalam kebenaran dan kasih. Disebutkan pentingnya bersama orang-orang muda membangun gerakan konkret lintas agama,” kata Romo di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Senin.
    Untuk itu, KWI memberikan anugerah apresiasi kepada tujuh organisasi antarumat beragama sebagai langkah konkret membangun kebersamaan.
    “Mereka sangat menjawab anjuran itu, dan karena itu saya menganggap ini sebagai hal positif sehingga layak diberi apresiasi,” ucapnya.
    Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, mengucapkan terima kasih atas apresiasi tersebut. GP Ansor menilai bahwa apresiasi ini sebagai momentum bernilai positif dalam membangun bangsa ke depan.
    “Tentu kami ucapkan terima kasih. Ini suatu momentum bagus karena tantangan bangsa semakin besar. Nilai-nilai kebaikan setiap agama perlu disatukan sebagai fondasi nasional,” kata Addin.
    Ia berharap ke depannya memperluas perjumpaan serta
    dialog antaragama
    untuk membangun ekonomi dan sumber daya manusia (SDM).
    “Untuk spektrum yang lebih luas, pembangunan ekonomi bersama, pelatihan SDM, jadi kelihatan agama itu dapat membangun bangsa secara komprehensif,” katanya.
    Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla, menambahkan bahwa dialog serta pertemuan antarumat beragama ini akan terus dilakukan ke depannya.
    “Setiap diri anak bangsa punya identitas, keimanan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Melalui dialog lintas iman ini akan terus kita lakukan dan semangat ini akan disampaikan kepada kader-kader kami,” ucap Dzulfikar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPU Kepri nilai sinergi antar stakeholder sukseskan Pilkada Serentak

    KPU Kepri nilai sinergi antar stakeholder sukseskan Pilkada Serentak

    Batam (ANTARA) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menilai bahwa sinergi yang baik antara berbagai pemangku kepentingan atau stakeholder mendukung keberhasilan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.

    Ketua KPU Kepri Indrawan Susilo Prabowoadi menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan pesta demokrasi ini.

    “Pilkada serentak 2024 merupakan yang pertama kali dilaksanakan secara serentak dalam arti sesungguhnya. Pada 27 November lalu, sebanyak 545 wilayah, termasuk Provinsi Kepulauan Riau beserta tujuh kabupaten/kota, telah menyelesaikan seluruh tahapan pilkada dengan baik,” katanya di Batam, Selasa.

    “Bahkan, tiga sengketa yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi telah diputus pada 15 Februari lalu, sehingga seluruh kepala daerah terpilih dapat mengikuti pelantikan serentak pada 20 Februari 2025 di Istana Negara,” ujar Indrawan.

    Menurutnya, keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama seluruh pemangku kepentingan dalam memastikan seluruh tahapan berjalan dengan aman, tertib, dan kondusif.

    “Sinergi yang solid antara pemerintah daerah, aparat keamanan, instansi hukum, dan berbagai elemen masyarakat memungkinkan Pilkada di Kepri berlangsung lancar dan menghasilkan pemimpin yang diharapkan dapat memajukan daerah,” tambahnya.

    Sebagai bentuk penghargaan, KPU Kepri memberikan apresiasi kepada berbagai mitra yang telah mendukung pelaksanaan Pilkada, di antaranya Gubernur Kepulauan Riau, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), TNI, Polri, Kejaksaan, Pengadilan.

    Serta berbagai organisasi keagamaan dan adat seperti Lembaga Adat Melayu, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN), dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kepulauan Riau.

    Selanjutnya, para pengawas pelaksanaan seperti Badan Pengawasan Pemilihan Umum Kepri dan Ombudsman RI, dan berbagai perangkat daerah lainnya yang ikut mendukung kelancaran pilkada.

    Selain itu, KPU Kepri juga mengevaluasi dengan beberapa pemangku kepentingan untuk menampung masukan, sebagai catatan yang harus dievaluasi untuk penyelenggaraan pemilu dan pilkada ke depan.

