agama: Hindu

  • 2 Narapidana Lapas Kedungpane Dapat Remisi Khusus Dimungkinkan Langsung Bebas

    2 Narapidana Lapas Kedungpane Dapat Remisi Khusus Dimungkinkan Langsung Bebas

    TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG – Ratusan narapidana muslim Lapas Kedungpane mendapat remisi khusus I dan II pada perayaan Idulfitri, Senin (31/3/2025).

    Remisi itu diserahkan Kepala Lapas Kedungpane Semarang Mardi Santoso usai  Salat Idulfitri  di Masjid At-taubah Lapas Kedungpane Semarang.

    Mardi menjelaskan jumlah warga binaan Muslim di Lapas Kelas I Semarang mencapai 1.014 orang yang terdiri dari 989 narapidana dan 25 tahanan. 

    Kemudian 772 narapidana mendapatkan Remisi Khusus (RK) I, dan dua narapidana memperoleh RK II.

    “Dua narapidana memperoleh RK II memungkinkan  langsung bebas,” tuturnya.

    Mardi menekankan Ramadan merupakan momentum sangat berharga bagi semua, termasuk bagi warga binaan.

    Tujuannya untuk kembali merajut nilai-nilai keimanan, kebersamaan, dan introspeksi diri. 

    Pihaknya memastikan penerima remisi idul fitri telah memenuhi persyaratan administratif dan substantif yang ditetapkan.

    “Warga binaan yang mendapatkan remisi telah menjalani pidana minimal enam bulan, tidak memiliki catatan pelanggaran disiplin (Register F), aktif mengikuti program pembinaan di dalam lapas, serta menunjukkan penurunan tingkat risiko,” jelasnya.

    Ia mengatakan pemberian remisi diharapkan dapat menjadi motivasi bagi seluruh warga binaan untuk terus berperilaku baik, mengikuti pembinaan dengan sungguh-sungguh, serta mempersiapkan diri kembali ke masyarakat dengan lebih baik.

    Selain itu  satu narapidana beragama Hindu juga menerima remisi khusus dalam perayaan Nyepi, Jumat (28/3/2025).

    Penyerahan Remisi dalam rangka perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 dan Idulfitri 1446 H dilaksanakan secara daring. 

    Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, menyampaikan pemberian remisi merupakan bagian dari penghormatan terhadap hak-hak warga binaan.

    Selain itu bentuk apresiasi  perilaku baik dan partisipasi  dalam program pembinaan.

    “Remisi bukan hanya sekadar pengurangan masa pidana, tetapi juga menjadi motivasi bagi warga binaan untuk terus memperbaiki diri. Dengan pendekatan keadilan restoratif yang berfokus pada rehabilitasi, remisi juga berperan dalam mengurangi overcrowding sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan dan pembinaan narapidana,” jelasnya.(rtp)

  • Daftar 10 Negara Paling Religius di Dunia, Ada RI-Tak Ada Arab Saudi

    Daftar 10 Negara Paling Religius di Dunia, Ada RI-Tak Ada Arab Saudi

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Agama merupakan suatu kepercayaan yang dimiliki oleh setiap individu. Adanya agama berperan penting dalam sendi dan sumber kehidupan manusia.

    Belum lama ini, majalah CEOWORLD dan Global Business Policy Institute telah merilis survei yang mengukur tingkat religiusitas di 148 negara. Survei itu mengungkapkan bagaimana masyarakat dalam suatu negara taat dan berpegang teguh pada agama yang mereka anut.

    Religius sendiri merujuk pada pengertian pengabdian yang setia kepada realitas atau ketuhanan tertinggi yang diakui, serta mengabdi pada pelaksanaan agama dengan setia, cermat dan hati-hati.

    Sebanyak 370 ribu masyarakat dunia dilibatkan sebagai partisipan. Penelitian ini mengulik perspektif tentang bagaimana agama mempengaruhi sistem budaya, sosial, dan politik dalam suatu masyarakat di sebuah negara hingga membentuk peradaban di dunia.

    Berikut ini daftar sepuluh negara paling religius di dunia berdasarkan survei itu sebagaimana dikutip dari World Atlas:

    1. Somalia (Skor Religiositas 99.8)

    Somalia adalah negara yang memiliki sejarah spiritual menarik. Agama-agama tradisional Afrika, Islam, dan Kekristenan (Kristen dan Katolik) meninggalkan jejak di salah satu negara Afrika Timur ini.

