agama: Hindu

  • Nyepi Bukan Gimmick Wisata! Pelaku Usaha Diminta Stop Lakukan Ini

    Nyepi Bukan Gimmick Wisata! Pelaku Usaha Diminta Stop Lakukan Ini

    Denpasar: Bali selalu menjadi primadona wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, terutama saat momen-momen spesial seperti Hari Suci Nyepi. 
     
    Namun, Dinas Pariwisata (Dispar) Bali mengimbau agar pelaku usaha tidak menjadikan Nyepi sebagai daya tarik komersial dalam paket wisata.
     
    Menurut Kepala Dispar Bali, Tjok Bagus Pemayun, Nyepi bukan sekadar hari libur biasa, tetapi hari suci bagi umat Hindu di Bali. 

    “Kita kan harus menghormati masyarakat Bali yang beragama Hindu untuk melakukan tapa brata penyepian, jadi agar nama Nyepi tidak dijual,” katanya dilansir Antara, Kamis, 27 Maret 2025.

    Alternatif nama untuk menarik wisatawan
    Bagi pelaku usaha yang ingin menarik wisatawan selama periode ini, Dispar Bali menyarankan penggunaan nama lain yang tidak mengaitkan langsung dengan Hari Suci Nyepi. 
     

    Dia juga menegaskan, wisatawan tetap dapat menikmati ketenangan dan keunikan suasana Nyepi, tetapi tanpa mengemasnya sebagai bagian dari paket wisata yang secara eksplisit menyebutkan “Nyepi”.
     
    “Boleh saja (menggaet wisatawan) tapi jangan pakai bahasa Nyepi dalam artian dikemas bahwa ini menyambut libur panjang Bali, silahkan menginap di Bali,” ujarnya.
    Libur panjang kunjungan wisatawan bakal meningkat

    Nyepi tahun ini jatuh pada 29 Maret 2025 dan bertepatan dengan libur panjang Idul Fitri, yang diperkirakan akan mendorong lonjakan jumlah wisatawan ke Bali. 
    Data terbaru mencatat, jumlah wisatawan mancanegara ke Bali telah mencapai 1.013.700 kunjungan, sementara wisatawan domestik mencapai 902.688 kunjungan.
     
    Tren ini diperkirakan akan meningkat dalam tujuh hari sebelum Idul Fitri. 
     
    “Biasanya 7 hari sebelum lebaran wisatawan nusantara sudah mulai (datang) ini kan sudah 7 hari jadi masih terus dimonitor pergerakannya,” ucapnya.
     
    Selain faktor libur panjang, pemerintah daerah optimistis bahwa kenaikan jumlah wisatawan juga didukung oleh harga tiket pesawat domestik yang lebih kompetitif serta dibukanya Tol Probolinggo yang mempermudah akses darat menuju Bali.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Kemenag Lepas Ratusan Peserta Program Mudik Gratis 1446 Hijriah

    Kemenag Lepas Ratusan Peserta Program Mudik Gratis 1446 Hijriah

    loading…

    Kementerian Agama (Kemenag) menggelar pelepasan Mudik Gratis Kemenag 1446 Hijriah/2025M. Foto/Istimewa

    JAKARTA – Kementerian Agama ( Kemenag ) menggelar pelepasan Mudik Gratis Kemenag 1446 Hijriah/2025M. Acara yang digelar di lapangan Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat ini dirangkaikan dengan penyerahan santunan anak yatim dan pembagian sembako.

    Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Ramadan Kemenag 1446 H/2025 M yang mengusung tema nasional “Ramadan Menyenangkan dan Menenangkan”. Sebanyak 739 pemudik diberangkatkan menggunakan 16 bus dengan tujuan berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera.

    Program Mudik Gratis Kemenag ini merupakan tahun keempat penyelenggaraan dan hasil kerja sama dengan organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, serta mitra kerja dari berbagai lembaga keuangan. “Program mudik ini merupakan upaya nyata fasilitasi pemerintah memberikan layanan mudik yang nyaman dan aman kepada masyarakat. Alhamdulillah, animo masyarakat sangat tinggi,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar, Selasa (25/3/2025).

    “Pada momentum Ramadan tahun ini, Kementerian Agama banyak menginisiasi program yang selain sebagai syiar juga didesain relevan dengan kebutuhan masyarakat khususnya umat Islam,” sambungnya.

    Kemenag juga membagikan 1.350 boks takjil puasa yang berasal dari seluruh unit Eselon I, Pusbimdik Khonghucu, dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag. Pembagian takjil ini tidak hanya melibatkan umat Islam, tetapi juga umat Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, menunjukkan resonansi sukacita Ramadan dari dan untuk semua.

    Selain itu, Kemenag telah mendistribusikan 100 ton kurma hibah dari Pemerintah Arab Saudi ke berbagai lembaga, masjid, dan entitas masyarakat lainnya. Kemenag juga menerbitkan Surat Edaran kepada seluruh masjid, khususnya yang berada di jalur mudik, untuk tetap buka dan memberikan layanan kepada pemudik.

    “Ramadan memberikan resonansi sukacita dari dan untuk semua,” ujar Menteri Agama.

    Menag juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra kerja dan pihak yang telah berpartisipasi dalam suksesnya program Ramadan Kemenag. Ia juga mengucapkan selamat jalan kepada para pemudik dan selamat Hari Raya Idulfitri.

  • UIN Walisongo Tambah 4 Guru Besar, Tingkatkan Kualitas Pendidikan Keagamaan

    UIN Walisongo Tambah 4 Guru Besar, Tingkatkan Kualitas Pendidikan Keagamaan

    TRIBUNJATENG.COM – Kementerian Agama telah menerbitkan surat keputusan (SK) terkait penetapan 185 profesor atau guru besar rumpun ilmu agama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

    Surat Keputusan Menteri Agama (KMA) terkait penetapan 185 profesor atau guru besar itu diserahkan secara simbolis oleh Sekjen Kemenag Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A dan Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. Amin Suyitno, M.Ag serta Dirjen Bimas Hindu Prof. Dr. Drs I Nengah Duija, M.Si kepada para guru besar yang mengikuti pengukuhan secara Luring dan Daring, di Jakarta, Selasa (25/03/2025).

    Dalam kesempatan itu, Kamaruddin menegaskan, penetapan guru besar rumpun ilmu agama oleh Kemenag tetap mengacu kepada standar mutu sebagaimana yang dilakukan oleh Kemendikbud dan diatur dalam PMA 7/2021 dan KMA 856/2021.

    “Pengukuhan guru besar sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di lingkungan Kementerian Agama. Hal ini tidak hanya memberikan pengakuan akademis, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik keagamaan yang moderat di Indonesia,” terangnya dalam arahan.

    Kepada para guru besar baru tersebut, Kamaruddin berpesan untuk dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

    “Kita berharap dengan amanah baru sebagai profesor ini, ada peningkatan kualitas perguruan tinggi secara signifikan. Seorang profesor bukan hanya sekadar gelar, tetapi juga menjadi rujukan dan otoritas akademik,” harap Kamaruddin.

    Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno mengatakan bahwa penetapan guru besar di lingkungan Kementerian Agama harus diiringi dengan peningkatan kualitas pendidikan.

    “Akreditasi unggul menjadi salah satu indikator penting yang mencerminkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI),” ucapnya.

    Amien Suyitno menyatakan bahwa Kementerian Agama berkomitmen untuk mendukung proses pengajuan kenaikan jabatan ke Lektor Kepala dan Guru Besar.

    Ia berharap bahwa akan lahir lebih banyak guru besar yang berkualitas dari Kementerian Agama, yang dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu pengetahuan juga teknologi di Indonesia.

    Daftar Penerima Penetapan Profesor untuk UIN Walisongo Semarang

    Dr. Ahmad Ismail, M.Ag.,M.Hum. (FITK) bidang ilmu/kepakaran: Ilmu Lughah Al-Ashriyyah (Linguistik Modern)
    Dr. Muhammad Sulthon, MAg. (Pascasarjana) Bidang ilmu/kepakaran: Manajemen Dakwah
    Dr. Moh Nor Ichwan, M.Ag. (Fuhum) bidang ilmu/kepakaran: Metodologi Tafsir Al-Qur’an
    Dr. Tholkhatul Khoir, M.Ag. (FSH) bidang ilmu/kepakaran: Ushul Fiqh. (*)

  • Uniknya Ragam Tradisi Menyambut Idulfitri di Indonesia

    Uniknya Ragam Tradisi Menyambut Idulfitri di Indonesia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Sebagai negara yang kaya budaya, Indonesia selalu memiliki perayaan tradisi yang khusus dilaksanakan untuk menyambut berbagai perayaan penting, termasuk Idulfitri. Menjelang Lebaran, setiap wilayah di Indonesia akan menggelar ragam tradisi dengan keunikannya masing-masing.

    Perayaan Idulfitri tak hanya diisi dengan tradisi mudik dan sungkeman. Di beberapa wilayah, akan digelar tradisi Lebaran yang sudah rutin dilaksanakan secara turun-temurun. Mengutip dari laman kemenparekraf, berikut ragam tradisi Idulfitri di Indonesia:

    1. Binarundak (Sulawesi Utara)

    Masyarakat Motoboi Besar di Sulawesi Utara memiliki tradisi menyambut Lebaran bernama binarundak. Tradisi ini telah menjadi warisan leluhur yang terus dilestarikan hingga sekarang.

    Binarundak adalah tradisi membuat atau memasak nasi jaha secara bersama-sama selama tiga hari berturut-turut. Tradisi ini dilaksanakan setelah Idulfitri.

    Nasi jaha adalah makanan khas Sulawesi Utara berupa beras yang dimasak dalam batang bambu. Sajian ini memiliki perpaduan rasa gurih dari santan dengan aroma jahe yang cukup kuat.

    2. Festival Meriam Karbit (Kalimantan Barat)

    Tradisi Lebaran di Kalimantan Barat dilaksanakan melalui Festival Meriam Karbit. Festival ini digelar selama tiga hari berturut-turut, mulai sebelum, sesaat, dan sesudah Lebaran.

    Selain menjadi tradisi Lebaran, Festival Meriam Karbit juga menjadi warisan budaya yang kental dengan nilai historis. Konon, festival ini berkaitan dengan sejarah berdirinya Kota Pontianak.

    3. Grebeg Syawal (Yogyakarta)

    Grebeg Syawal adalah salah satu ritual rutin tahunan yang berasal dari Keraton Yogyakarta. Tradisi ini digelar setiap 1 Syawal sebagai wujud syukur setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan.

    Grebeg Syawal sudah dilaksanakan sejak abad ke-16. Salah satu yang menjadi daya tarik tradisi ini adalah keberadaan tujuh gunungan yang terdiri dari gunungan lanang (kakung) sebanyak tiga buah, gunungan wadon (estri), gunungan darat, gunungan gepak, dan gunungan pawuhan masing-masing satu buah.

    Seluruh gunungan dibawa oleh abdi dalem dengan dikawal prajurit Bregodo dari Alun-Alun Utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju Masjid Gedhe Kauman, Pura Pakualaman, dan Kantor Kepatihan. Gunungan tersebut akan didoakan, kemudian diperebutkan masyarakat yang hadir.

    4. Perang Topat (Nusa Tenggara Barat)

    Masyarakat Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) menyambut Hari Raya dengan menggelar tradisi perang topat atau perang ketupat. Tradisi saling melempar ketupat ini merupakan simbol kerukunan antar umat Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di Lombok.

    Tradisi ini diawali dengan doa dan ziarah di Makam Loang Baloq dan Makam Bintaro. Makam Loang Baloq berada di kawasan Pantai Tanjung Karang, sedangkan Makam Bintaro berlokasi di kawasan Pantai Bintaro.

    Setelahnya, para warga akan memulai ‘perang’. Uniknya, ketupat-ketupat yang digunakan untuk berperang nantinya akan kembali diperebutkan karena dipercaya membawa kesuburan yang membuat panen melimpah.

    5. Ronjok Sayak (Bengkulu)

    Ronjok sayak adalah tradisi Lebaran yang berkembang di Bengkulu. Secara umum, kata sayak berarti batok kelapa.

    Tradisi yang sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun lalu ini adalah tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk setinggi satu meter. Ronjok sayak umumnya dilaksanakan setelah salat Isya pada 1 Syawal.

    Masyarakat Bengkulu percaya, api merupakan penghubung antara manusia dan leluhur. Tradisi ini juga dibarengi dengan doa selama proses pembakaran.

    Penulis: Resla

  • Komdigi Siap Matikan Internet di Bali saat Nyepi 2025 – Page 3

    Komdigi Siap Matikan Internet di Bali saat Nyepi 2025 – Page 3

    Penangguhan sementara layanan telekomunikasi dan penyiaran televisi dan radio pada Hari Raya Nyepi bertujuan untuk menghormati umat Hindu yang menjalankan ibadah agama mereka di pulau tersebut.

    Pada Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali menjalankan Catur Brata Penyepian, yang melibatkan empat pantangan yang dilakukan selama 24 jam: Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak menghibur diri). 

    Upacara Jelang Hari Raya Nyepi

    Menjelang Hari Raya Nyepi, pada 28 Maret, upacara keagamaan seperti taur kesanga, pengerupukan, dan parade ogoh-ogoh akan diadakan di kabupaten dan kota di seluruh Bali.

  • Umat Hindu Jabodetabek gelar Upacara Melasti di Pura Segara Cilincing

    Umat Hindu Jabodetabek gelar Upacara Melasti di Pura Segara Cilincing

    Jakarta (ANTARA) – Ribuan umat Hindu se-Jabodetabek melaksanakan upacara Melasti sebagai rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 di Pura Segara Jakarta Raya, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Minggu.

    “Sebelum upacara Melasti, umat Hindu melakukan pengambilan air suci di pesisir Cilincing, Jakarta Utara,” kata Pecalang (petugas keamanan) I Putu Widiyono di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan usai melakukan pengambilan air suci, pada pukul 14.24 WIB ribuan umat Hindu melakukan persembahyangan Melasti dengan khidmat yang dipimpin oleh Ide Pedande Istri Buruan Lor dari Griya Halim.

    Widiyono mengatakan usai melakukan persembahyangan kemudian Pinandite atau Jero Mangku melakukan percikan air kepada seluruh umat yang melakukan ibadah.

    “Usai memanjatkan doa Jero Mangku akan melakukan pemercikan air suci kepada jemaat, ” ujarnya.

    Widiyono menjelaskan upacara Melasti kali ini diikuti secara Nasional oleh ribuan umat Hindu yang berada di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).

    “Kali ini Melasti di pusatkan di Pura Segara secara nasional baik yang dari Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor, datang ke sini, ” kata dia.

    Upacara Melasti adalah salah satu ritual untuk menyucikan diri dan membersihkan alam dari energi negatif. Kegiatan itu dalam menyambut Hari Raya Suci Nyepi.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Umat Hindu gelar aksi bersih-bersih laut sambut perayaan Hari Nyepi 

    Umat Hindu gelar aksi bersih-bersih laut sambut perayaan Hari Nyepi 

    Jakarta (ANTARA) – Umat Hindu yang ada di DKI Jakarta menggelar aksi bersih-bersih laut di Cilincing, Jakarta Utara, dalam rangka peringatan perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947 dan aksi tersebut merupakan wujud nyata dari kepedulian umat.

    “Kegiatan bersih-bersih ini merupakan wujud nyata dari kepedulian umat Hindu terhadap kelestarian lingkungan, khususnya laut yang menjadi sumber kehidupan,” kata Ketua Panitia Nyepi DKI Jakarta, I Nyoman Sutrisna di Jakarta, Sabtu.

    Menurut dia, “Makerthi Ayuning Segara” bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat Hindu.

    Ia menjelaskan, kegiatan tersebut diajarkan untuk senantiasa menjaga keharmonisan antara manusia, alam dan Tuhan, karena laut bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga bagian dari proses penyucian diri.

    “Karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk merawat dan melestarikannya. Semoga ‘Makerthi Ayuning Segara’ semakin menguatkan kesadaran kita akan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari nilai-nilai spiritual,” ujarnya.

    Ketua Umum Panitia Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947, Gede Narayana menyampaikan bahwa sebelum pelaksanaan “Makerthi Ayuning Segara” telah dilakukan berbagai rangkaian kegiatan, seperti seminar nasional.

    Selain itu ada pula penanaman pohon mangrove serta Saka Bhoga Sevanam sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan alam dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

    “Kami mengajak seluruh komponen umat untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan dharma yang berkelanjutan, dengan terus mengadakan kegiatan yang baik dan positif bagi lingkungan dan sesama,” ujar Gede Narayana.

    Ia menekankan bahwa perayaan Hari Suci Nyepi tidak hanya bersifat spiritual dan ritual, tetapi juga mencerminkan pelayanan kepada sesama dengan landasan kemanusiaan.

    Menurut dia, tema besar Nyepi tahun 2025 adalah “Manawa Sewa Madhawa Sewa” yang berarti pelayanan kepada sesama manusia sebagai wujud pelayanan bakti kepada Tuhan.

    Karena itu, melalui berbagai kegiatan sosial dan lingkungan, dia menegaskan bahwa perayaan Nyepi bukan hanya tentang refleksi diri, tetapi juga tentang bagaimana bisa memberikan manfaat bagi sesama dan alam semesta.

    “Pelaksanaan ‘Makerthi Ayuning Segara’ tahun 2025 ini merupakan kali ketiga secara berturut-turut, yang menunjukkan komitmen umat Hindu dalam menjaga kebersihan lingkungan dan merawat ekosistem laut sebagai bagian dari nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Hari Suci Nyepi, Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam – Page 3

    Hari Suci Nyepi, Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam – Page 3

    Salah satu elemen yang tidak bisa dipisahkan dalam peringatan Hari Raya Nyepi di Indonesia adalah pawai ogoh-ogoh. Pawai yang biasanya digelar di berbagai tempat di Bali itu kini juga bisa diikuti di Jakarta, tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

    Pada tahun ini, acara pawai mengusung tema Kala Rau yang mengisahkan pertempuran legendaris antara Dewa Wisnu dan siluman Kalau Rau. Kisah ini bermakna mendalam dalam budaya Bali, sering dikaitkan dengan fenomena gerhana bulan sebagai simbol keseimbangan kosmik antara kebaikan dan kejahatan.

    “Tradisi pawai ogoh-ogoh ini merupakan wujud peran dan fungsi TMII sebagai pelestari budaya. Tahun ini adalah tahun kedua diadakan di TMII, bekerja sama dengan Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi yang ada di dalam area TMII,” kata Direktur Utama TMII Intan Ayu Kartika dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 20 Maret 2025.

    Acara tersebut akan digelar pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 15.30 WIB, seminggu lebih awal dari puncak Hari Nyepi 2025 yang jatuh pada Sabtu–Minggu, 29–30 Maret 2025. Rutenya dimulai dari Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabumi dan berakhir di Plaza Kori Agung Museum Indonesia.

    Pada pawai ini, akan ditampilkan satu ogoh-ogoh besar dan 10 ogoh-ogoh kecil yang didatangkan langsung dari Bali, diiringi tradisi mapeed yang khas, serta kehadiran tokoh-tokoh mitologi Bali seperti Rangda dan Barong. Berbagai tarian Bali juga akan memeriahkan suasana, memberikan pengalaman budaya yang autentik bagi para pengunjung, seperti tari pendet dan tari rejang.

  • Hari Suci Nyepi, Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam – Page 3

    Hari Suci Nyepi, Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam – Page 3

    Salah satu elemen yang tidak bisa dipisahkan dalam peringatan Hari Raya Nyepi di Indonesia adalah pawai ogoh-ogoh. Pawai yang biasanya digelar di berbagai tempat di Bali itu kini juga bisa diikuti di Jakarta, tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

    Pada tahun ini, acara pawai mengusung tema Kala Rau yang mengisahkan pertempuran legendaris antara Dewa Wisnu dan siluman Kalau Rau. Kisah ini bermakna mendalam dalam budaya Bali, sering dikaitkan dengan fenomena gerhana bulan sebagai simbol keseimbangan kosmik antara kebaikan dan kejahatan.

    “Tradisi pawai ogoh-ogoh ini merupakan wujud peran dan fungsi TMII sebagai pelestari budaya. Tahun ini adalah tahun kedua diadakan di TMII, bekerja sama dengan Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi yang ada di dalam area TMII,” kata Direktur Utama TMII Intan Ayu Kartika dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 20 Maret 2025.

    Acara tersebut akan digelar pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 15.30 WIB, seminggu lebih awal dari puncak Hari Nyepi 2025 yang jatuh pada Sabtu–Minggu, 29–30 Maret 2025. Rutenya dimulai dari Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabumi dan berakhir di Plaza Kori Agung Museum Indonesia.

    Pada pawai ini, akan ditampilkan satu ogoh-ogoh besar dan 10 ogoh-ogoh kecil yang didatangkan langsung dari Bali, diiringi tradisi mapeed yang khas, serta kehadiran tokoh-tokoh mitologi Bali seperti Rangda dan Barong. Berbagai tarian Bali juga akan memeriahkan suasana, memberikan pengalaman budaya yang autentik bagi para pengunjung, seperti tari pendet dan tari rejang.

  • Tol Bali Mandara Ditutup Sementara Saat Nyepi, Catat Jadwalnya

    Tol Bali Mandara Ditutup Sementara Saat Nyepi, Catat Jadwalnya

    Jakarta

    PT Jasamarga Bali Tol (JBT), sebagai anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan menutup operasional Tol Bali Mandara, selama 32 jam. Penutupan sementara ini dalam rangka menghormati perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Çaka 1947.

    Direktur Keuangan PT Jasamarga Bali Tol, I Wayan Eka Saputra, menyampaikan bahwa penutupan jalan tol akan dilakukan mulai Jumat, 28 Maret 2025 pukul 23.00 WITA hingga Minggu, 30 Maret 2025 pukul 07.00 WITA.

    “Penutupan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap Hari Raya Nyepi, yang merupakan hari suci bagi umat Hindu di Bali. Kami berharap kebijakan ini dapat mendukung pelaksanaan Nyepi dengan khusyuk dan penuh makna,” ujar Wayan Eka, dalam keterangannya, dikutip Jumat (21/3/2025).

    Meskipun ditutup untuk umum, Tol Bali Mandara tetap dapat digunakan untuk keperluan darurat, seperti mobil pemadam kebakaran, ambulans, dan kendaraan operasional kritis lainnya.

    Untuk kendaraan darurat wajib mendapatkan pendampingan dari pecalang atau instansi terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.

    “Selama periode penutupan, petugas tol tetap bersiaga guna memastikan pelayanan tetap berjalan sesuai dengan standar operasional yang telah ditetapkan,” lanjutnya.

    Selain penutupan dalam rangka Nyepi, PT JBT juga mendukung pelaksanaan Upacara Melasti, yang merupakan bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi. Upacara Melasti tahun ini akan dilaksanakan pada Rabu, 26 Maret 2025 pukul 05.00 WITA di tempat Pemelastian Desa Adat Pedungan.

    Untuk memastikan kelancaran upacara, PT JBT akan mengerahkan tim Mobile Customer Service (MCS) dan bekerja sama dengan Polsek Benoa, Polisi Lalu Lintas Induk VI Ditlantas Polda Bali, serta Pecalang untuk pengaturan lalu lintas.

    Selama pelaksanaan Melasti, akan diberlakukan contra flow sementara di jalan akses Pelabuhan Benoa, mulai pukul 05.00 Wita hingga selesai. Jalur timur dari depo Pertamina menuju Pelabuhan akan digunakan khusus bagi masyarakat yang melaksanakan upacara, sementara jalur sebaliknya dari Pelabuhan Benoa ke arah Pesanggaran akan difungsikan sebagai jalur dua arah (contra flow).

    Selain menyiagakan petugas MCS, PT JBT juga akan menempatkan petugas kebersihan di sekitar lokasi upacara serta menyiagakan ambulans di titik-titik strategis. Wayan Eka mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan area pemelastian serta mematuhi arahan petugas demi kelancaran acara.

    Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

    Beriringan dengan perayaan Nyepi, PT Jasamarga Bali Tol (JBT) juga mempersiapkan strategi antisipasi lonjakan volume lalu lintas selama libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Sebagai langkah proaktif, PT JBT akan membentukan Satgas Jasamarga Bali Tol Siaga Idul Fitri 1446 H/Lebaran 2025.

    Optimalisasi layanan ini akan berlangsung sejak H-10 Lebaran pada 21 Maret 2025 hingga H+10 pada 11 April 2025, dengan puncak arus lalu lintas diperkirakan terjadi pada Jumat, 4 April 2025, di mana sebanyak 52.830 kendaraan diprediksi melintas di Jalan Tol Bali Mandara.

    Manager Operation & Maintenance PT JBT, I Putu Gandi Ginantra, menyampaikan bahwa meskipun Jalan Tol Bali Mandara bukan jalur utama mudik, lonjakan mobilitas wisatawan selama libur panjang tetap menjadi perhatian utama.

    Oleh karena itu, PT JBT membentuk satgas yang berfokus pada optimalisasi layanan operasional guna menciptakan perjalanan yang aman, nyaman, dan lancar bagi seluruh pengguna tol.

    Dalam upaya memberikan pelayanan terbaik, PT JBT akan meningkatkan kesiapan armada dengan menyiagakan petugas MCS, menyediakan 1 unit rescue, 2 kendaraan derek, serta optimalisasi layanan selama 24 jam penuh.

    Pemeriksaan rutin terhadap kondisi jalan tol, penerangan, marka jalan, serta sistem drainase juga akan dilakukan untuk memastikan infrastruktur tetap dalam kondisi optimal. Selain itu, PT JBT akan menempatkan rambu tambahan dan menerapkan pengawasan khusus di titik rawan kecelakaan guna meminimalkan risiko insiden selama periode libur panjang.

    Melalui langkah-langkah strategis ini, PT JBT berkomitmen mendukung kelancaran perayaan Nyepi dan Lebaran 2025 serta memastikan wisatawan yang berkunjung ke Bali dapat menikmati perjalanan yang aman dan nyaman.

    “Dengan sinergi berbagai pihak, PT JBT berharap dapat terus memberikan pelayanan yang optimal bagi pengguna Jalan Tol Bali Mandara,” pungkasnya.