    “Kami telah melakukan pencatatan internal dan mendapat masukan dari semua pihak. Tentu, hasil evaluasi ini akan menjadi rekomendasi bagi kami dan pembuat kebijakan dalam menyusun kajian dan kebijakan pemilu di masa mendatang,” kata Indrawan.

    Beberapa masukan yang disorot meliput topik partisipasi pemilih, inovasi baru yang dapat dirancang oleh KPU Kepri, serta inklusivitas bagi pemilih.

    KPU Kepri berharap model sinergi yang telah terbentuk dalam Pilkada Serentak 2024 ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pemilu berikutnya.

    Pewarta: Amandine Nadja
    Editor: Azhari
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kalender Maret 2025: Catat Tanggal Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Libur Sekolah! – Page 3

    Kalender Maret 2025: Catat Tanggal Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Libur Sekolah! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Bulan Maret 2025 akan segera tiba! Bulan ketiga tahun ini menyimpan beberapa momen penting, mulai dari hari libur nasional, cuti bersama, hingga libur sekolah. Bagi Anda yang ingin merencanakan aktivitas di bulan Maret, simak informasi lengkapnya berikut ini.

    Artikel ini mencakup informasi tentang hari libur nasional, cuti bersama, dan libur sekolah di bulan Maret 2025, berdasarkan informasi yang valid per tanggal 25 Februari 2025.

    Perlu diingat bahwa informasi ini dapat berubah sewaktu-waktu. Untuk informasi terkini dan resmi, selalu referensikan pengumuman resmi dari pemerintah. Berikut rincian lengkapnya:

    Bulan Maret 2025 sendiri akan diwarnai dengan perayaan Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu dan bulan suci Ramadhan bagi umat Islam. Hal ini berdampak pada adanya beberapa hari libur nasional dan cuti bersama, serta libur sekolah yang cukup panjang.

  • Fosil Ular Raksasa Sepanjang 15 Meter Ditemukan di India

    Fosil Ular Raksasa Sepanjang 15 Meter Ditemukan di India

    Jakarta

    Para ilmuwan di India telah menemukan fosil sisa-sisa ular yang sangat besar sehingga mengerdilkan kerabatnya yang modern. Dengan panjang yang mencengangkan, raksasa prasejarah ini adalah salah satu ular terbesar yang pernah ditemukan.

    Penemuan Vasuki indicus, nama ilmiah hewan tersebut, memberikan pandangan langka tentang keanekaragaman hayati kuno di wilayah tersebut.

    Fosil yang terpelihara dengan baik itu digali oleh para peneliti di Indian Institute of Technology Roorkee. Mereka menemukan sebagian besar tulang belakangnya, sebuah penemuan luar biasa yang menawarkan wawasan penting tentang anatominya.

    Dr. Rajesh Kumar, penulis utama penelitian tersebut, menggambarkan spesimen itu sebagai temuan yang terpelihara dengan sangat baik, yang menyoroti pentingnya pengetahuan ilmiah di baliknya.

    Diterbitkan dalam Scientific Reports, penelitian tersebut mengidentifikasi ular dari 27 tulang belakang yang membatu. Analisis ekstensif ini mengonfirmasi bahwa ular itu telah lama punah.

    Ukurannya yang sangat besar menunjukkan bahwa ia adalah salah satu ular terbesar yang pernah berkeliaran di Bumi. Dengan panjang 15 meter, Vasuki indicus, merupakan salah satu ular terbesar yang pernah ditemukan.

    Dikutip dari The Brighter Side, nama Vasuki indicus merupakan penghormatan kepada mitologi Hindu. Dalam teks kuno, ular Vāsuki melingkari leher Dewa Siwa, tokoh yang dihormati dalam Shaivisme. Pilihan nama tersebut mencerminkan hubungan budaya yang mendalam antara ular dan cerita rakyat India, yang menekankan makna simbolisnya.