    Islam memainkan peran penting di Somalia sejak abad ketujuh. Bahkan, Somalia merupakan salah satu tempat pertama yang memeluk agama Islam. Islam menyebar dengan cepat di seluruh Semenanjung Arab dan Somalia menjadi pusat penting pembelajaran bagi dunia Muslim.

    Agama-agama tradisional Afrika juga memiliki akar yang dalam di Somalia. Saat ini, masih banyak masyarakat Somalia yang terus menjalankan tradisi-tradisi Afrika bersamaan dengan Islam.

    Meskipun tiba di Somalia pada abad ke-12, Kekristenan masih menjadi agama minoritas di negara ini.

    2. Nigeria (Skor Religiositas 99.7)

    Dalam hal budaya dan masyarakat, Nigeria adalah negara yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam dengan mayoritas Islam Sunni.

    Asal-usul Islam di Nigeria berawal pada abad ke-15, yakni ketika Islam diperkenalkan melalui penyebaran Kekaisaran Songhai. Islam menyebar dengan cepat di seluruh Nigeria sehingga menjadi agama mayoritas.

    3. Bangladesh (Skor Religiositas 99.5)

    Bangladesh adalah negara dengan sejarah spiritual yang panjang dan beragam.

    Agama Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen meninggalkan jejak di negara ini. Buddhisme dan Hinduisme tiba di Bangladesh pada abad ketiga. Berdasarkan sejarah, kedua agama tersebut dibawa oleh para pedagang dari India dan China.

    Hindu dan Buddha pun dengan cepat menyebar di kalangan kelas penguasa dan seluruh negeri dengan pembangunan kuil-kuil dan biara-biara. Tradisi keagamaan ini telah memainkan peran penting dalam membentuk identitas budaya dan spiritual Bangladesh, serta terus mempengaruhi negara ini hingga saat ini.

    Sementara itu, agama Islam tiba di Bangladesh pada abad keenam melalui pedagang Muslim dari Timur Tengah. Islam secara bertahap menyebar di seluruh wilayah Bangladesh sehingga menjadi agama dominan.

    Lalu, Bangsa Eropa juga meninggalkan pengaruhnya pada lanskap keagamaan Bangladesh, yakni dengan memperkenalkan Kekristenan pada abad ke-16. Saat ini, mayoritas penduduk Bangladesh adalah Muslim dengan minoritas kecil yang menganut Hinduisme, Buddhisme, dan Kristen.

    4. Ethiopia (Skor Religiositas 99.3)

    Ethiopia adalah negara di Afrika yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Menurut tradisi Ethiopia, pengenalan agama Kekristenan ke Kekaisaran Aksum terjadi pada abad keempat Masehi, yakni ketika seorang misionaris berbahasa Yunani, Frumentius, menggantikan Raja Ezana. Hal ini menandai awal dari sejarah panjang agama Kristen di Ethiopia.

    Saat ini, Frumentius dihormati sebagai santo dalam Gereja Ortodoks Ethiopia. Frumentius dianggap sebagai sosok penting dalam melestarikan dan mempromosikan iman Kristen di negara ini selama berabad-abad.

    Selain Kristen, agama Islam juga memiliki sejarah panjang di Ethiopia. Menurut sejarah, komunitas Muslim pertama diyakini tiba di Ethiopia sejak abad ke-7. Meskipun tetap menjadi agama minoritas, Islam telah memiliki dampak signifikan terhadap budaya dan sejarah di Ethiopia.

    5. Yaman (Skor Religiositas 99.1)

    Yaman adalah negara dengan sejarah spiritual yang menarik. Yudaisme, Kekristenan, dan Islam juga turut meninggalkan jejak penting di negara ini.

    Islam telah memainkan peran penting di Yaman sejak abad ketujuh Masehi, yakni ketika Nabi Muhammad mengirim menantunya sebagai Gubernur Yaman. Dari sana, Islam menyebar dengan cepat di seluruh Semenanjung Arab dan Yaman menjadi pusat pembelajaran dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat Muslim.

    Selain itu, Yudaisme juga memiliki akar yang dalam di Yaman sejak komunitas Yahudi pertama tiba sejak abad ketiga. Sementara itu, Kekristenan tiba di Yaman pada abad keenam.

    Saat ini, Yaman adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam.

    6. Malawi (Skor Religiositas 99)

    Malawi adalah negara dengan warisan spiritual yang kompleks melalui agama-agama tradisional Afrika, Kekristenan, dan Islam. Agama-agama itu disebut berperan dalam membentuk budaya dan sejarah Malawi.

    Selama berabad-abad, Malawi menjadi rumah bagi campuran agama tradisional Afrika yang beragam. Hingga saat ini, sebagian besar orang masih mengikuti praktik-praktik ini bersamaan dengan keyakinan lain.

    Kekristenan pertama kali dikenalkan kepada Malawi oleh para misionaris Eropa pada abad ke-19. Sejak saat itu, Kristen menjadi agama mayoritas di Malawi.

    Selain Kristen, agama Islam juga memiliki sejarah panjang di Malawi, yakni sejak pedagang Muslim pertama tiba di pantai Afrika Timur pada abad ke-15. Meskipun menjadi agama minoritas, Islam telah memiliki dampak signifikan pada budaya dan sejarah Malawi.

    7. Indonesia (Skor Religiositas 98.7)

    Saat ini, Indonesia mengakui enam agama, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu.

    Pada abad ke-1 dan ke-2 Masehi, agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari India dan China. Kedua agama tersebut menyebar dengan cepat di seluruh kepulauan dan menjadi populer di kalangan elit.

    Sementara itu, agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 melalui pengaruh para pedagang Muslim dari Timur Tengah. Islam secara bertahap mendapatkan pijakan di seluruh negeri dan akhirnya menjadi agama mayoritas di Indonesia.

    Tidak hanya bangsa India, China, dan Timur Tengah, bangsa Eropa juga meninggalkan pengaruhnya pada lanskap keagamaan Indonesia dengan memperkenalkan Kekristenan pada abad ke-16.

    8. Sri Lanka (Skor Religiositas 98.6)

    Sri Lanka memiliki sejarah agama yang panjang dan beragam. Pulau ini telah menjadi rumah bagi berbagai tradisi dan praktik keagamaan selama berabad-abad dengan pengaruh dari Hinduisme, Buddha, Islam, dan Kekristenan.

    Buddha diperkenalkan ke Sri Lanka pada abad ke-3 SM oleh biksu misionaris, Mahinda, yang dikirim oleh Kaisar India Ashoka untuk menyebarkan agama Buddha ke Srilanka. Tradisi Buddha berakar di Sri Lanka dan menjadi agama mayoritas.

    Hinduisme juga memiliki sejarah panjang di Sri Lanka. Berkat hal tersebut, Sri Lanka menjadi negara dengan banyak kuil Hindu dan tempat suci.

    Selain itu, agama Islam juga diperkenalkan ke Srilanka pada abad ketujuh, sementara Kekristenan memulai jejaknya di Sri Lanka melalui para penjajah Eropa pada abad ke-16. Keberagaman agama di Sri Lanka mencerminkan sejarah kompleks dan beragam dari pulau ini.

    9. Mauritania (Skor Religiositas 98.5)

    Mauritania terletak di Afrika Utara. Negara ini memiliki sekitar empat juta penduduk dengan mayoritas menganut agama Islam.

    Meskipun tidak terlalu beragam dari segi agama, Mauritania memiliki keberagaman bahasa cukup kaya. Bahasa Arab adalah bahasa resmi Mauritania, tetapi banyak penduduk yang berbicara bahasa Prancis, serta bahasa-bahasa lokal, seperti Soninke, Pulaar, dan Wolof.

    10. Djibouti (Skor Religiositas 98.2)

    Djibouti adalah negara yang terletak di Tanduk Afrika dan berbatasan dengan Laut Merah. Islam telah memainkan peran sentral dalam identitas Djibouti selama berabad-abad dengan mayoritas penduduknya menganut Islam Sunni. Asal-usul Islam di Djibouti berawal pada abad ke-7, yaitu ketika para pedagang dan pemukim Arab memperkenalkan Islam ke wilayah tersebut.

    Salah satu faktor yang membuat penyebaran Islam berlangsung dengan cepat di Djibouti adalah lokasi yang persimpangan perdagangan dan pertukaran budaya antara Afrika dan Timur Tengah.

    (luc/luc)

  • Warga Hindu Jaga Keamanan Salat Idulfitri Umat Muslim di NTB

    Warga Hindu Jaga Keamanan Salat Idulfitri Umat Muslim di NTB

    Mataram, Beritasatu.com – Toleransi begitu kental terlihat di kompleks Pagutan Permai, Lingkungan Pagutan Indah, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) saat umat muslim melaksanakan salat Idulfitri 1446 Hijriah. Puluhan warga dari banjar (komunitas) Hindu setempat bahu-membahu menjaga keamanan dan kenyamanan jalannya salat Idulfitri di Mataram.

    Aksi solidaritas ini bukan kali pertama terjadi di kompleks Pagutan Permai. Menurut Mustajab, seorang tokoh masyarakat muslim setempat, kerukunan dan toleransi antarumat beragama di wilayah ini sudah terjalin sangat baik dan mengakar kuat.

    “Warga di Pagutan Permai ini sudah sangat akur toleransinya antarumat beragama. Di sisi lain juga selalu mengedepankan adab-adab yang baik untuk warga-warga kita yang non-muslim,” ujar Mustajab, Senin (31/3/2025).

    Mustajab juga mengenang bagaimana warganya yang muslim turut menghormati Hari Raya Nyepi beberapa waktu lalu dengan mengondisikan suara-suara dari masjid agar tidak mengganggu kekhusyukan ibadah umat Hindu.

    “Seperti kemarin saudara-saudara kita yang non-muslim, kita pun juga mengedepankan toleransi. Baik suara-suara di corong masjid kita kondisikan, situasi suara-suara kita perkecilkan dalam rangka merayakan Hari Nyepi,” tambahnya.

    Ketua Banjar Griya Hita, Putu Widanta, mengungkapkan, sebanyak 75 warga Hindu dari banjarnya terlibat aktif dalam menjaga keamanan lingkungan, terutama saat pelaksanaan ibadah umat muslim. Penjagaan ini bahkan sudah dimulai sejak malam takbiran hingga pelaksanaan salat Idulfitri.

    “Kalau warga Hindu yang melakukan penjagaan sebanyak 75 orang. Saat malam takbiran sudah mulai berjaga di lingkungan RT-nya masing-masing,” kata Putu Widanta.

    Puncaknya, pada saat pelaksanaan salat Idulfitri, lima orang warga Hindu ditugaskan di pintu-pintu masuk masjid. Sisanya tetap berjaga di lingkungan RT masing-masing untuk memastikan keamanan rumah-rumah warga muslim yang sedang melaksanakan salat Id di masjid. “Di situlah teman-teman Hindu di masing-masing RT menjaga RT-nya masing-masing,” jelasnya.

    Putu Widanta juga menyampaikan, hubungan toleransi antara umat Hindu dan muslim di Griya Pagutan ini telah berjalan dengan sangat baik selama bertahun-tahun. Koordinasi yang erat antara pengurus banjar dan takmir masjid menjadi kunci dalam menjaga keharmonisan ini.

    “Sebagai ketua, selama ini hubungan toleransi dengan umat Muslim di Griya Pagutan ini berjalan dengan baik. Kalau berjaga saat tarawih dan Idulfitri sudah 4 tahun dan kalau hubungannya dengan masjid ini sudah kondusif. Jika ada gesekan, saya dan takmir masjid cepat melakukan koordinasi,” ungkapnya.

    Baik Mustajab maupun Putu Widanta berharap agar tradisi toleransi yang sudah terjalin dengan baik di kompleks Pagutan Permai ini dapat terus dipertahankan dan menjadi contoh bagi wilayah lain.

    “Jadi selama ini dan saat ini toleransi di Griya Pagutan ini masih berjalan dengan baik dan semoga ke depan toleransi ini tetap berjalan,” harap Putu Widanta.

    Kisah toleransi yang humanis dari kompleks Pagutan Permai ini menjadi potret indah kerukunan umat beragama di NTB.

    Solidaritas yang ditunjukkan warga Hindu dalam menjaga keamanan salat Idulfitri umat Muslim tidak hanya menciptakan suasana yang aman dan damai bagi pelaksanaan ibadah, tetapi juga memperkuat citra NTB sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

  • Kondisi Salat Id di Masjid Gedhe Mataram, Bekas Peninggalan Kerajaan Islam

    Kondisi Salat Id di Masjid Gedhe Mataram, Bekas Peninggalan Kerajaan Islam

    Bisnis.com, BANTUL – Umat Muslim mulai berdatangan ke Masjid Gedhe Mataram Kotagede sejak pagi untuk melaksanakan Salat Idulfitri.

    Dengan suasana khas peninggalan sejarah, masjid ini menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi warga untuk merayakan hari kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan berpuasa.

    Dari pantauan Bisnis.com di lokasi pada pukul 06.30 WIB, jemaah laki-laki dan perempuan sudah mengambil tempat masing-masing di pelataran masjid. Sebagian besar membawa perlengkapan salat sendiri, seperti sajadah dan mukena.

    Beberapa jemaah terlihat masih berdatangan, sementara yang lain duduk dan berbincang menunggu waktu salat tiba.

    Cahaya matahari pagi yang menyinari area masjid makin menambah suasana khidmat. Anak-anak juga turut serta beribadah, menambah semarak suasana perayaan.

    Mengutip Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Hal ini terlihat dari banyaknya peninggalan Kerajaan Mataram Islam di kawasan Kotagede, yakni bekas ibukota Mataram Islam

    Masjid Gedhe Mataram Kotagede merupakan masjid tertua yang ada di Yogyakarta, sekaligus menjadi saksi perkembangan Islam di Yogyakarta khususnya dan Pulau Jawa pada umumnya.

    Masjid Gedhe Mataram dibangun pada 1578 dan selesai pada tahun 1587. Masjid ini dibangun pada era Panembahan Senopati dan banyak melibatkan masyarakat yang pada saat itu masih menganut agama Hindu dan Budha.

    Keberadaannya yang bersejarah menjadikannya daya tarik bagi warga setempat maupun wisatawan yang ingin merasakan nuansa Idulfitri di tempat bersejarah.

  • Presiden Prabowo Sebut Nyepi sebagai Momen Refleksi Diri
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 Maret 2025

    Presiden Prabowo Sebut Nyepi sebagai Momen Refleksi Diri Nasional 30 Maret 2025

    Presiden Prabowo Sebut Nyepi sebagai Momen Refleksi Diri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    menyampaikan ucapan
    Hari Raya Nyepi
    Tahun Baru Saka 1947 kepada seluruh umat Hindu di Tanah Air.
    “Saya, Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, atas nama pemerintah Republik Indonesia dan atas nama pribadi, mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 kepada seluruh umat Hindu di seluruh Tanah Air,” ucap Presiden RI lewat YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (30/3/2025).
    Prabowo memaknai Hari Raya Nyepi sebagai momen
    refleksi diri
    yang mendalam serta menyucikan hati.
    Bagi Prabowo, momen Nyepi ini juga menjadi kesempatan untuk menyelaraskan hubungan manusia dengan alam semesta serta Sang Pencipta.
    “Dalam keheningan Nyepi, kita diajak untuk merenungkan kembali makna hidup, memperkuat nilai-nilai kebajikan, dan menumbuhkan semangat
    kedamaian
    ,” lanjutnya.
    Kepala Negara juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menjadikan semangat Nyepi sebagai inspirasi, khususnya dalam membangun kehidupan yang harmonis, rukun, dan damai.
    Di tengah keberagaman yang ada di Tanah Air ini, menurut Prabowo, akan ditemukan kekuatan bangsa guna menuju kesejahteraan.
    “Dalam keberagaman yang kita miliki, kita temukan kekuatan sebagai bangsa yang besar yang sedang membangun bersama untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” tuturnya.
    Presiden pun berharap agar perayaan Hari Raya Nyepi dapat membawa kedamaian dan kebijaksanaan bagi seluruh masyarakat.
    “Sekali lagi, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi. Semoga kedamaian dan kebijaksanaan senantiasa menyertai kita semua,” kata Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menyucikan diri dari energi negatif dengan upacara Melasti jelang Nyepi di Tanah Lot Bali

    Menyucikan diri dari energi negatif dengan upacara Melasti jelang Nyepi di Tanah Lot Bali

    Rabu, 26 Maret 2025 12:24 WIB

    Umat Hindu membawa benda sakral saat upacara Melasti di Tanah Lot, Tabanan, Bali, Rabu (26/3/2025). Upacara yang serentak dilaksanakan umat Hindu se-Bali tersebut untuk menyucikan diri dari segala perbuatan buruk, membersihkan alam dari energi negatif, dan memohon kepada Tuhan untuk diberikan keselamatan serta kesejahteraan dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 pada Sabtu (29/3/2025). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/YU

    Umat Hindu membawa benda sakral saat upacara Melasti di Tanah Lot, Tabanan, Bali, Rabu (26/3/2025). Upacara yang serentak dilaksanakan umat Hindu se-Bali tersebut untuk menyucikan diri dari segala perbuatan buruk, membersihkan alam dari energi negatif, dan memohon kepada Tuhan untuk diberikan keselamatan serta kesejahteraan dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 pada Sabtu (29/3/2025). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/YU

    Umat Hindu membawa benda sakral saat upacara Melasti di Tanah Lot, Tabanan, Bali, Rabu (26/3/2025). Upacara yang serentak dilaksanakan umat Hindu se-Bali tersebut untuk menyucikan diri dari segala perbuatan buruk, membersihkan alam dari energi negatif, dan memohon kepada Tuhan untuk diberikan keselamatan serta kesejahteraan dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 pada Sabtu (29/3/2025). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/YU

  • 1.750 Narapidana di Lapas Malang Dapat Remisi Nyepi dan Idul Fitri, 5 Langsung Bebas

    1.750 Narapidana di Lapas Malang Dapat Remisi Nyepi dan Idul Fitri, 5 Langsung Bebas

    Malang (beritajatim.com) – Sebanyak 1.750 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Malang mendapatkan remisi khusus dalam rangka perayaan Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri. Pemberian remisi ini dipimpin langsung oleh Kalapas Malang, Ketut Akbar Herry Achjar, di Halaman Museum Pendjara Lowokwaroe, Kota Malang, Jumat (28/3/2025).

    Remisi khusus ini diberikan kepada warga binaan yang beragama Hindu dan Islam sebagai bentuk pengurangan masa hukuman dalam rangka perayaan hari raya keagamaan. Remisi terbagi menjadi dua kategori, yaitu Remisi Khusus I (RK I) dan Remisi Khusus II (RK II).

    RK I merupakan pengurangan masa hukuman bagi narapidana yang masih harus menjalani sisa hukumannya setelah menerima remisi. Sementara itu, RK II adalah remisi yang langsung membebaskan narapidana karena masa hukumannya telah habis setelah dikurangi remisi tersebut.

    Dalam perincian jumlah penerima, sebanyak 1.743 orang mendapatkan RK I, sedangkan 5 orang lainnya memperoleh RK II dan langsung bebas setelah remisi diberikan. Untuk Hari Raya Nyepi, sebanyak 2 warga binaan menerima RK I.

    Sementara itu, dalam rangka Idul Fitri, remisi diberikan kepada 1.748 narapidana dengan rincian 1.053 narapidana kasus narkotika, 18 narapidana tindak pidana korupsi, serta 677 narapidana tindak pidana umum.

    Ketut Akbar Herry Achjar menegaskan bahwa pemberian remisi merupakan bentuk penghargaan bagi warga binaan yang telah menunjukkan sikap baik dan perilaku positif selama menjalani masa pembinaan di dalam lapas.

    “Remisi ini bukan hanya sebagai pengurangan masa hukuman, tetapi juga sebagai motivasi bagi para warga binaan untuk terus berbuat baik, menjalani proses pembinaan dengan penuh tanggung jawab, dan kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik,” ujar Herry. [luc/suf]

  • Mengapa Banyak Masjid Roboh Akibat Gempa di Myanmar?

    Mengapa Banyak Masjid Roboh Akibat Gempa di Myanmar?

    GELORA.CO – Ratusan umat Islam dikhawatirkan syahid di Myanmar setelah gempa dangkal melanda saat jamaah berkumpul di masjid untuk salat Jumat di bulan suci. Lebih dari 50 masjid mengalami kerusakan, menurut otoritas bayangan Pemerintah Persatuan Nasional.

    Banyaknya masjid yang roboh bisa jadi bukan semata karena dahsyatnya gempa bumi. Alasan lainnya terungkap dalam laporan Departemen Luar Negeri AS soal kebebasan beragama di Myanmar yang dilansir pada 2017 lalu. 

    “Komunitas agama di seluruh Myanmar, termasuk umat Buddha, Kristen, Hindu, dan Muslim, semuanya melaporkan kesulitan dan penundaan yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun dalam mendapatkan izin untuk pembangunan gedung baru dan rehabilitasi bangunan keagamaan yang sudah ada,” demikian tertulis dalam laporan Departemen Luar Negeri AS tersebut.

    Merujuk laporan itu, mendapatkan izin renovasi bangunan ibadah lebih sulit bagi kelompok selain mayoritas Buddha. Kelompok agama mengatakan banyaknya izin yang diperlukan, kewenangan yang tidak jelas di antara lembaga-lembaga pemerintah, dan penundaan yang berkepanjangan dalam menanggapi permohonan izin membuat mereka membangun tempat ibadah tanpa izin yang diperlukan. Yang lain mengatakan perlunya menyuap pihak berwenang untuk mendapatkan izin.

    Di Mandalay, wilayah terdampak paling parah, umat Islam mengatakan pihak berwenang melarang keras pembersihan, renovasi, bahkan memasuki delapan masjid yang ditutup setelah konflik antaragama pada 2014. Sedangkan lima masjid dalam kendali ketat pemerintah.

    Kelompok-kelompok Muslim melaporkan permintaan pembangunan resmi mengalami penundaan yang signifikan, dan bahkan ketika disetujui, hal itu dapat dibatalkan. Mereka juga melaporkan bahwa masih sangat sulit mendapatkan izin untuk memperbaiki masjid-masjid yang ada, meskipun pihak berwenang mengizinkan pemeliharaan internal dalam beberapa kasus. 

    Masjid bersejarah di Meiktila di Divisi Mandalay, Mawlamyine di Negara Bagian Mon, dan Sittwe di Negara Bagian Rakhine, serta di Rangoon dan daerah lainnya terus mengalami kerusakan karena pihak berwenang tidak mengizinkan pemeliharaan rutin.

    Muslim adalah minoritas di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha dan telah dipinggirkan oleh pemerintahan berturut-turut. Sementara kelompok ultranasionalis dan biksu ekstremis dalam beberapa tahun terakhir telah menghasut kekerasan. 

    Bangunan-bangunan Buddha juga terkena dampak parah akibat gempa tersebut, dengan 670 biara dan 290 pagoda rusak, menurut pemerintah militer. Mereka tidak menyebutkan satupun masjid dalam laporan kerusakannya. 

    Kesaksian penyintas Muslim

    Ketika gempa bumi dahsyat pada hari Jumat melanda Myanmar tengah, Htet Min Oo sedang melakukan wudhu sebelum salat Ramadhan di sebuah masjid di sebelah rumahnya di Mandalay. Rumahnya ambruk bersama sebagian masjid, separuh tubuhnya terjebak dengan puing-puing tembok yang mengubur dua orang bibinya. Warga berlomba-lomba menarik bibi-bibi itu keluar, katanya, namun hanya satu yang selamat.

    Htet Min Oo (25 tahun), mengatakan dua paman dan neneknya juga terjebak di bawah tumpukan beton. Karena tidak adanya alat berat, ia berusaha mati-matian membersihkan puing-puing dengan tangannya namun tidak dapat menggesernya.

    “Saya tidak tahu apakah mereka masih hidup di bawah puing-puing. Setelah sekian lama, saya rasa tidak ada harapan lagi,” katanya, Jumat. “Terlalu banyak puing-puing dan tidak ada tim penyelamat yang datang untuk menyelamatkan kami,” tambahnya, suaranya bergetar sambil menangis. 

    Seorang warga berusia 39 tahun di wilayah Mandalay menggambarkan pemandangan mengerikan ketika ia mencoba menyelamatkan seorang pria yang terjebak di bawah puing-puing masjid yang runtuh di desa Sule Kone, namun harus melarikan diri karena gempa susulan yang kuat. 

    “Saya harus meninggalkannya… Saya pergi untuk kedua kalinya mencoba menyelamatkannya,” katanya, menolak disebutkan namanya. “Saya mengambil empat orang dengan tangan saya sendiri. Namun sayangnya, tiga orang sudah tewas dan satu orang tewas di pelukan saya.”

    Dia mengatakan 10 orang tewas di sana, dan mereka termasuk di antara 23 orang yang tewas di tiga masjid yang dihancurkan di desa tersebut. Pembatasan pemerintah telah menghalangi perbaikan masjid-masjid itu, katanya. 

