agama: Hindu

  • Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Salurkan Bantuan 1.000 Paket Sembako bagi Warga Desa Adat Soka – Halaman all

    Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Salurkan Bantuan 1.000 Paket Sembako bagi Warga Desa Adat Soka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Memperingati Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Sabtu, 29 Maret 2025, BRI melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli menyalurkan bantuan 1.000 paket sembako bagi umat Hindu di Desa Adat Soka, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

    Setiap paket sembako yang diberikan terdiri dari 5 kg Beras, 2 liter Minyak Goreng, Gula Pasir dan lain lain, diberikan secara langsung bagi warga di Desa Adat Soka.

    Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa penyaluran bantuan sembako di Desa Adat Soka Tabanan, Bali sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dan kepedulian terhadap sesama khususnya dalam memaknai Hari Raya Nyepi (Tahun baru Saka 1947).

    “Hal ini merupakan wujud kepedulian BRI bagi masyarakat yang menjalankan Hari Raya Nyepi khususnya bagi masyarakat di Desa Adat Soka Tabanan. Harapan kami bantuan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya,” ungkap Hendy.

    Di lain pihak, I Wayan Esawan selaku Pimpinan Tertinggi (Kelihan) di Desa Adat Soka mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi BRI Peduli yang telah menyalurkan bantuan sembako sehingga masyarakatnya dapat terbantu dalam pemenuhan kebutuhan pokok. 

    “Kami masyarakat di Desa Adat Soka merasa sangat terbantu dimana bantuan ini tentunya meringankan beban masyarakat kami. Semoga sinergi ini tetap terus terjalin antara warga Desa Adat Soka dan BRI” ungkap I Wayan Esawan.

    Selain penyaluran sembako, BRI Peduli juga telah berperan aktif dalam membantu masyarakat Desa Adat Soka, salah satunya adalah bantuan renovasi Bale Piyasan dan Bale Piyadan di Pura Pucak Batu Lumbung yang terletak di desa tersebut.

    Diketahui, Pura Pucak Batu Lumbung yang berada di Desa Adat Soka sudah berdiri sejak abad ke XI dan saat ini dapat menampung lebih dari 1.000 Umat Hindu.

    “Awal tahun 2024 kami mendapat bantuan renovasi Bale Piyasan dan Bale Pawedan dimana sebelumnya kondisi bangunan sudah rusak dan tidak memadai bagi Umat. Dengan adanya renovasi ini tentunya memberikan kenyamanan bagi umat yang beribadat”, imbuhnya.

    Pura Pucak Batu Lumbung adalah salah satu pura yang memiliki nilai sejarah dan spiritual yang mendalam di Bali, khususnya di Desa Adat Soka Senganan, Tabanan. Pura ini bukan hanya sekadar tempat sembahyang, tetapi juga merupakan simbol dari kearifan lokal, serta memiliki keterkaitan yang erat dengan kehidupan masyarakat sekitar.

    Pura ini juga merupakan salah satu pura yang penting dalam sistem keagamaan Hindu di Bali. Pura Pucak Batu Lumbung diyakini sebagai tempat pemujaan bagi para dewa, terutama Dewa Siwa, yang dianggap sebagai sumber segala kehidupan.

    Seiring berjalannya waktu, pura ini menjadi pusat kegiatan spiritual dan ritual bagi masyarakat setempat.

  • Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947

    Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan ucapan selamat memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947.

    “Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947,” ujar Prabowo dalam unggahan di akun resmi Presiden di Instagram (@presidenrepublikindonesia), Sabtu, 29 Maret dikutip ANTAR.

    Prabowo berharap Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa memberikan berkah serta menerangi setiap langkah umat, serta menghadirkan kedamaian dan harmoni dalam kehidupan.

    Dalam unggahannya, Kepala Negara mendoakan keberkahan, kedamaian, dan keselamatan bagi seluruh umat Hindu di Indonesia yang merayakan Nyepi.

    “Dumogi Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan keberkahan, kedamaian, dan keselamatan bagi seluruh umat Hindu di Indonesia yang merayakan. Salam Rahayu, Rahajeng Nyepi!” tulis Prabowo.