    Selain ukurannya yang besar, Vasuki indicus kemungkinan memiliki cara hidup yang unik. Para peneliti percaya bahwa tubuhnya yang besar membatasi kecepatannya, menjadikannya predator penyergap daripada pemburu aktif. Pergerakannya mungkin lambat, tetapi ukurannya saja sudah membuatnya menjadi ancaman yang tangguh.

    Fosil tersebut juga menjelaskan ekosistem prasejarah di anak benua India. Fosil tersebut mengisyaratkan lingkungan yang dapat mendukung raksasa tersebut, yang menunjukkan era yang kaya akan predator yang beragam dan kuat. Penemuan tersebut menantang asumsi sebelumnya tentang evolusi ular purba.

    Sebaliknya, mereka menduga bahwa Vasuki kemungkinan menggunakan taktik penyergapan, mirip dengan ular piton modern, mengandalkan penyempitan untuk menaklukkan korbannya.

    Dengan menggambarkan karakteristik fisik spesimen tersebut, penelitian tersebut menyoroti perawakannya yang berkembang penuh dan tubuhnya yang kuat. Dengan tubuh yang lebar dan silindris, Vasuki indicus dapat memiliki berat hingga satu ton, menjadikannya raksasa sejati di dunia kuno.

    Perbandingan dengan ular punah lainnya semakin menggarisbawahi dimensi Vasuki indicus yang luar biasa. Sementara Titanoboa yang terkenal memiliki panjang yang sama, membentang antara 13-15 meter, lingkar Vasuki membuatnya menonjol. Hal ini menempatkannya dalam persaingan ketat untuk mendapatkan gelar ular terbesar yang pernah ditemukan.

    Dengan menyelidiki sejarah evolusi ular-ular raksasa ini, para peneliti mencatat garis keturunan mereka dalam keluarga Madtsoiidae. Membentang sekitar 100 juta tahun di Afrika, Eropa, dan India, reptil purba ini meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada ekosistem Bumi.

    Namun, Vasuki indicus menempati ceruk unik dalam garis keturunan ini, yang berasal khususnya dari anak benua India pada era lampau, sekitar 56 hingga 34 juta tahun lalu.

    Penemuan Vasuki indicus menjadi bukti warisan paleontologi India yang kaya. Dr. Kumar menekankan pentingnya temuan tersebut dalam mengungkap misteri kehidupan prasejarah.

    “Setiap fosil yang digali menawarkan sekilas pandang ke masa lalu yang jauh, memperkaya pemahaman kita tentang penghuni Bumi purba,” ujarnya.

    Para peneliti menemukan 27 vertebra dan menganalisis masing-masing untuk mengidentifikasi spesimen tersebut secara positif sebagai V. Indicus, yang telah punah.

    Penemuan Vasuki indicus merupakan tonggak penting dalam catatan paleontologi. Saat para ilmuwan terus menyelidiki kedalaman sejarah Bumi, penemuan seperti ini menerangi keanekaragaman kehidupan yang menakjubkan yang pernah berkembang pesat di planet kita.

    (rns/rns)

  • Tradisi Nadran Jelang Ramadan di Kabupaten Ciamis

    Tradisi Nadran Jelang Ramadan di Kabupaten Ciamis

    Liputan6.com, Ciamis – Nadran merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Kabupaten Ciamis dalam menyambut Ramadan. Tradisi ini sebenarnya lahir dari akulturasi budaya.

    Mengutip dari Visit Ciamis, nadran adalah perpaduan budaya Islam dan Hindu. Kedua budaya ini telah diwariskan secara turun-temurun sejak ratusan tahun lalu.

    Tradisi nadran dilakukan dengan berziarah ke Situs Makam Keramat Buyut Mangun Tapa. Warga Desa Baregbeg akan berbondong-bondong mendatangi Makam Kyai Buyut Mangun Tapa atau Ki Gedeng Tapa.