    Reuters tidak dapat menjangkau masjid-masjid tersebut atau memverifikasi laporan mengenai keruntuhan tersebut. Seorang pria, Julian Kyle, meminta melalui media sosial agar alat berat mengangkat pilar beton setelah gempa menghancurkan masjid Mandalay lainnya.

    “Di bawah reruntuhan, anggota keluarga saya dan orang lain tertimpa dan kehilangan nyawa,” tulisnya. “Kami sangat ingin memulihkan jenazah mereka.” Seorang warga dari kota Taungnoo sekitar 370 km jauhnya mengatakan dia sedang shalat ketika salah satu sisi masjid Kandaw ambruk sehingga dua baris pria yang duduk di depannya ambruk. 

    “Saya melihat begitu banyak orang dibawa keluar dari masjid, beberapa di antaranya meninggal tepat di depan mata saya,” ujarnya. “Sungguh memilukan.”

  • 21 Warga Binaan Umat Hindu di Jatim Peroleh Remisi Nyepi 2025

    21 Warga Binaan Umat Hindu di Jatim Peroleh Remisi Nyepi 2025

    Kadiyono menguraikan, karena bersifat khusus, remisi dalam rangka memperingati Hari Raya Nyepi ini hanya didapatkan warga binaan beragama Hindu saja. Saat ini, ada 31 warga binaan beragama Hindu di Jawa Timur.

    “Ada yang tidak memenuhi syarat mendapatkan remisi, seperti masih berstatus sebagai tahanan, mendapatkan hukuman mati, masuk dalam register F karena melakukan pelanggaran, sedang menjalani subsider dan belum menjalani hukuman minimal enam bulan kurungan,” urai Kadiyono.

    Jika dikelompokkan berdasarkan lama remisi yang diperoleh, paling banyak mendapatkan remisi selama satu bulan dengan 14 orang.

    Diikuti dengan tiga warga binaan yang mendapatkan remisi 15 hari. Serta 4 warga binaan mendapatkan 1,5 bulan.

    “Tidak ada warga binaan yang mendapatkan remisi maksimal yaitu dua bulan,” ungkap Kadiyono.

    “Meski mendapat remisi, semuanya masih harus menjalani sisa hukuman, tidak ada yang langsung bebas,” tutup Kadiyono.

  • Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Hingga Renovasi Pura

    Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Hingga Renovasi Pura

    FAJAR.CO.ID, TABANAN – Memperingati Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Sabtu, 29 Maret 2025, BRI melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli menyalurkan bantuan 1.000 paket sembako bagi umat Hindu di Desa Adat Soka, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

    Setiap paket sembako yang diberikan terdiri dari 5 kg Beras, 2 liter Minyak Goreng, Gula Pasir dan lain lain, diberikan secara langsung bagi warga di Desa Adat Soka.

    Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa penyaluran bantuan sembako di Desa Adat Soka Tabanan, Bali sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dan kepedulian terhadap sesama khususnya dalam memaknai Hari Raya Nyepi (Tahun baru Saka 1947).

    “Hal ini merupakan wujud kepedulian BRI bagi masyarakat yang menjalankan Hari Raya Nyepi khususnya bagi masyarakat di Desa Adat Soka Tabanan. Harapan kami bantuan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya,” ungkap Hendy.

    Di lain pihak, I Wayan Esawan selaku Pimpinan Tertinggi (Kelihan) di Desa Adat Soka mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi BRI Peduli yang telah menyalurkan bantuan sembako sehingga masyarakatnya  dapat terbantu dalam pemenuhan kebutuhan pokok.

    “Kami masyarakat di Desa Adat Soka merasa sangat terbantu dimana bantuan ini tentunya meringankan beban masyarakat kami. Semoga sinergi ini tetap terus terjalin antara warga Desa Adat Soka dan BRI” ungkap I Wayan Esawan.

    Selain penyaluran sembako, BRI Peduli juga telah berperan aktif dalam membantu masyarakat Desa Adat Soka, salah satunya adalah bantuan renovasi Bale Piyasan dan Bale Piyadan di Pura Pucak Batu Lumbung yang terletak di desa tersebut. Diketahui, Pura Pucak Batu Lumbung yang berada di Desa Adat Soka sudah berdiri sejak abad ke XI dan saat ini dapat menampung lebih dari 1.000 Umat Hindu.