    Hari Raya Nyepi tahun 2025 jatuh pada Sabtu, 29 Maret 2025, sekaligus menandai Tahun Baru Saka 1947. Nyepi sering disebut sebagai “Silent Day” karena selama 24 jam umat Hindu, khususnya di Bali, menjalani ritual penyucian diri dengan menghindari berbagai aktivitas.

    Pada hari tersebut, masyarakat dilarang bepergian, menyalakan lampu di malam hari, membuat kebisingan, hingga bekerja. Pada 29 Maret 2025, suasana sunyi dan damai akan menyelimuti Bali.

  • 496 Warga Binaan Lapas Banyuwangi Peroleh Remisi Khusus Hari Raya

    496 Warga Binaan Lapas Banyuwangi Peroleh Remisi Khusus Hari Raya

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sebanyak 496 Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi mendapat remisi atau pengurangan masa pidana.

    Ratusan warga binaan mendapatkan Remisi Khusus pada perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 dan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Rinciannya 7 Warga Binaan mendapatkan remisi Nyepi dan 489 Warga Binaan mendapatkan remisi Idul Fitri.

    Penyerahan Surat Keputusan (SK) remisi dilakukan secara simbolis oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, di Lapas Kelas IIA Cibinong dan diikuti melalui sambungan virtual oleh seluruh Lapas dan Rutan se-Indonesia.

    Penyerahan remisi khusus dari dua hari besar keagamaan tersebut dilakukan secara serentak dikarenakan pelaksanaan Hari Raya Nyepi dan Hari Raya Idul Fitri yang berlangsung dalam waktu berdekatan.

    Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi mengatakan bahwa pihaknya telah menerima Surat Keputusan (SK) Kolektif penerima remisi dari Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

    Mukaffi menyebut jumlah Warga Binaan yang mendapatkan remisi sesuai dengan yang telah diusulkan. Sebelumnya, pihak Lapas Banyuwangi mengusulkan 7 Warga Binaan beragama Hindu dan 489 Warga Binaan beragama Islam untuk mendapatkan remisi khusus.

    “Besaran remisi yang diterima mulai dari 15 hari hingga 1 bulan 15 hari,” terangnya.

    7 Warga Binaan yang mendapatkan remisi khusus Nyepi seluruhnya merupakan RK I (pengurangan masa pidana), sedangkan untuk remisi khusus Idul Fitri, 487 Warga Binaan mendapatkan RK I, sedangkan 2 Warga Binaan mendapatkan RK II (masa pidana telah habis setelah dikurangi remisi).

    “Dari dua Warga Binaan yang memperoleh RK II, hanya satu yang bisa langsung bebas karena satu Warga Binaan masih harus menjalani subsidair pidana pengganti denda,” ungkapnya.

    Mukaffi mengungkapkan, besaran remisi yang diperoleh berdasarkan lama masa pidana yang telah dijalani oleh Warga Binaan. Warga Binaan yang telah menjalani masa pidana selama 6 sampai 12 bulan mendapatkan remisi 15 hari. Sedangkan warga binaan yang telah menjalani masa pidana 12 bulan atau lebih mendapatkan remisi satu bulan pada tahun pertama hingga ketiga.

    “Pada tahun keempat dan kelima masa pidana diberikan remisi satu bulan 15 hari dan pada tahun keenam dan seterusnya diberikan remisi dua bulan setiap tahunnya,” urainya.

    Remisi hari raya merupakan remisi yang bersifat khusus, karenanya pada Hari Raya Nyepi hanya diberikan kepada Warga Binaan yang beragam Hindu, begitu pun pada Hari Raya Idul Fitri remisi hanya diberikan kepada Warga Binaan yang beragama Islam.

    “Untuk warga binaan yang beragama lain akan mendapatkan hak remisi khusus pada momen perayaan hari raya masing-masing,” jelasnya.

    Mukaffi menegaskan, remisi yang diberikan kepada warga binaan bukan merupakan obral hukuman, namun merupakan bentuk penghargaan dan sekaligus hak yang diberikan oleh negara atas pencapaian warga binaan dalam berperilaku baik dan menerima pembinaan di Lapas.