    Makam tersebut berada di Selamanik, pinggir jalan raya Kawali-Ciamis. Nadran biasanya menjadi salah satu rangkaian dari tradisi mapag Ramadan yang digelar di Kabupaten Ciamis.

    Adapun tradisi nadran dilakukan sebagai bentuk menghormati jasa Ki Gedeng Tapa karena telah menyebarkan agama Islam di wilayah Baregbeg dan sekitarnya. Tak hanya untuk leluhur, para warga juga akan mengirim doa untuk orang tua atau anggota keluarga lain yang telah tiada.

    Selain berdoa, warga juga merawat, membersihkan makam, dan menabur bunga. Hal ini sekaligus menjadi bentuk pembersihan diri menjelang Ramadan.

    Tradisi nadran tak hanya dilaksanakan oleh warga setempat. Para pejabat Kabupaten Ciamis hingga budayawan dari luar Kecamatan Baregbeg pun turut hadir.

    Tak jarang, juga dihadirian berbagai kesenian tradisional dan dilanjutkan dengan acara makan bersama. Menu makanannya biasanya berupa nasi liwet tujuh warna.

    Ketujuh warna tersebut memiliki filosofi mendalam tentang kehidupan. Ragam warna pada nasi liwet juga melambangkan keberagaman.

    Tahun ini, tradisi nadran juga menjadi salah satu rangkaian dalam upacara tradisi mapag Ramadan 2025 di Ciamis. Tradisi nadran telah dilaksanakan pada 19 Februari di Situs Buyut Mangun Tapa (Hutan Kota Selamanik), Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis.

    Penulis: Resla

  • Umat Islam di India Tolak Perubahan UU Soal Wakaf, Kenapa?

    Umat Islam di India Tolak Perubahan UU Soal Wakaf, Kenapa?

    Jakarta

    Usulan untuk mengubah undang-undang yang mengatur properti wakaf senilai jutaan dolar yang disumbangkan umat Islam di India selama berabad-abad telah memicu protes di negara tersebut.

    Properti tersebut yang meliputi masjid, madrasah, rumah penampungan dan ribuan hektare tanah disebut wakaf dan dikelola oleh suatu dewan.

    Rancangan Undang-Undang (RUU)yang melakukan lebih dari 40 amandemen terhadap undang-undang yang ada diperkenalkan pada Agustus 2024.

    RUU terus dibahas di komisi parlemen meski para pemimpin oposisi telah menolaknya.

    Mereka mengeklaim bahwa catatan penolakan mereka terhadap RUU ini telah dihapus. Namun, pemerintah federal membantah tudingan tersebut.

    Jika disahkan oleh parlemen, RUU tersebut akan dikirim ke Presiden Droupadi Murmu untuk mendapatkan persetujuan sebelum disahkan menjadi undang-undang.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan bahwa perubahan yang mereka usulkan pada RUU tersebut diperlukan untuk memberantas korupsi dalam pengelolaan properti-properti ini sekaligus memenuhi tuntutan reformasi dari komunitas Muslim.

    Namun beberapa kelompok Muslim dan partai oposisi menyebut perubahan tersebut adalah upaya partai nasionalis Hindu yang mendukung Modi untuk melemahkan hak-hak minoritas.

    Apa itu wakaf?

    “Wakaf” atau “Wakf” berasal dari kata bahasa Arab “Waqafa”.

    Asal kata “Wakafa” berarti “menahan” atau “menghentikan” atau “tetap” di tempat atau tetap berdiri”.

    Dalam konteks agama, wakaf bermakna menahan harta benda untuk disumbangkan demi kepentingan masyarakat, bukan untuk mengalihkan kepemilikan.

    Harta yang diwakafkan tidak dapat dijual atau digunakan untuk tujuan lain yang berarti bahwa harta wakaf adalah milik Tuhan.

