agama: Hindu

  • 26 Orang Tewas dan 17 Luka-luka dalam Serangan Terhadap Wisatawan di Jammu dan Kashmir

    26 Orang Tewas dan 17 Luka-luka dalam Serangan Terhadap Wisatawan di Jammu dan Kashmir

    JAKARTA – Sedikitnya 26 orang tewas dan 17 lainnya luka-luka ketika tersangka militan melepaskan tembakan ke arah wisatawan di wilayah Jammu dan Kashmir, India, kata polisi pada Hari Rabu, serangan terburuk di negara itu dalam hampir dua dekade.

    Serangan itu terjadi pada Hari Selasa di tujuan wisata populer Pahalgam di wilayah federal Himalaya.

    Serangan itu terjadi di padang rumput yang tidak dilalui kendaraan. Korban tewas termasuk 25 warga negara India dan satu warga negara Nepal, kata polisi, melansir Reuters 23 April.

    Kelompok militan yang kurang dikenal, “Perlawanan Kashmir,” mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut melalui pesan media sosial.

    Kelompok tersebut menyatakan ketidakpuasannya karena lebih dari 85.000 “orang luar” telah ditempatkan di wilayah tersebut, yang memicu “perubahan demografi”.

    Diketahui, serangan Hari Selasa menjadi yang terburuk terhadap warga sipil di India sejak penembakan Mumbai 2008 yang menewaskan lebih dari 160 orang.

    Perdana Menteri Narendra Modi mempersingkat kunjungan dua harinya ke Arab Saudi dan kembali ke New Delhi pada Rabu pagi.

    Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman juga mempersingkat kunjungannya ke Amerika Serikat dan Peru “untuk bersama rakyat kita di masa sulit dan tragis ini”, kata kementerian.

    Kekerasan militan telah melanda wilayah Himalaya, yang diklaim sepenuhnya, tetapi sebagian dikuasai oleh India dan Pakistan, sejak pemberontakan anti-India dimulai pada tahun 1989. Puluhan ribu orang telah tewas, meskipun kekerasan telah mereda dalam beberapa tahun terakhir.

    India mencabut status khusus Kashmir pada tahun 2019, membagi negara bagian itu menjadi dua wilayah yang dikelola federal – Jammu dan Kashmir, serta Ladakh.

    Langkah tersebut memungkinkan pemerintah daerah untuk mengeluarkan hak domisili kepada orang luar, yang memungkinkan mereka mendapatkan pekerjaan dan membeli tanah di wilayah tersebut.

    Hal itu menyebabkan memburuknya hubungan dengan Pakistan, yang juga mengklaim wilayah tersebut. Perselisihan tersebut telah memicu permusuhan sengit dan konflik militer antara kedua negara tetangga yang bersenjata nuklir itu.

    Pada Hari Rabu, lebih dari selusin organisasi lokal menyerukan penutupan wilayah federal untuk memprotes serangan terhadap wisatawan, yang jumlahnya terus meningkat dan telah membantu perekonomian lokal.

    Banyak sekolah juga menangguhkan kelas untuk hari itu sebagai bentuk protes.

    Maskapai penerbangan mengoperasikan penerbangan tambahan dari Srinagar, ibu kota musim panas wilayah tersebut, karena para pengunjung berbondong-bondong meninggalkan wilayah tersebut, kata para pejabat.

    Serangan yang menargetkan wisatawan di Kashmir jarang terjadi. Insiden mematikan terakhir terjadi pada Bulan Juni 2024, ketika sedikitnya sembilan orang tewas dan 33 orang terluka setelah serangan militan menyebabkan sebuah bus yang membawa peziarah Hindu terjun ke jurang yang dalam.

  • Aktris Glamor Ini Kisahkan Bagaimana Islam Menyelamatkan Hidupnya

    Aktris Glamor Ini Kisahkan Bagaimana Islam Menyelamatkan Hidupnya

    GELORA.CO – Bintang Real Housewives Of Cheshire, Paige Chohan, mengungkapkan bagaimana Islam ‘menyelamatkan hidup saya’ setelah mempertanyakan masa kecilnya yang dibesarkan di Gereja Inggris.

    Paige, 33, saat ini membintangi seri ke-18 dari reality show ITVBe bersama suaminya yang seorang pengusaha, Amir, 36, dan putri mereka, Nora, 13 bulan.

    Dan dia sangat senang karena musim ketiganya di RHOC mengeksplorasi perjalanannya dengan iman.

    Paige dibesarkan dalam keluarga Church of England, namun dia memeluk Islam di kemudian hari setelah mempelajari berbagai agama sejak usia 17 tahun, termasuk Kristen, Budha, dan Hindu.

    “Saya dapat melakukan perjalanan seperti itu di usia muda dan saya menemukan hubungan dengan Islam, yang tumbuh seiring berjalannya waktu,” jelasnya dalam sebuah wawancara dengan new! Magazine.

    Paige menjelaskan bahwa sangat penting baginya untuk terbuka tentang keyakinannya di acara tersebut, yang dia harapkan dapat membantu para pemirsa untuk lebih terhubung dengannya.

    “Saya senang berbagi lebih banyak tentang apa yang mengubah hidup saya menjadi lebih baik dan apa yang memberi saya arah dan perspektif ketika saya tumbuh dewasa. Islam benar-benar menyelamatkan saya dan memberi saya banyak kejelasan,” katanya.

    Paige menjelaskan dalam acara tersebut bahwa orangtuanya bukanlah penganut Protestan yang ketat dan lebih santai dalam hal agama, namun ia ingin mendalami agama lebih jauh saat masih remaja.

    “Saya duduk di sana dan mempertanyakan apakah ada makna yang lebih dalam, saya ingin menjelajahinya,” katanya kepada New.

    Menjadi seorang ibu hanya menegaskan kembali pentingnya iman dan nilai-nilai moral dalam hidupnya.

    “Ini bukan hanya tentang Anda, ini tentang diri Anda sendiri, pasangan Anda, Anda melakukan apa yang Anda inginkan, kapan pun Anda mau. Ini bukan lagi tentang Anda – ini adalah perubahan yang sangat besar.”

    The Real Housewives of Cheshire pertama kali tayang pada 2015 dan merupakan versi Inggris pertama dari format Real Housewives yang populer di Amerika Serikat.

    Ini mengikuti kehidupan para pemeran yang glamor dan makmur, dan merupakan serial terbesar ITVBe setelah The Only Way Is Essex.

    Para pemeran aslinya termasuk WAG dan ratu desain interior Dawn Ward dan sesama WAG Tanya Barnsley.

    MailOnline mengungkapkan awal tahun ini bahwa serial yang berbasis di London sedang dalam proses pengerjaan dan produser berharap dapat menarik beberapa bintang terkenal.

    Diumumkan pada Oktober 2024 oleh platform streaming Hayu, serial ini bertujuan untuk meniru kesuksesan rekan-rekannya di Amerika Serikat, seperti Real Housewives of Beverly Hills dan Real Housewives of Atlanta.

    Para produser berencana untuk menampilkan para wanita pengusaha yang glamor daripada selebriti tradisional atau WAGs.

    Namun, upaya untuk menemukan ibu rumah tangga elit London saat ini terbukti sulit.

    Sebuah sumber mengatakan pada bulan Januari. “Mereka mencari wanita pengusaha daripada selebriti, bukannya mencari WAG atau selebriti. Itu tidak berhasil karena tidak ada yang mau melakukannya.

    “Mereka pertama kali menanyakan tentang casting pada bulan Agustus. Sekarang sudah bulan Januari, dan mereka masih belum melakukan casting. Mereka terus mengirimkan pesan yang mengatakan, ‘Apakah Anda punya seseorang?

    Tokoh-tokoh terkenal seperti Holly Valance, pengusaha fashion Trinny Woodall dan Chelsea Lazkani dari Selling Sunset dilaporkan telah menolak karena memiliki komitmen lain, sementara sosialita Fran Cutler mengisyaratkan kemungkinan keterlibatannya. (*)

  • Ribuan Umat Hindu Bali Rayakan Hari Galungan, Ini Deretan Sesembahan!

    Ribuan Umat Hindu Bali Rayakan Hari Galungan, Ini Deretan Sesembahan!

    Gianyar, Beritasatu.com – Ribuan umat Hindu di Kabupaten Gianyar, Bali merayakan Hari Galungan yang dimaknai sebagai kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan).

    Sejak pagi hari, warga melaksanakan persembahyangan di sejumlah pura, termasuk Pura Dalem di Desa Pakraman Batuyang, Kecamatan Sukawati. Warga datang dengan membawa berbagai jenis sesajen, seperti buah-buahan, makanan, jajanan, serta canang untuk dipersembahkan.

    “Saya membawa persembahan seperti buah-buahan pisang, roti, ataupun jajanan. Menu sesajen ini setiap Hari Galungan bisa berubah tergantung musim buah, tetapi pisang itu wajib harus ada,” kata seorang warga Ayu Suasti.

    Menurutnya, buah-buahan dan makanan yang dibawa itu dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Sang Hyang Widhi. 

    “Setelah dipersembahkan, nantinya kita makan bersama keluarga di rumah sebagai wujud syukur bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” jelasnya.

    Persembahyangan dilakukan secara bergantian oleh warga sejak pukul 07.00 Wita hingga menjelang siang hari sebelum pukul 12.00 Wita.

    Bendesa Adat Batuyang I Made Sukarata mengatakan sekitar 6.000 warga mengikuti persembahyangan di Pura Dalem, Pura Desa, dan Pura Puseh, Batuyang. 

    “Selain itu, para pendatang yang tinggal di wilayah kami juga diperbolehkan turut bersembahyang di pura ini. Khusus di Pura Dalem, persembahyangan dimulai sejak pukul 07.00 Wita dan selesai sebelum pukul 12.00 Wita karena para leluhur pada jam itu kembali kepada kami. Setelah dari Pura Dalem, warga melanjutkan persembahyangan ke Pura Panti dan Kawitan masing-masing,” terangnya.

    Makna spiritual Hari Galungan diyakini memberikan kekuatan bagi umat Hindu, baik secara fisik maupun nonfisik, untuk membedakan mana perbuatan baik dan buruk. Galungan menjadi momen reflektif untuk menyatukan pikiran, perkataan, dan tindakan dalam semangat Dharma.

    Dengan memperingati Hari Galungan, umat Hindu diharapkan dapat memperkuat rohani dan menjaga kejernihan pikiran agar tetap berpihak pada kebenaran. Dharma yang tertanam dalam diri diyakini akan menang melawan segala bentuk Adharma yang bersumber dari kekacauan batin.

  • 30 Ucapan Selamat Hari Raya Galungan yang Menyentuh dan Penuh Makna

    30 Ucapan Selamat Hari Raya Galungan yang Menyentuh dan Penuh Makna

    Jakarta, Beritasatu.com – Hari raya Galungan merupakan salah satu perayaan keagamaan paling suci dan penting bagi umat Hindu. Di tahun 2025 ini, Galungan jatuh pada Rabu (23/4/2025) didahului oleh Penampahan Galungan pada Selasa (22/4/2025) dan diakhiri dengan Umanis Galungan pada Kamis (24/4/2025).

    Perayaan yang berlangsung selama tiga hari ini menjadi simbol kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan). Masyarakat Hindu menjalani rangkaian upacara yang sakral dan penuh makna.

    Upacara dimulai dengan prosesi pemotongan hewan kurban (nampah) pada Penampahan, perenungan makna penciptaan alam semesta pada Galungan, hingga silaturahmi serta berbagi kasih sayang pada Umanis Galungan.

    Di tengah suasana suci ini, berbagai ucapan selamat Galungan bisa menjadi sarana untuk mempererat hubungan dan menyampaikan doa-doa baik kepada sesama. 

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut deretan ucapan yang bisa dibagikan untuk menyemarakkan suasana hari raya Galungan 2025:

    Ucapan Selamat Penampahan GalunganSelamat hari raya Penampahan Galungan. Semoga kita semua mampu menyingkirkan sifat buruk dan menyambut hari suci dengan hati yang bersih.Di hari Penampahan Galungan ini, mari sucikan diri dari tamas dan lobha, agar hidup lebih selaras dengan dharma.Penampahan Galungan adalah momen untuk mengalahkan nafsu dan keserakahan dalam diri. Selamat menyambut Galungan dengan jiwa yang damai.Selamat hari Penampahan Galungan. Semoga pengorbanan dan yadnya yang dilakukan hari ini membawa kedamaian dan keseimbangan dalam hidup.Mari sambut Galungan dengan membersihkan hati dan pikiran. Selamat menjalani Penampahan Galungan dengan penuh keikhlasan.Hari ini, kita belajar melepaskan keterikatan dan ego demi harmoni batin. Selamat Hari Penampahan Galungan.Semoga semangat Penampahan Galungan membawa ketenangan dan kekuatan untuk menumbuhkan kebaikan dalam diri.Selamat hari raya Penampahan Galungan. Semoga yadnya yang kita lakukan hari ini menuntun kita menuju hidup yang lebih suci dan bermakna.Penampahan Galungan bukan sekadar tradisi, tapi panggilan untuk mengendalikan hawa nafsu dan menumbuhkan kesadaran spiritual.Mari isi hari Penampahan Galungan dengan niat suci dan ketulusan hati, agar jalan menuju Galungan penuh berkah.Ucapan Selamat Hari Raya GalunganSelamat hari raya Galungan. Semoga dharma senantiasa menang dalam setiap langkah kehidupan kita.Di hari suci Galungan ini, mari sucikan pikiran, perkataan, dan perbuatan. Semoga hidup penuh dengan kedamaian dan berkah.Selamat Galungan. Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk memilih jalan kebenaran dan menebarkan kasih kepada sesama.Galungan adalah kemenangan dharma atas adharma. Semoga semangat ini hadir dalam setiap niat dan tindakan kita.Selamat merayakan Galungan. Mari maknai hari suci ini dengan mempererat hubungan dengan keluarga, leluhur, dan Sang Pencipta.Di momen suci ini, semoga kita semua mampu mengalahkan ego dan kebencian, serta menumbuhkan kasih dan ketulusan.Semoga perayaan Galungan membawa cahaya dan ketenangan dalam hati, serta kebijaksanaan dalam hidup.Selamat hari raya Galungan. Semoga damai dan kebajikan selalu menyertai kita dalam setiap langkah.Mari sambut Galungan dengan hati bersih dan penuh syukur. Semoga dharma selalu hadir dalam kehidupan kita.Selamat Galungan untuk Anda dan keluarga. Semoga hari suci ini membawa kedamaian, keberkahan, dan kebahagiaan.Ucapan Selamat Umanis GalunganSelamat hari Umanis Galungan. Semoga kebahagiaan dan kedamaian pasca Galungan terus menyertai langkah kita.Di hari Umanis Galungan ini, mari kita lanjutkan semangat kemenangan dharma dengan hati yang bersih dan pikiran positif.Semoga Umanis Galungan menjadi momen untuk mempererat kasih sayang dalam keluarga dan sesama.Rahajeng Nyanggra Rahina Umanis Galungan. Mugi kasucian ring rahina Galungan sareng kasimbulang ring rasa syukur lan kerahayuan.Umanis Galungan adalah waktu yang tepat untuk berbagi kebahagiaan. Selamat menikmati hari yang penuh berkah ini.Selamat Umanis Galungan. Semoga energi baik dan damai dari Galungan terus tumbuh dalam diri kita.Hari ini, mari rayakan Umanis Galungan dengan silaturahmi, kasih sayang, dan rasa syukur.Rahajeng Rahina Umanis Galungan. Semoga pikayun ring idep, wakti lan kayun prasida nyujurang rahayu ring jagat.Umanis Galungan memberi ruang untuk merefleksi dan mensyukuri kehidupan. Selamat merayakan dengan penuh kedamaian.Semoga hari Umanis Galungan menjadi penutup indah dari perayaan Galungan yang suci dan bermakna.

    Demikian rangkaian ucapan yang dapat digunakan untuk menyemarakkan Hari Raya Galungan tahun ini. Semoga setiap doa yang disampaikan membawa berkah, kedamaian, dan kebahagiaan bagi semua makhluk.

  • Hari Bumi, Simak 7 Rekomendasi Destinasi Wisata Ramah Lingkungan

    Hari Bumi, Simak 7 Rekomendasi Destinasi Wisata Ramah Lingkungan

    3. Desa Wisata Jatiluwih (Tabanan, Bali)

    Selain Desa Wisata Les, Bali juga memiliki desa wisata ramah lingkungan yang berada di wilayah Tabanan. Adalah Desa Wisata Jatiluwih yang bahkan sudah dikenal hingga mancanegara.

    Berlokasi di lereng gunung tertinggi kedua di Bali, Gunung Batukaru, desa wisata ini menawarkan suasana yang alami, dingin, dan sejuk. Salah satu hal yang terkenal di desa ini adalah sistem pengairan sawah tradisional khas Bali yang disebut subak

    Subak telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO karena mencerminkan keharmonisan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan (spiritualitas). Hal ini sejalan dengan konsep Tri Hita Karana dalam agama Hindu yang dianut oleh mayoritas orang Bali.

    Daya tarik lain di desa wisata ini adalah kekayaan flora, fauna, serta hasil bumi yang luar biasa. Wisatawan bisa trekking, bersepeda, hingga bertani. Pada 2024, desa wisata ini meraih penghargaan sebagai salah satu desa wisata terbaik di dunia dari United Nations (UN) Tourism.

    4. Ekowisata Tangkahan (Langkat, Sumatra Utara)

    Selanjutnya, ada Ekowisata Tangkahan yang berlokasi di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Berlokasi di dekat perbatasan Taman Nasional Gunung Leuser, destinasi wisata ini menawarkan pengalaman berlibur yang menyenangkan dengan menjelajahi alam.

    Konon, Desa Tangkahan muncul dari kesadaran masyarakat terkait kerusakan lingkungan karena penebangan liar di Kawasan Leuser. Peristiwa tersebut terjadi sekitar era 1980 hingga 1990-an.

    Masyarakat setempat kemudian mengembangkan kawasan ini menjadi destinasi ekowisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Saat ini, Ekowisata Tangkahan dikenal sebagai salah satu tempat konservasi fauna endemik Sumatra, yakni gajah sumatra.

    5. Pulau Macan Eco Lodge (Kepulauan Seribu, DKI Jakarta)

    Pulau Macan Eco Lodge berada di Pulau Macan, Kepulauan Seribu, Jakarta. Lokasinya yang berada di gugusan utara Kepulauan Seribu dan agak jauh dari Teluk Jakarta menjadikannya masih terasa alami, asri, bersih, dan segar.

    Pulau Macan Eco Lodge menawarkan sensasi wisata ramah lingkungan dengan konsep ecotourism (ekoturisme). Kawasan wisata ini mengimplementasikan penggunaan listrik tenaga surya, material kayu daur ulang pada bangunan penginapan, kebijakan bebas plastik, tidak terdapat AC (Air Conditioner) pada kamar, hingga program pelestarian terumbu karang dan mangrove.

    Wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas bahari menarik, seperti berenang, snorkeling, kayaking, atau sekadar bersantai menikmati suasana pantai. Menjelang sore, wisatawan dapat menyaksikan indahnya panorama matahari terbenam sambil menyantap makan malam.

     

  • Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa Sambut Hari Bumi 2025 dan Rawat Lingkungan – Halaman all

    Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa Sambut Hari Bumi 2025 dan Rawat Lingkungan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-  Kementerian Agama RI meluncurkan Program Ekoteologi serta menginisiasi Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa di seluruh wilayah Indonesia.

    Program tersebut juga sejalan dengan Hari Bumi 2025 dan memperkuat implementasi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden,

    Kepala Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta Adib mengatakan program Ekoteologi merupakan pendekatan integratif yang menggabungkan nilai-nilai keagamaan dengan kesadaran ekologis.

    Program ini bertujuan mendorong umat beragama agar menjadikan pelestarian lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual.

    Dengan landasan teologis yang kuat dari berbagai agama, ekoteologi memperkuat hubungan manusia dengan alam sebagai bagian dari ciptaan Tuhan yang harus dijaga.

    “Penguatan ekoteologi bukan hanya tentang ajaran, tetapi aksi nyata. Lingkungan hidup adalah amanah yang harus kita rawat bersama,” ujar Adib yang dikutip dari situs Kemenag DKI Jakarta, Selasa (22/4/2025).

    Adib juga mengatakan program penanaman 1 juta pohon matoa ini merupakan manifesting dari program ekoteologi.

    “Pohon matoa dipilih karena merupakan tanaman endemik dari Papua yang memiliki nilai ekologis tinggi, adaptif terhadap berbagai kondisi lingkungan, dan memberikan manfaat kesehatan melalui buahnya,” Kata Adib.

    Gerakan ini melibatkan seluruh unit kerja Kemenag di Indonesia, lembaga keagamaan, organisasi masyarakat, tokoh agama, dan komunitas lokal.

    Di Jakarta, target penanaman mencapai 132.785 pohon yang tersebar di berbagai kota dan kabupaten: Kanwil Kemenag DKI Jakarta 342 pohon, KanKemenag Kota Jakarta Pusat 16.281 pohon, KanKemenag Kota Jakarta Utara 22.759 pohon, KanKemenag Kota Jakarta Barat 27.268 pohon, KanKemenag Kota Jakarta Selatan 28.168 pohon, KanKemenag Kota Jakarta Timur 35.466 pohon, dan KanKemenag Kab Kepulauan Seribu 2.501 pohon.

    Lebih lanjut Adib mengatakan bahwa penanaman pohon matoa ini juga dilakukan dengan pendekatan lintas agama, yang mencerminkan kekuatan ajaran spiritual dalam mendukung pelestarian lingkungan.

    Agama-agama di Indonesia memiliki dasar teologis yang sejalan dalam menjaga bumi.  Islam, menjaga bumi sebagai bagian dari tugas khalifah fil ardh (pemelihara bumi). Kristen dan Katolik, menjadi penatalayan bumi dan menjaga ciptaan Tuhan.

    Hindu, menjalankan dharma melalui harmoni dengan alam (Tri Hita Karana). Buddha, Praktik welas asih dan karma baik dengan menjaga kelestarian lingkungan. Khonghucu, Harmoni Tian (alam semesta) sebagai wujud iman dan tanggung jawab.

    “Gerakan lintas iman ini menegaskan bahwa menjaga bumi adalah tugas universal umat manusia, melampaui batas suku, agama, dan golongan,” tuturnya.

    Pada kesempatan ini, Kementerian Agama juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kontribusi dari seluruh instansi pemerintah, Baznas Provinsi DKI Jakarta, Lembaga Amil Zakat (LAZ), organisasi keagamaan, dan tokoh-tokoh agama yang telah turut serta dalam peluncuran Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa.

    “Gerakan ini bukan hanya soal menanam pohon, tapi menanam harapan, kesadaran, dan tanggung jawab spiritual terhadap lingkungan. Kita tanam bersama, kita rawat bersama, demi bumi yang lestari dan generasi masa depan yang lebih baik,” ujar Adib.

    Hal senada disampaikan Ketua Baznas Bazis DKI Jakarta ahmad H. Abu Bakar .

    “Atas nama Komisioner BAZNAS Bazis DKI Jakarta, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada keluarga besar Kanwil Kemenag DKI Jakarta atas sinergi dan kepedulian terhadap lingkungan. Program ini adalah tanggung jawab kita bersama,” ujar perwakilan BAZNAS Bazis dalam sambutannya.

    Pihak BAZNAS Bazis menegaskan bahwa gerakan menanam pohon bukan hanya aktivitas fisik semata, melainkan tindakan mulia yang memberi manfaat luas bagi seluruh makhluk hidup dan generasi masa depan.

    “Menanam pohon adalah tindakan baik. Ia menebar keberkahan, bukan hanya untuk manusia, tetapi juga untuk seluruh ekosistem. Ini adalah bentuk nyata ibadah sosial dan kepedulian kita terhadap ciptaan Tuhan,” lanjutnya.

    Dalam kesempatan yang sama, BAZNAS Bazis juga mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran dalam menunaikan zakat, infak, dan sedekah. Dana zakat yang terhimpun dapat digunakan untuk mendukung berbagai program kemaslahatan umat, termasuk kegiatan pelestarian lingkungan seperti gerakan penanaman pohon ini.

    “Semakin banyak dana yang terhimpun, maka semakin luas pula manfaat yang bisa dirasakan umat. Mari kita jaga lingkungan bersama, sekaligus memperkuat solidaritas sosial melalui zakat, infak, dan sedekah.”

    Sinergi antara Kemenag dan BAZNAS Bazis DKI Jakarta ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas lembaga mampu melahirkan aksi konkret dalam menjaga bumi. Sebuah wujud nyata dari kepedulian, spiritualitas, dan tanggung jawab sosial yang menyatu demi masa depan yang lebih hijau dan berkeadilan.

    Diresmikan Menteri Agama

    Menteri Agama Nasaruddin Umar meresmikan Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa serta peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia (PPIII) di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Senin (22/4/2025).

    Acara ini dilaksanakan bertepatan dengan momentum Hari Bumi.

    Nasaruddin bakal menggerakkan seluruh satuan kerja (satker) Kementerian Agama, yang berjumlah sekitar 3.600 dan tersebar hingga ke tingkat kecamatan untuk melaksanakan program ini.

    “Insyaallah hari ini kita instruksikan agar setiap kecamatan juga melakukan hal yang sama. Karena gerakan ini melibatkan masyarakat hingga tingkat desa,” ujar Nasaruddin di Kampus UIII, Depok, Jawa Barat, Senin (22/4/2025).

    Selain itu, Nasaruddin juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan PPIII yang akan menjadi pusat pendidikan Islam bertaraf internasional.

    Pondok Pesantren ini, kata Nasaruddin, akan menjadi rumah baru bagi lembaga pendidikan yang sebelumnya telah beroperasi di lingkungan Masjid Istiqlal Jakarta.

  • Memaknai Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan

    Memaknai Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan

    Bisnis.com, JAKARTA- Dalam tradisi Hindu di Bali, Hari Raya Galungan dan Kuningan merupakan dua perayaan besar yang memiliki makna spiritual mendalam.

    Meski sering disebut bersamaan, keduanya memiliki perbedaan dalam waktu pelaksanaan, makna, dan rangkaian upacaranya. Bagi sebagian umat Hindu, Galungan dan Kuningan dipahami sebagai dua momen yang saling melengkapi dalam merayakan kemenangan kebaikan dan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan dan para leluhur.

    Apa Itu Hari Raya Galungan dan Kuningan?

    Dilansir dari djkn.kemenkeu.go.id, Senin (21/04/2025), Hari Raya Galungan merupakan salah satu Hari Raya Besar Umat Hindu yang sarat akan makna filosofis, terutama terkait pertarungan antara kebaikan (dharma) dan kejahatan (adharma) dalam kehidupan manusia.

    Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali (sekitar enam bulan dalam kalender Bali) dan juga memperingati terciptanya alam semesta. Dalam bahasa Jawa Kuno, “Galungan” memiliki arti “bertarung”, dan juga berasal dari kata “dungulan” yang berarti “menang”.

    Sementara itu, dilansir dari balisafarimarinepark.com, Senin (21/04/2025), Hari Raya Kuningan atau Tumpek Kuningan adalah puncak sekaligus penutup dari rangkaian Hari Raya Galungan.

    Dirayakan sepuluh hari setelah Galungan, Kuningan merupakan momen perpisahan antara umat manusia dengan roh leluhur yang telah datang ke dunia. Pada hari ini, umat Hindu membuat nasi kuning sebagai simbol kemakmuran, rasa syukur, dan suksmaning idep (kesadaran spiritual sebagai manusia).

    Kapan Hari Raya Galungan dan Kuningan Dirayakan?

    Di Indonesia, Hari Raya Galungan pada tahun 2025 jatuh pada hari Rabu, 23 April 2025 (Buda Kliwon Wuku Dungulan), dan Hari Kuningan dirayakan pada hari Sabtu, 3 Mei 2025 (Saniscara Kliwon Wuku Kuningan).

    Rangkaian Acara Galungan

    Perayaan Galungan tidak hanya berlangsung pada hari utamanya, tetapi diawali dengan serangkaian upacara persiapan:

    * Penyekeban (tiga hari sebelum Galungan): masyarakat mulai memasak pisang untuk sesajen. Kata “penyekeban” berarti “menutup”, karena pisang yang masih mentah ditutup dalam kendi agar cepat matang.

    * Penyajaan (dua hari sebelum Galungan): merupakan waktu bagi umat Hindu untuk merenung dan juga menyiapkan jaja—kue tradisional Bali yang digoreng dari tepung beras.

    * Penampahan (satu hari sebelum Galungan): hari penyembelihan babi atau ayam yang dagingnya akan digunakan untuk sesajen. Pada hari ini juga masyarakat membuat penjor, simbol kemenangan dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penjor dibuat dari bambu melengkung dan dihiasi ornamen, melambangkan Gunung Agung, sungai, serta tempat persembahan (sanggah).

    * Hari Galungan: sejak pagi hari, umat Hindu melakukan persembahyangan di rumah, kemudian ke pura-pura di sekitar lingkungan. Tradisi mudik juga menjadi bagian dari Galungan, di mana keluarga yang merantau kembali ke kampung halaman untuk sembahyang bersama. Sehari setelahnya, disebut Umanis Galungan, diisi dengan kunjungan ke keluarga dan kerabat untuk mempererat tali silaturahmi.

    Rangkaian Acara Kuningan

    Dilansir dari lovebali.baliprov.go.id, Senin (21/04/2025), Hari Kuningan dilaksanakan dengan penuh kekhusyukan dan dimulai sejak pagi hari. Umat Hindu mempersiapkan sesajen, melakukan persembahyangan, serta memanjatkan doa kepada para dewa dan leluhur yang diyakini turun ke bumi untuk menerima persembahan.

    Keunikan Hari Kuningan adalah bahwa seluruh prosesi harus selesai sebelum pukul 12 siang (tengai tepet). Hal ini karena dipercayai bahwa para dewa dan roh leluhur hanya tinggal di dunia selama setengah hari sebelum kembali ke kahyangan atau alam asal mereka.

    Waktu pelaksanaan ini juga mencerminkan keseimbangan hidup. Pagi hingga tengah hari dianggap sebagai waktu yang dipenuhi energi positif, sehingga diyakini menjadi waktu terbaik untuk berdoa.

    Simbol upacara Kuningan mencakup berbagai jenis jejahitan atau hiasan yang bermakna sebagai perlengkapan perang spiritual seperti tamiang kolem, ter, ending, dan wayang. Meskipun berlangsung singkat, Hari Kuningan penuh dengan nilai-nilai spiritual yang mengingatkan manusia akan pentingnya rasa syukur dan keharmonisan hidup.

    Hari Raya Galungan dan Kuningan bukan sekadar perayaan keagamaan, melainkan juga bentuk refleksi mendalam tentang kehidupan, kebaikan, dan hubungan manusia dengan leluhur dan alam semesta.

    Melalui rangkaian upacara dan simbol-simbol yang kaya makna, umat Hindu diajak untuk selalu menjaga keharmonisan, memperkuat spiritualitas, serta mengingat bahwa dalam setiap kemenangan ada rasa syukur yang harus terus dijaga. (Siti Laela)

  • Tradisi Mekotek di Bali, Perang Kayu Penolak Bala yang Sempat Dilarang

    Tradisi Mekotek di Bali, Perang Kayu Penolak Bala yang Sempat Dilarang

    Liputan6.com, Bali – Setiap enam bulan sekali, warga desa Munggu, kabupaten Badung, Bali, menggelar tradisi bernama mekotek. Ritual yang menggunakan kayu sebagai sarana utama ini bukan sekadar pertunjukan.

    Tradisi ini warisan leluhur yang dipercaya sebagai penolak bala. Tradisi ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sejak 2016. Mengutip dari laman Kemdikbud, 

    Tradisi mekotek bermula dari penyambutan prajurit kerajaan Mengwi yang pulang dengan kemenangan dari kerajaan Blambangan di Jawa. Sejak itu, ritual ini diwariskan turun-temurun sebagai simbol kemenangan dan persatuan.

    Pada masa kolonial Belanda tahun 1915, mekotek sempat dilarang karena dianggap memicu pemberontakan. Akan tetapi, larangan itu justru diikuti wabah penyakit.

    Ketika tradisi dihidupkan kembali, wabah pun mereda, sehingga masyarakat semakin meyakini mekotek sebagai ritual tolak bala. Mekotek digelar setiap 210 hari sekali, bertepatan dengan Hari Raya Kuningan dalam kalender Hindu.

    Sekitar 2.000 warga dari 15 banjar di desa Munggu turut serta, terdiri dari pria berusia 12 hingga 60 tahun. Mereka mengenakan pakaian adat madya, yakni kancut dan udeng batik, sebelum berkumpul di pura dalem Munggu untuk melakukan persembahyangan.

    Setelah ritual doa, peserta membawa tongkat kayu pulet sepanjang 2-3,5 meter yang dihiasi tamiang dan daun pandan. Kayu-kayu itu kemudian disatukan membentuk piramida, sambil saling bergesekan menghasilkan bunyi tek-tek yang menjadi asal nama mekotek.

     

  • Kunjungan Kerja ke Yogyakarta, Menbud Fadli Zon Soroti Revitalisasi dan Tata Kelola Cagar Budaya

    Kunjungan Kerja ke Yogyakarta, Menbud Fadli Zon Soroti Revitalisasi dan Tata Kelola Cagar Budaya

    JAKARTA – Dalam rangka upaya pelestarian warisan budaya nusantara, Menbud Fadli Zon lakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta. Kunjungan ini menyoroti komitmen pemerintah dalam melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya serta memastikan pengelolaan berkelanjutan dan berdampak luas bagi masyarakat.

    Menbud Fadli Zon mengawali agenda pertamanya di Yogyakarta dengan meninjau langsung bangunan Cagar Budaya Hotel Tugu Yogyakarta bersama Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X dan perwakilan keluarga pemilik.

    Dibangun pada tahun 1881, Hotel Tugu merupakan salah satu bangunan kolonial tertua di Yogyakarta yang memiliki nilai sejarah tinggi. “Hotel ini menjadi saksi berbagai peristiwa penting, mulai dari lokasi rapat antara Indonesia dengan Komisi Tiga Negara (Australia, Beligia, Amerika Serikat) pasca-Agresi Militer Belanda II serta Serangan Umum 1 Maret 1948,” jelas Menbud Fadli Zon dalam diskusinya.

    Menbud menambahkan, Hotel Tugu Yogyakarta berada pada posisi yang strategis sebagai wajah kota dan pintu gerbang budaya. “Bangunan Hotel Tugu ini juga merupakan bagian integral dari Sumbu Filosofis Yogyakarta, garis imajiner budaya yang menghubungkan Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan, serta telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO tahun 2023,” sambungnya.

    Saat ini kondisi bangunan Hotel Tugu terbengkalai. Oleh karena itu, pemerintah bersama keluarga pemilik sepakat untuk mendorong upaya revitalisasi yang berlandaskan pada prinsip amanat UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Revitalisasi ini diharapkan tidak hanya menjaga keutuhan struktur fisik, tetapi menghidupkan kembali fungsinya sebagai ruang publik yang produktif.

    Selanjutnya, kunjungan dilanjutkan ke kantot Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X di Sleman, Yogyakarta. Menbud meninjau koleksi artefak hasil pelestarian dan ekskavasi dari berbagai situs penting di wilayah kerja BPK Wilayah X.

    “BPK Wilayah X mencatat lebih dari 2.000 koleksi budaya dari berbagai situs penting seperti Prambanan, Plaosan, Dieng, serta situs-situs lain, dan telah melaksanakan 372 kegiatan pelestarian sepanjang tahun 2024, termasuk konservasi artefak, registrasi koleksi, serta 316 kegiatan edukatif berbasis masyarakat,” tutur Menbud.

    Beberapa artefak menonjol antara lain Arca Narasimha dari abad ke-9 M, salah satu arca terbesar berasal dari Dinasti Sanjaya yang menggambarkan inkarnasi Dewa Wisnu dalam bentuk singa-manusia, serta Arca Wamana Triwikrama dari awal masa Kerajaan Mataram Hindu yang mempresentasikan kisah mitologis Vamana yang menguasai tiga dunia \ dengan tiga langkahnya.

    Dalam diskusi bersama jajaran BPK Wilayah X, dibahas sejumlah isu strategis mengenai arah kebijakan pelestarian dan pengelolaan warisan budaya di Yogyakarta dan Jawa Tengah, dengan wilayah kerja yang mencakup lebih dari 120 situs cagar budaya dan 11 museum—termasuk kawasan strategis seperti Borobudur, Prambanan, Dieng, Plaosan, dan Ratu Boko.

    “Sejumlah isu penting seperti penguatan kelembagaan dan peran BPK dalam skema tata kelola cagar budaya baru; pengembangan kerja sama internasional, termasuk inisiatif Pemerintah India untuk mendukung revitalisasi Prambanan; serta langkah pemanfaatan berkelanjutan melalui skema Public–Private Partnership (PPP) berbasis ekosistem budaya.

    Kami juga membahas tantangan regenerasi SDM, khususnya juru pelihara dan juru pugar, serta perlunya skema afirmatif dan sertifikasi kompetensi,” jelas Menbud Fadli Zon.

    Menbud Fadli Zon mendorong pemanfaatan situs budaya yang tak hanya memperkuat aspek pelindungan dan edukasi, tetapi juga menghadirkan nilai tambah ekonomi budaya.

    Terakhir, ia berpesan agar penataan kelembagaan ke depan harus berorientasi pada efisiensi, kesinambungan, dan kepentingan nasional dalam merawat warisan peradaban dunia.

    Kunjungi Pondok Pesantren Ora Aji 

    Dalam kunjungan kerjanya ke Yogyakarta, Menbud menyempatkan diri berkunjung ke Pondok Pesantren Ora Aji, yang diasuh oleh Mubaligh, Miftah Maulana Habiburrohman, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Miftah. Pada kunjungan ini Menbud beserta keluarga besar P.P Ora Aji merayakan budaya Indonesia dalam suasana Idulfitri.

    Menbud mengungkapkan pentingnya pagelaran wayang dengan 33 dalang sebagai bagian dari warisan budaya yang diakui UNESCO. Wayang, bersama dengan keris, batik, dan gamelan, menurutnya merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.

    “Kita ini adalah negara yang banyak sekali keberagamannya, dan kita membutuhkan persatuan. Bagaimana perbedaan itu? Jangan menjadi sumber perpecahan, tapi perbedaan itu harus menjadi sumber kekuatan. Inilah saya kira tantangan kita yang bisa membuat perbedaan itu menjadi sumber kekuatan itu hanya budaya. Biasanya politik kadang kadang memecah belah, kadang kadang tapi budaya dan seni itu menyatukan,” jelas Menbud pada kesempatan tersebut.

    Pentingnya persatuan dalam keberagaman budaya menurut Menteri Fadli juga ditekankan, dengan harapan perbedaan dapat menjadi sumber kekuatan. Dalam konteks modern, tantangan untuk menarik generasi muda melalui teknologi dan media baru juga diangkat.

    Menteri Kebudayaan menegaskan komitmennya untuk memajukan budaya nasional dan melestarikan warisan budaya, termasuk situs-situs bersejarah seperti Candi Borobudur dan Prambanan.

  • Soal Campur Aduk Agama Saat Syukuran Rumah, Ini Kata Jennifer Coppen

    Soal Campur Aduk Agama Saat Syukuran Rumah, Ini Kata Jennifer Coppen

    Jakarta, Beritasatu.com – Prosesi syukuran rumah baru dengan menggunakan ritual melaspas Bali dan pengajian dalam tradisi Islam yang baru-baru ini diselenggarakan selebgram dan kreator konten Jennifer Coppen banyak menuai pro dan kontra di masyarakat.

    Terlebih Jennifer diketahui memeluk agama Islam sehingga banyak netizen yang menuding istri almarhum Dali Wassink mencampuradukkan agama dalam kehidupan sehari-hari.

    Menanggapi hal itu, Jennifer Coppen pun langsung menjawab tudingan netizen itu. “Bali adalah rumahku. Aku lahir dan besar di sini aku akan selalu mengingat dan menghargai tradisi di pulau ini,” tulis Jennifer dikutip dari akun TikTok pribadinya, Minggu (20/4/2025).

    Dalam unggahan itu, Jennifer memastikan bahwa dirinya tetap memeluk agama Islam meski dirinya menggelar acara melaspas. “Agamaku Islam dan aku cinta Tuhanku dan agamaku, tetapi bukan berarti kita tidak bisa saling toleransi,” jawabnya.

    “Kita mengadakan acara melaspas atau seperti pembersihan rumah dari roh-roh jahat sesuai kepercayaan orang Bali,” tambahnya.

    Meski menggelar acara sesuai dengan tradisi adat agama Hindu, namun Jennifer mengaku hanya duduk menemani dan tidak ikut dalam prosesi agama tersebut. “Aku tidak ikut berdoa aku hanya duduk menemani dan menghargai mereka yang mau mendoakan rumahku,” tandas Jennifer Coppen.