    “Hal itu juga merupakan salah satu sarana hukum yang penting dalam rangka mewujudkan tujuan sistem pemasyarakatan,” bebernya.

    Untuk itu, hanya warga binaan yang telah memenuhi syarat administratif maupun substantif yang dapat diusulkan untuk mendapatkan remisi. Syarat tersebut antara lain telah menjalani masa pidana lebih dari enam bulan, tidak tercatat dalam buku catatan pelanggaran disiplin dan aktif dalam program pembinaan.

    “Serta telah menunjukkan penurunan tingkat resiko berdasarkan asesmen yang dilakukan oleh Asesor Pemasyarakatan. Melalui pemberian remisi ini diharapkan mampu memotivasi seluruh warga binaan untuk terus menunjukkan perubahan perilaku yang lebih baik dan mengikuti pembinaan dengan maksimal,” pungkasnya. [tar/ian]

  • Menag: Nyepi Perjalanan Menuju Kedamaian Batin dan Keharmonisan Alam

    Menag: Nyepi Perjalanan Menuju Kedamaian Batin dan Keharmonisan Alam

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat Hindu di Indonesia untuk menjadikan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947 sebagai momentum untuk mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widi dan melakukan introspeksi diri.  

    “Nyepi bukan sekadar ritual, tetapi juga perjalanan spiritual menuju kedamaian batin dan keharmonisan dengan alam,” ujar Nasaruddin yang juga imam besar Masjid Istiqlal di Jakarta, Sabtu (29/3/2025).

    Dalam momentum perayaan Nyepi 2025, Nasaruddin juga mengajak umat Hindu untuk menenangkan pikiran, menyucikan diri, serta memperkuat harmoni sosial di tengah keberagaman.

    “Substansi utama Nyepi adalah proses penyucian diri dan alam semesta melalui keheningan. Sebagaimana disebut dalam kitab suci Hindu, penyucian dapat dilakukan melalui air, kebenaran, tapa brata, dan pengetahuan yang benar,” ujarnya dikutip dari Antara.  

    Menurutnya, Nyepi menjadi kesempatan untuk membersihkan jiwa. Berbagai ritual Nyepi bertujuan untuk membersihkan jiwa umat Hindu dari berbagai sifat negatif dan kembali kepada nilai-nilai ketuhanan yang suci serta damai.  

    “Setiap rangkaian Nyepi ini tujuannya membersihkan jiwa dari sifat-sifat negatif. Di sana juga kita diajak merenungkan agar bisa kembali kepada nilai ketuhanan,” kata dia.

    Rangkaian Nyepi dimulai dengan upacara melasti untuk menyucikan simbol-simbol keagamaan, diikuti oleh ritual bhuta yajña yang bertujuan menyeimbangkan alam semesta.

    Puncaknya adalah pelaksanaan catur brata penyepian yang terdiri dari amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak menikmati hiburan). Keempat brata ini menjadi sarana refleksi diri dan pengendalian hawa nafsu.

    Setelah melewati Nyepi, umat Hindu merayakan ngembak geni sebagai momen silaturahmi dan dharma santi sebagai ajang saling memaafkan.

    Kedua kegiatan ini menegaskan setelah pembersihan diri, umat Hindu kembali menjalankan perannya dalam kehidupan sosial dengan lebih baik, penuh kedamaian, dan keharmonisan.

    Tema Nyepi 2025 adalah, “Manawasewa Madhawasewa,” menekankan pentingnya melayani sesama sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan.

    Dengan memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Nyepi, umat Hindu dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih damai dan harmonis.

  • Prabowo dan Gibran Ucapkan Selamat Hari Raya Nyepi, Ini Harapannya

    Prabowo dan Gibran Ucapkan Selamat Hari Raya Nyepi, Ini Harapannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengucapkan selamat merayakan Nyepi 2025 bagi umat Hindu. Momentum Nyepi diharapkan bisa memberikan keberkahan dan kedamaian bagi Indonesia.

    “Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947,” kata Prabowo melalui akun X resminya @prabowo, Sabtu (29/3/2025).

    Prabowo berharap Sang Hyang Widhi Wasa, sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa dalam agama Hindu senantiasa melimpahkan berkah. 

    “Menerangi setiap langkah kita, serta menghadirkan kedamaian dan harmoni dalam kehidupan,” tulis Prabowo.

    Prabowo juga menuliskan hal serupa dalam unggahan di Instagram resminya yang bercentang biru @prabowo.

    “Selamat Hari Raya Nyepi 2025. Dumogi Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan keberkahan, kedamaian, dan keselamatan bagi seluruh umat Hindu di Indonesia yang merayakan. Salam rahayu, rahajeng Nyepi!” ucapnya.

    Sementara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut membagikan video menghadiri upacara tawur agung kesanga dalam rangka perayaan Nyepi di pelataran Candi Prambanan, Jawa Tengah pada Jumat (29/3/2025).

    “Di tengah warisan budaya yang kaya dan penuh makna, saya kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk terus merawat toleransi dan persatuan dalam keberagaman,” kata Gibran melalui unggahan di Instagram resminya @gibran_rakabuming.

    Menurutnya, kerukunan umat beragama bukan sekadar nilai, tetapi menjadi fondasi bangsa. 

    “Perbedaan mendewasakan kita, menyatukan kita. Semoga semangat Nyepi membawa keseimbangan dan ketenangan bagi seluruh umat, serta memperkuat ikatan kebangsaan di tengah perayaan lintas iman yang berdekatan tahun ini,” ujar Gibran.

    Tema Nyepi 2025, adalah “Manavaseva Madavaseva Mewujudkan Indonesia Emas 2045”.

  • Pawai Ogoh-ogoh di Gunungkidul Jadi Simbol Toleransi Beragama

    Pawai Ogoh-ogoh di Gunungkidul Jadi Simbol Toleransi Beragama

    Gunungkidul, Beritasatu.com – Umat Hindu di Gunungkidul, Yogyakarta, turut merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947 dengan menggelar pawai ogoh-ogoh pada Jumat (28/3/2025). 

    Pawai ogoh-ogoh di Gunungkidul ini menarik perhatian banyak warga, baik dari umat Hindu maupun agama lain, yang tumpah ruah di sepanjang jalan kabupaten untuk menyaksikan arak-arakan empat ogoh-ogoh yang diiringi kesenian budaya setempat.

    Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Gunungkidul menyampaikan, setelah upacara tawur agung di Candi Prambanan, umat Hindu di Kapanewon Ngawen langsung menggelar pawai adat ogoh-ogoh. Tradisi ini telah menjadi bagian dari agenda kebudayaan yang rutin diadakan di Gunungkidul setiap menjelang Nyepi.

    “Ini adalah momen luar biasa. Toleransi beragama terjaga dengan baik. Umat Hindu melaksanakan catur brata penyepian, sementara umat muslim menjalani ibadah puasa. Esensi keduanya sama, yakni untuk mendapatkan kesucian jiwa,” ujar Ketua PHDI Gunungkidul, Purwanto.

    Kapolres Gunungkidul AKBP Ary Murtini juga menyoroti pentingnya kebersamaan dan solidaritas antarumat beragama di wilayah ini.

    “Pawai ogoh-ogoh di Gunungkidul ini bukan hanya untuk umat Hindu, tetapi menjadi simbol keberagaman yang dirayakan bersama. Semakin beragam, semakin kuat semangat Bhinneka Tunggal Ika,” kata Ary Murtini.

  • Rayakan Nyepi 2025, Happy Salma Ikut Arak Ogoh-ogoh di Bali

    Rayakan Nyepi 2025, Happy Salma Ikut Arak Ogoh-ogoh di Bali

    Jakarta, Beritasatu.com – Happy Salma bersama keluarga dan masyarakat Bali tengah merayakan peringatan Hari Raya Nyepi 2025 dengan penuh sukacita. Tidak hanya itu, wanita kelahiran Sukabumi, 4 Januari 1980 ini turut serta dalam acara arak-arakan ogoh-ogoh yang digelar menyambut perayaan Nyepi. 

    Happy Salma menilai, keikutsertaannya dalam acara tersebut sebagai bagian dari upaya untuk melestarikan budaya Bali.

    Tampil mengenakan kaus hitam dipadukan dengan kain tradisional Bali, Happy Salma tampak bersemangat mengarak ogoh-ogoh bersama putrinya dan masyarakat di Jalan Monkey Forest, Ubud, Gianyar, Bali. 

    Mereka menggotong ogoh-ogoh Bhuta Kala berukuran kecil dalam rangkaian acara Hari Pengerupukan yang berlangsung dengan meriah dan penuh sukacita.

    Melalui unggahannya di Instagram pada Sabtu (29/3/2025), Happy Salma mengucapkan selamat Nyepi kepada umat Hindu di seluruh dunia. “Rahajeng nyangra rahina jagat Nyepi,” tulisnya dalam keterangan foto tersebut.

    Sementara itu, dalam akun Instagram @melalinaliofficial, Happy Salma menjelaskan bahwa kegiatan arak-arakan ogoh-ogoh ini merupakan bagian dari upayanya untuk melestarikan tradisi adat Bali.

    “Kita berkumpul di sini untuk merayakan kegiatan adat dan tradisi ogoh-ogoh, dan akan mengarak ogoh-ogoh ini sebelum Hari Raya Nyepi,” ujarnya.

    Happy juga menyebut, ia dan keluarga telah mempersiapkan ogoh-ogoh mereka sejak sebulan lalu yang dibantu oleh anaknya yang berusia 6 tahun.

    Lebih lanjut, dengan mempersiapkan ogoh-ogoh sendiri sebagai bagian dari bentuk mengenalkan simbol-simbol kehidupan sejak dini, sekaligus mengajarkan nilai-nilai tradisi yang penting kepada anak-anak. 

    “Kami berharap tradisi ini terus dilestarikan,” tambahnya.

    Ia pun berharap agar adat dan tradisi seperti ini dapat terus terjaga dan dilestarikan. Happy mengatakan, hal tersebut juga telah mengajarkan banyak hal tentang keseimbangan hidup, agar tetap harmonis dengan sesama manusia, Sang Pencipta, dan alam sekitar.

    ” Ini adalah pedoman hidup yang harus kita pegang sebagai orang Indonesia,” tutup Happy Salma yang ikut iring-iringan ogoh-ogoh.

  • Apakah Boleh Berbicara Saat Nyepi? Ini Aturannya

    Apakah Boleh Berbicara Saat Nyepi? Ini Aturannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan dengan penuh kesunyian dan perenungan. Berbeda dengan perayaan tahun baru lainnya yang penuh dengan kemeriahan, hari raya Nyepi justru dijalani dalam keheningan sebagai bentuk introspeksi diri dan penyucian jiwa.

    Pada hari ini, umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian, yaitu empat pantangan utama yang harus ditaati selama 24 jam penuh, dari pukul 06.00 pagi hingga 06.00 pagi keesokan harinya.

    Catur Brata Penyepian

    1. Amati geni

    Tidak menyalakan api sepanjang hari dan malam, termasuk tidak memasak dan tidak menggunakan lampu penerangan. Menjalani puasa tanpa mengonsumsi makanan dan minuman sebagai bentuk pengendalian diri dan penyucian raga. Amati geni melambangkan pengendalian hawa nafsu dan simbol pemurnian diri dari keinginan duniawi.

    2. Amati karya

    Tidak melakukan aktivitas fisik atau bekerja sebagai bentuk latihan spiritual. Fokus pada tapa, brata, yoga, dan semadi, yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini bertujuan melatih diri agar lebih sadar akan makna hidup dan mengurangi keterikatan pada kesibukan duniawi.

    3. Amati lelungan

    Tidak bepergian atau meninggalkan rumah. Menghindari segala bentuk hiburan, seperti menonton televisi atau melakukan aktivitas menyenangkan lainnya. Amati lelungan memberikan kesempatan untuk fokus pada perenungan diri dan ketenangan batin.

    4. Amati lelanguan

    Tidak mencari hiburan atau kesenangan diri, seperti mendengarkan musik, bermain gim, atau bersosialisasi. Umat Hindu juga harus menghindari perilaku yang dapat mengganggu kekhusyukan Nyepi. Amati lelanguan bertujuan melatih diri untuk lebih fokus pada spiritualitas dan introspeksi diri.

    Bolehkah Berbicara Saat Nyepi?

    Secara umum, berbicara tidak termasuk dalam larangan utama dalam Catur Brata Penyepian. Namun, karena Nyepi adalah momen untuk introspeksi dan menenangkan diri, sebagian besar umat Hindu memilih untuk berdiam diri atau berbicara seminimal mungkin.

    Hal ini bertujuan untuk menjaga ketenangan batin dan menciptakan suasana yang lebih khidmat dalam menjalankan ibadah. Dalam beberapa keluarga atau komunitas Hindu yang menjalankan Nyepi dengan lebih disiplin, berbicara juga dapat dihindari sebagai bagian dari refleksi diri dan perenungan spiritual.

    Namun, dalam keadaan tertentu, seperti keadaan darurat atau kebutuhan mendesak, berbicara tetap diperbolehkan selama tidak mengganggu suasana hening dan kekhusyukan Nyepi.

    Nyepi bukan sekadar perayaan, tetapi juga kesempatan untuk mengistirahatkan jiwa dan raga dari hiruk-pikuk dunia. Dengan menjalani Nyepi penuh kesadaran, kita dapat memasuki tahun yang baru dengan pikiran yang lebih jernih, hati yang lebih damai, dan semangat yang lebih baik.

  • Nyepi, Kemenag Tak Pantau Hilal Lebaran 2025 di Bali

    Nyepi, Kemenag Tak Pantau Hilal Lebaran 2025 di Bali

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Agama (Kemenag) akan melakukan proses rukyatul hilal atau pemantauan hilal untuk penetapan Lebaran 2025 atau Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah di 33 titik lokasi, Sabtu (29/3/2025).

    Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad mengatakan setiap provinsi ada satu titik rukyatul hilal awal Lebaran 2025. Itu tidak termasuk Bali yang mayoritas warganya beragama Hindu dan hari ini mereka merayakan Nyepi.

    “Provinsi Bali dalam suasana Nyepi, sehingga rukyatul hilal tidak kita gelar di sana. Kita saling menghormati,” ujar Abu Rokhmad.

    Hasil pemantauan posisi hilal di seluruh provinsi, kecuali Bali, nanti akan dibahas dalam seminar sidang isbat penetapan Lebaran 2025 yang berlangsung di kantor pusat Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat sore ini pukul 16.30 WIB sampai menjelang magrib.

    Kemenag mengundang perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan ormas Islam, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya dalam sidang isbat.

    Hasil seminar posisi hilal itu kemudian akan dibawa ke sidang isbat yang akan berlangsung tertutup sekitar pukul 18.45 WIB. Hasil sidang isbat penatapan Lebaran 2025 bakal diumumkan langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar melalui konferensi pers.

  • Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947

    Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947

    loading…

    Presiden Prabowo Subianto mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi 2025 kepada umat Hindu yang jatuh pada Sabtu (29/3/2025). FOTO/DOK.SindoNews

    JAKARTA Presiden Prabowo Subianto mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi 2025 kepada umat Hindu yang jatuh pada Sabtu (29/3/2025). Prabowo berharap umat Hindu mendapat berkah melimpah.

    “Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947,” kata Prabowo melalui akun Instagram resmi kepresidenan @presidenrepublikindonesia, Sabtu (25/3/2025).

    Prabowo pun berdoa untuk semua umat Hindu yang tengah merayakan Nyepi agar senantiasa diberikan berkah yang melimpah oleh Tuhan yang Masa Esa.

    Prabowo juga mendoakan agar Tuhan dapat menerangi setiap langkah umat Hindu di Indonesia, terutama pada momen Hari Raya Nyepi 2025.

    “Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa melimpahkan berkah, menerangi setiap langkah kita, serta menghadirkan kedamaian dan harmoni dalam kehidupan,” katanya.

    (abd)