    Sejumlah besar harta wakaf dalam bentuk properti difungsikan sebagai masjid, madrasah, makam, dan panti asuhan.

    Tradisi wakaf di India dapat ditelusuri ke periode Kesultanan Delhi pada abad ke-12 ketika para penguasa Muslim dari Asia Tengah datang ke India.

    Properti wakaf mencakup masjid, madrasah, rumah penampungan dan ribuan hektar lahan. (Getty Images)

    Properti tersebut kini diatur oleh Undang-Undang Wakaf tahun 1995, yang mengamanatkan pembentukan dewan di tingkat negara bagian.

    Dewan ini mencakup orang-orang yang ditunjuk oleh pemerintah negara bagian, anggota parlemen beragam Islam, anggota dewan pengacara negara bagian, ulama Islam, dan pengelola properti wakaf.

    Pemerintah menyatakan bahwa badan wakaf merupakan salah satu pemilik tanah terbesar di India.

    Setidaknya terdapat 872.351 properti wakaf di seluruh India, yang mencakup lebih dari 940.000 hektare, dengan perkiraan nilai 1,2 triliun rupee (sekitar Rp231 triliun).

    Apakah ada keperluan untuk mereformasi UU Wakaf?

    Kelompok Muslim sepakat bahwa korupsi merupakan masalah serius di badan wakaf, para anggotanya telah beberapa kali dituduh berkolusi dengan penyerobot lahan untuk menjual tanah wakaf.

    Namun para kritikus juga mengatakan bahwa sejumlah besar properti tersebut telah dirambah oleh individu, bisnis, dan badan pemerintah yang juga memerlukan perhatian segera.

    Sebuah laporan yang diajukan pada 2006 oleh Komite Kehakiman Sachar yang dibentuk oleh pemerintah yang dipimpin partai Kongres sebelumnya untuk menilai kondisi sosial ekonomi umat Islam di India telah merekomendasikan reformasi wakaf, karena menemukan bahwa pendapatan dari dewan tersebut rendah dibandingkan dengan sejumlah besar properti yang mereka kelola.

    Baca juga:

    Komite memperkirakan bahwa penggunaan lahan yang efisien berpotensi menghasilkan pendapatan tahunan sekitar 120 miliar rupee (setara Rp22,5 triliun)

    Pendapatan tahunan saat ini, menurut beberapa perkiraan, adalah sekitar 2 miliar rupee (setara Rp375,1 miliar)

    Komite tersebut juga mencatat bahwa “perambahan oleh Negara, yang merupakan penjaga kepentingan Wakaf, adalah hal yang umum”.

    Mereka kemudian memberikan ratusan contoh “pengambilalihan tidak sah” atas tanah wakaf oleh otoritas pemerintah.

    Demonstrasi menolak amandemen undang-undang tentang wakaf di India (Getty Images)

    Menurut data pemerintah sedikitnya 58.889 aset wakaf saat ini telah diserobot, sementara lebih dari 13.000 aset masih dalam proses litigasi.

    Lebih dari 435.000 aset masih belum diketahui statusnya.

    Pemerintah mengatakan, amandemen tersebut mengatasi masalah ini dan memajukan rekomendasi yang dibuat oleh Komite Sachar.

    Menteri Urusan Parlemen Kiren Rijiju mengatakan kepada surat kabar The Times of India bahwa reformasi tersebut juga diperlukan karena hanya sebagian elit di komunitas Muslim yang mengelola properti-properti ini.

    Mengapa jadi kontroversi?

    Banyak umat Muslim memandang perubahan yang diusulkan dalam RUU itu dengan skeptis.

    Salah satu aspek yang paling kontroversial dari RUU ini adalah perubahan aturan kepemilikan, yang akan berdampak pada masjid dan kuburan bersejarah yang dimiliki oleh dewan.

    Banyak di antara properti-properti ini yang telah digunakan oleh umat Islam selama beberapa generasi tidak memiliki dokumentasi formal karena disumbangkan secara lisan atau tanpa catatan hukum sejak puluhan atau berabad-abad yang lalu.

    UU Wakaf tahun 1954 mengakui harta benda seperti itu dalam kategori “wakaf oleh pengguna”, namun rancangan undang-undang tersebut menghapus ketentuan tersebut, sehingga nasib sejumlah besar harta benda tersebut menjadi tidak menentu.

    Baca juga:

    Profesor Mujibur Rehman, penulis “Shikwa-e-Hind: Masa Depan Politik Muslim India”, menjelaskan bahwa menelusuri kepemilikan properti komunitas yang sudah ada sejak lama tergolong rumit.

    Sebab, sistem pengelolaan dan kepemilikannya telah bergeser selama berabad-abad dari sistem Mughal ke sistem kolonial Inggris, hingga ke sistem saat ini.

    “Anda dapat melacak harta pribadi hingga beberapa generasi, tetapi melacak harta bersama lebih sulit, karena pengelolaannya terus berubah seiring waktu,” kata Rehman.

    Beberapa perubahan undang-undang ini akan menyebabkan beberapa properti wakaf harus ditetapkan kembali sebagai wakaf. (Getty Images)

    Komunitas Muslim khawatir bahwa rancangan undang-undang baru itu mungkin tidak mengatasi permasalahan masyarakat. Alih-alih, menghilangkan peran umat Islam dalam mengendalikan properti wakaf.

    Pasalnya, perubahan yang diajukan mencakup susunan pengurus wakaf, yang mewajibkan orang non-Muslim untuk menjadi anggotanya.

    Beberapa orang sepakat bahwa undang-undang umum yang mewajibkan orang-orang dari semua agama untuk menjadi bagian dewan yang menjalankan lembaga keagamaan bukanlah ide yang buruk karena akan membuat prosesnya lebih sekuler.

    Namun, langkah saat ini tampaknya lebih memihak pada politik mayoritas, kata Rehman.

    “Tampaknya ada upaya untuk tidak hanya mendapatkan kendali negara atas properti milik umat Muslim, tetapi juga kendali komunitas Hindu atas kehidupan komunitas Muslim.”

    Apa saja perubahan lain yang diusulkan?

    Perubahan penting lainnya adalah kewajiban dewan untuk mendaftarkan properti mereka kepada kolektor distrik, yang akan merekomendasikan kepada pemerintah apakah klaim wakaf atas suatu properti tergolong sah.

    Para kritikus mengatakan hal ini akan melemahkan kewenangan badan wakaf.

    Asaduddin Owaisi, seorang anggota parlemen Muslim terkemuka, menuduh bahwa perubahan ini dimaksudkan untuk merampas tanah milik umat Islam.

    Undang-undang saat ini mengharuskan pemerintah negara bagian untuk menunjuk seorang komisioner survei yang mengidentifikasi properti wakaf, dan kemudian menyiapkan sebuah daftar.

    Daftar tersebut kemudian dikirim ke pemerintah negara bagian yang mengeluarkan pemberitahuan yang diamanatkan secara hukum.

    Jika tidak ada yang menentang selama satu tahun, properti tersebut menjadi wakaf.

    Namun beberapa perubahan membuat status sejumlah properti wakaf harus diatur kembali.

    “Banyak yang secara ilegal telah melanggar batas wakaf. Ini berarti mereka akan mendapatkan kesempatan untuk mengklaim bahwa properti tersebut adalah milik mereka,” kata Owaisi baru-baru ini kepada wartawan.

    Kelompok Muslim mengatakan, proses ini akan membahayakan banyak masjid bersejarah.

    Mereka mengatakan reformasi memang diperlukan, tetapi harus tetap memperhatikan kepekaan dan kepentingan masyarakat.

    “Diagnosisnya mungkin benar,” kata Prof Rehman, “namun pengobatannya tidak.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu