agama: Hindu

  • Kedewan, Pengobatan Mistis yang Menjadi Tradisi di Desa Songak

    Kedewan, Pengobatan Mistis yang Menjadi Tradisi di Desa Songak

    Salah satu ritual inti adalah pagelaran tarian penyembuhan yang dipentaskan sesuai permintaan roh penunggu. Masyarakat Desa Songak meyakini bahwa gangguan jiwa atau kesurupan (disebut kerandingan) terjadi karena pengaruh makhluk halus yang menghuni masjid, makam, atau tujuh batas desa yang dikeramatkan.

    Gejalanya berupa halusinasi pendengaran, penglihatan, atau perasaan seolah sedang berkomunikasi dengan penunggu lokasi keramat. Penderita sering meminta emas atau barang tertentu sebagai persyaratan penyembuhan.

    Kedewan juga terkait dengan dua ritual lain, yaitu ngayu-ayu dan nyaur. Ngayu-ayu dilakukan saat seseorang mengalami musibah atau penyakit, sedangkan nyaur adalah bentuk syukur setelah permohonan terkabul.

    Kegagalan memenuhi nazar dalam ritual ini diyakini dapat memicu gangguan jiwa. Selain itu, gangguan juga dianggap terjadi jika seseorang melanggar aturan adat atau melakukan kesalahan terhadap penunggu batas desa.

    Pengobatan kedewan berbeda dengan pendekatan medis modern yang berfokus pada gangguan biologis otak. Praktik ini lebih menekankan aspek spiritual dan budaya.

    Meski demikian, tradisi ini tetap bertahan karena dianggap efektif oleh masyarakat setempat. Proses penyembuhannya tidak memiliki waktu pasti, tergantung pada kondisi penderita dan komunikasi dengan makhluk halus yang diyakini menguasainya.

    Desa Songak merupakan hasil percampuran budaya Lombok asli dan Bali. Mayoritas penduduknya beragama Islam, tetapi beberapa tradisi masih dipengaruhi unsur Hindu.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Tembus Ratusan Juta! Ini 6 Kayu Termahal di Indonesia Jadi Buruan Dunia

    Tembus Ratusan Juta! Ini 6 Kayu Termahal di Indonesia Jadi Buruan Dunia

    JABAR EKSPRES – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam melimpah, termasuk jenis-jenis kayu termahal yang bernilai tinggi. Beberapa di antaranya bahkan memiliki harga fantastis hingga ratusan juta rupiah per kilogram atau per kubik. Tak heran, kayu-kayu eksotis asal Indonesia ini menjadi incaran pasar dunia, mulai dari industri parfum mewah hingga perabotan premium.

    Dalam artikel ini, kita akan membahas 6 kayu termahal di Indonesia yang paling diburu dunia karena kualitas, keunikan, dan nilai ekonominya yang luar biasa. Penasaran? Yuk simak sampai habis!

    6 Kayu termahal di Indonesia jadi buruan dunia:

    1. Kayu Gaharu 

    Kayu gaharu menduduki peringkat pertama sebagai kayu termahal di Indonesia, bahkan di dunia. Keistimewaannya terletak pada resin aromatik yang dihasilkan ketika pohon ini terinfeksi oleh jamur.

    Resin tersebut mengeluarkan aroma yang sangat harum dan bernilai tinggi dalam industri parfum serta pengobatan tradisional.

    BACA JUGA: Di Sini Bisa Jual Uang Koin Kuno 1000 Kelapa Sawit Dengan Harga Tinggi, Cek Caranya

    BACA JUGA: 7 Perangko Mahal dan Nilai Tinggi: Kecil-Kecil Tapi Bisa Bikin Tajir

    Harga gaharu kualitas terbaik bisa mencapai Rp 53 juta per kilogram di pasar lokal. Di pasar internasional, harganya bahkan bisa menembus Rp 133 juta per kilogram.

    Nilai ini menjadikan gaharu lebih mahal dibandingkan emas, menjadikannya primadona komoditas ekspor Indonesia.

    2. Kayu Cendana 

    Kayu cendana juga termasuk dalam daftar kayu termahal di Indonesia. Aromanya yang khas dan menenangkan menjadikannya bahan utama dalam industri parfum dan minyak esensial.

    Selain itu, kayu ini juga digunakan untuk ukiran dan keperluan ritual dalam tradisi Hindu dan Buddha.

    Harga kayu cendana bisa mencapai Rp 15 juta hingga Rp 40 juta per kilogram, tergantung pada usia pohon dan kualitas kayunya.

    BACA JUGA: 5 Rekomendasi Tempat Menjual Uang Kuno yang Aman dan Menguntungkan

    BACA JUGA: Harga Koin Kuno Emas Sudirman dan Rp100 Rumah Gadang yang Laku Puluhan Juta, Cek di Sini!

    Karena pertumbuhan cendana sangat lambat dan ketersediaannya semakin langka, nilai ekonominya terus meningkat.

  • Petaka Abadi di Kashmir di Tengah Ketegangan India-Pakistan

    Petaka Abadi di Kashmir di Tengah Ketegangan India-Pakistan

    Jakarta

    Hanya sedikit wilayah di dunia yang memiliki kepadatan militer dan gejolak yang begitu konstan seperti Kashmir.

    Terletak di pelukan Himalaya, dan berbatasan dengan tiga negara berkekuatan nuklir – India, Pakistan, dan Cina – wilayah yang diperebutkan ini telah lama menjadi medan pertempuran bagi rivalitas regional yang tajam dan ambisi teritorial yang seolah tak terpecahkan.

    Gejolak itu kembali mencuat dengan kekuatan mematikan baru-baru ini.

    Pada hari Selasa (22/04), sekelompok militan menyerang para wisatawan di Kashmir, di bagian di bawah administratif India, menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan paling mematikan terhadap warga sipil di wilayah itu dalam bertahun-tahun. India menyebut serangan ini sebagai aksi terorisme.

    Beberapa hari sebelumnya, tiga militan dan seorang tentara India terbunuh dalam serangkaian baku tembak di seluruh wilayah, menandakan bahwa ketegangan di kawasan itu tetap berada di titik yang sangat berbahaya.

    Mengapa Kashmir penting?

    Mencakup luas sekitar 222.200 kilometer persegi, wilayah Kashmir terbagi antara India, Pakistan, dan Cina – namun diklaim sepenuhnya oleh India dan Pakistan.

    Wilayah ini dihuni sekitar 20 juta jiwa, dengan sekitar 14,5 juta warga di wilayah yang dikelola India, sekitar enam juta orang di wilayah yang dikelola Pakistan, dan hanya beberapa ribu di wilayah yang dikelola Cina – sebuah daerah yang terletak pada titik pertemuan kepentingan strategis, ekonomi, dan agama yang sangat krusial.

    Apa yang kini dikenal sebagai wilayah persatuan India Jammu dan Kashmir- bagian dari wilayah Kashmir yang lebih luas – pada masa itu dipimpin oleh Maharaja Hindu Hari Singh, yang pada awalnya menolak untuk bergabung dengan kedua negara tersebut.

    Namun, keadaan berubah setelah pejuang gerilya Pakistan mencoba merebut wilayah tersebut dan menggulingkan kekuasaan di sana.

    Akibatnya, terjadi perang India-Pakistan yang pertama, ketika Maharaja memohon bantuan India untuk mengusir para penyerang dan sebagai imbalannya, ia menyetujui untuk mengalihkan wilayah negara bagian utamanya kepada New Delhi – memperkuat pembagian de facto Kashmir yang hingga kini masih ada.

    Kini, India menguasai bagian paling padat penduduk di wilayah tersebut, yang mencakup Lembah Kashmir, Jammu, dan Ladakh.

    Pakistan menguasai sebagian Kashmir utara, termasuk Azad Jammu dan Kashmir (AJK) serta Gilgit-Baltistan.

    Sementara itu, Cina mengelola wilayah Aksai Chin yang jarang penduduknya di bagian timur laut, yang juga diklaim India, serta Lembah Shaksgam, di mana India tidak mengakui kekuasaan Cina.

    Klaim Pakistan terhadap Kashmir berakar pada keyakinan bahwa wilayah yang mayoritas penduduknya muslim ini seharusnya menjadi bagian dari Pakistan sejak saat pemisahan negara.

    India, di sisi lain, bersikeras bahwa Instrumen Akses 1947 yang ditandatangani oleh Hari Singh menjadikan klaim India atas wilayah tersebut sah dan final.

    Namun, para ahli hukum mempertanyakan keabsahan dokumen yang ditandatangani di bawah tekanan tersebut.

    Perbedaan ini telah memicu berbagai perang, pemberontakan, dan dekade-dekade ketegangan diplomatik.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Klaim ketiga: Cina

    Meskipun India dan Pakistan mendominasi narasi Kashmir, Cina juga memegang peran strategis yang tidak kalah penting.

    Di bagian timur laut wilayah tersebut, Lembah Shaksgam dan Aksai Chin dikelola oleh Cina, namun diklaim oleh India.

    Meskipun Lembah Shaksgam hampir tidak berpenghuni karena kondisi alamnya yang keras, Aksai Chin memiliki kepentingan vital bagi Cina dalam hal konektivitas darat antara Tibet dan Xinjiang.

    Cina mengambil alih Aksai Chin pada tahun 1950-an dengan membangun jalan strategis yang menghubungkan Xinjiang dan Tibet, sebuah rute yang melewati wilayah yang diklaim oleh India.

    India menentang kehadiran Cina di kawasan tersebut, yang akhirnya memicu perang singkat namun sengit antara Cina dan India pada 1962.

    Setelah konflik yang berlangsung singkat itu, Cina tetap menguasai Aksai Chin dan terus mengelolanya hingga kini.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah memperluas kehadiran militernya sepanjang Garis Pengendalian Aktual (LAC) yang memisahkan perbatasan Cina dan India, menyebabkan sering terjadinya ketegangan antara pasukan kedua belah pihak.

    Pentingnya wilayah ini bagi Cina bukan hanya dari segi strategis, namun juga ekonomi.

    Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC), yang merupakan salah satu pilar Inisiatif Sabuk dan Jalan Beijing, melintasi Gilgit-Baltistan yang dikelola Pakistan.

    Hal ini menjadikan stabilitas Kashmir sebagai isu yang tidak hanya terkait dengan geopolitik, tetapi juga finansial bagi Beijing.

    Lanskap yang terbentengi kuat

    India diperkirakan memiliki lebih dari 750.000 tentara yang ditempatkan di seluruh Jammu dan Kashmir, sebagian besar terkonsentrasi di Lembah Kashmir yang mayoritas muslim.

    Pakistan, di sisi lain, menempatkan hingga 120.000 personel keamanan di sepanjang Garis Kontrol (LoC) yang memisahkan wilayah yang dikelola Pakistan dengan India, termasuk pasukan khusus seperti Mujahid Force, serta 230.000 tentara di wilayah tersebut.

    Kedua belah pihak saling menuduh pihak lawan melebih-lebihkan jumlah pasukan yang mereka tempatkan, dan tidak ada yang memublikasikan angka yang tepat.

    Namun, para analis sepakat bahwa kepadatan militer di wilayah ini, terutama jika dibandingkan dengan jumlah penduduk sipilnya, sejajar atau bahkan melampaui kepadatan yang ada di Semenanjung Korea.

    Kelompok pemberontak menambah lapisan kompleksitas lainnya

    Pemberontakan bersenjata di Kashmir yang dikelola India, yang dimulai pada akhir 1980-an, dipicu oleh campuran ketidakpuasan lokal dan dukungan eksternal.

    India menuduh Pakistan menyokong kelompok militan, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Islamabad.

    Selama beberapa dekade, kelompok-kelompok seperti Hizbul Mujahideen, Jaish-e-Mohammed, dan Lashkar-e-Taiba telah melancarkan serangan di wilayah ini.

    Apakah ini akan memicu krisis baru?

    Sebagai respons atas serangan terhadap wisatawan tersebut, India telah mengambil sejumlah langkah terhadap Pakistan, termasuk merendahkan hubungan diplomatik, menutup perbatasan darat dan udara, serta menangguhkan Perjanjian Indus Waters 1960 yang mengatur pembagian air dari sistem Sungai Indus.

    Pakistan sebelumnya telah memperingatkan bahwa setiap gangguan terhadap perjanjian tersebut akan dianggap sebagai “aksi perang.”

    Kini, spekulasi tentang potensi eskalasi militer semakin mengemuka, mengingat ketegangan serupa yang terjadi pada 2019, ketika serangan bom bunuh diri di Pulwama menewaskan 40 tentara paramiliter India.

    India membalas dengan serangan udara ke Pakistan, mendorong kedua negara tersebut hampir ke ambang perang.

    Tahun yang sama, India mencabut Pasal 370 dari konstitusinya, yakni otonomi khusus Jammu dan Kashmir.

    Langkah ini, yang dikutuk oleh Pakistan, memicu kerusuhan di wilayah tersebut. Sejak itu, ketegangan terus meningkat, meskipun perhatian global mulai memudar. Di wilayah yang penuh gejolak ini, di mana berbagai konflik telah berlangsung, risiko terjadinya perang lain tetap sangat nyata.

    *Artikel ini diperbarui pada 25 April 2025, dengan angka terbaru mengenai wilayah dan populasi yang membentuk kawasan Kashmir yang lebih luas, jumlah pasukan yang dikerahkan, dan kontroversi mengenai perjanjian akses 1947 yang masih dipertanyakan.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hari Raya Kuningan 3 Mei 2025 Libur Tidak? Cek SKB 3 Menteri

    Hari Raya Kuningan 3 Mei 2025 Libur Tidak? Cek SKB 3 Menteri

    Jakarta

    Hari Raya Kuningan dirayakan 10 hari setelah Hari Raya Galungan. Sebelumnya, umat Hindu telah merayakan Galungan pada 23 April 2025 dan akan dilanjutkan dengan Kuningan pada tanggal 3 Mei 2025.

    Apakah Hari Raya Kuningan 3 Mei termasuk libur nasional? Berikut informasinya.

    Kuningan 3 Mei 2025 Bukan Hari Libur

    Mengutip dari SKB 3 Menteri, tanggal 3 Mei 2025 bukan termasuk tanggal merah. Tidak ada libur nasional memperingati Hari Raya Kuningan 2025.

    Namun, perayaan Kuningan di Bali dijadikan sebagai hari libur. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) Gubernur Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2025.

    Dikutip dari edaran tersebut, hal ini dimaksudkan agar umat Hindu di Bali dapat merayakan hari suci sesuai swadarmanya.

    Tanggal Merah Mei 2025

    Ini lima tanggal merah di bulan Mei 2025.

    Kamis, 1 Mei 2025: Libur nasional Hari BuruhSenin, 12 Mei 2025: Libur nasional Hari Raya Waisak 2569 BESelasa, 13 Mei 2025: Cuti bersama Hari Raya Waisak 2569 BEKamis, 29 Mei 2025: Libur nasional Kenaikan Yesus KristusJumat, 30 Mei 2025: Cuti bersama Kenaikan Yesus Kristus.Daftar Hari Suci Umat HinduSenin, 27 Januari 2025: Hari Raya Suci SiwaratriSabtu, 8 Februari 2025: Hari Raya Suci SaraswatiRabu, 12 Februari 2025: Hari Raya Suci PagerwesiJumat, 28 Maret 2025: Hari Raya Suci Tawur KesangaSabtu, 29 Maret 2025: Hari Raya Suci Nyepi Caka 1947Minggu, 30 Maret 2025: Hari Raya Suci Ngembak GeniSelasa, 22 April 2025: Hari Raya Suci Penampahan GalunganRabu, 23 April 2025: Hari Raya Suci GalunganKamis, 24 April: Hari Raya Suci Umanis GalunganJumat, 2 Mei 2025: Hari Raya Suci Penampahan KuninganSabtu, 3 Mei 2025: Hari Raya Suci KuninganSabtu, 6 Mei 2025: Hari Raya Suci SaraswatiRabu, 10 September 2025: Hari Raya Suci PagerwesiSelasa, 18 November 2025: Hari Raya Suci Penampahan GalunganRabu, 19 November 2025: Hari Raya Suci GalunganKamis, 20 November 2025: Hari Raya Suci Umanis GalunganJumat, 28 November 2025: Hari Raya Suci Penampahan KuninganSabtu, 29 November 2025: Hari Raya Suci Kuningan.

    (kny/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • India dan Arab Keluarkan Pernyataan Bersama Mengutuk Aksi Teror di Jammu dan Kashmir, Begini Isinya – Halaman all

    India dan Arab Keluarkan Pernyataan Bersama Mengutuk Aksi Teror di Jammu dan Kashmir, Begini Isinya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – India dan Arab Saudi mengeluarkan pernyataan bersama terkait aksi teror di kota Pahalgam, Jammu dan Kashmir. 

    Pernyataan tersebut mengutuk terorisme yang menargetkan wisatawan dan menewaskan setidaknya 28 orang.

    “Kedua belah pihak mengutuk keras serangan teror yang mengerikan di Pahalgam, Jammu dan Kashmir pada tanggal 22 April 2025, yang merenggut nyawa warga sipil yang tidak bersalah. Dalam konteks ini, kedua belah pihak mengutuk terorisme dan ekstremisme kekerasan dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan menekankan bahwa ini tetap menjadi salah satu ancaman paling serius bagi kemanusiaan,” demikian bunyi pernyataan bersama, dikutip dari India Blooms, Sabtu (26/4/2025).

    “India dan Arab sepakat bahwa tidak ada pembenaran untuk tindakan teror apa pun dengan alasan apa pun. India dan Arab menolak segala upaya untuk menghubungkan terorisme dengan ras, agama, atau budaya tertentu,” kata pernyataan tersebut.

    Pernyataan itu dikeluarkan sehari setelah PM India Narendra Modi mengunjungi Arab Saudi pada Selasa (22/4/2025). 

    Modi mempersingkat lawatannya menyusul serangan di Pahalgam, teror yang menuai kecaman dari seluruh dunia.

    “Mereka mengutuk terorisme lintas batas, dan menyerukan kepada semua Negara untuk menolak penggunaan terorisme terhadap negara lain, membongkar infrastruktur terorisme di mana pun itu berada, dan membawa pelaku terorisme ke pengadilan dengan segera.

    Kedua belah pihak menekankan perlunya mencegah akses ke senjata termasuk rudal dan pesawat nirawak untuk melakukan tindakan teroris terhadap negara lain,” kata pernyataan itu.

    Pembantaian Pahalgam

    Sebanyak 28 wisatawan tewas setelah teroris mengidentifikasi mereka sebagai nonmuslim. Teroris itu menembaki mereka di padang rumput Baisaran, destinasi populer di Pahalgam.

    Teroris, yang tampaknya mengenakan kamuflase, dilaporkan meminta para korban untuk melantunkan ayat-ayat Islam. Kemudian, menurunkan celana mereka untuk memeriksa sunat dalam upaya untuk memastikan identitas Hindu mereka sebelum menembaki mereka. Dua di antara yang tewas adalah warga negara asing nonmuslim.

    Amit Shah Mengunjungi Kashmir

    Menteri Dalam Negeri Amit Shah pada hari Rabu mengunjungi padang rumput Baisaran dan juga memberi penghormatan kepada para korban insiden tersebut.

    Ia juga bertemu dengan keluarga dari orang-orang yang tewas dalam serangan yang telah memicu kesedihan dan kemarahan di seluruh negeri.

    Sketsa Tersangka Dirilis

    Badan keamanan India telah merilis sketsa tiga tersangka teroris di balik serangan tersebut. Ketiga teroris tersebut telah diidentifikasi sebagai Asif Fuji, Suleman Shah dan Abu Talha, dikutip dari India Today.

    Mereka diyakini sebagai anggota Front Perlawanan, cabang dari kelompok teroris terlarang Lashkar-e-Taiba (LeT) yang berpusat di Pakistan. Kelompok tersebut mencakup teroris Pakistan yang menyusup ke Lembah beberapa hari sebelum serangan, menurut sumber intelijen kepada India Today. (IndiaBlooms)

     

     

  • Lebih dari 20 Orang Wisatawan Tewas dalam Serangan Teroris di Kashmir, India Perketat Keamanan

    Lebih dari 20 Orang Wisatawan Tewas dalam Serangan Teroris di Kashmir, India Perketat Keamanan

    PIKIRAN RAKYAT – Sedikitnya 26 orang, termasuk wisatawan asing, tewas dalam serangan teroris di kawasan wisata Pahalgam, Jammu dan Kashmir, Selasa, 22 April 2025. Serangan ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di wilayah yang selama puluhan tahun menjadi pusat konflik geopolitik antara India, Pakistan, dan China.

    Menurut laporan surat kabar The Hindustan, sekelompok orang bersenjata melepaskan tembakan membabi buta ke arah rombongan wisatawan yang sedang menunggang kuda. Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya kunjungan wisatawan ke wilayah tersebut menjelang musim ziarah Amarnath, salah satu ritual suci umat Hindu yang berlangsung selama 38 hari dan dijadwalkan dimulai pada 3 Juli.

    Kelompok The Resistance Front (TRF), yang berafiliasi dengan organisasi militan terlarang Lashkar-e-Taiba, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok ini diketahui aktif dalam beberapa tahun terakhir dan sering dituding sebagai dalang di balik berbagai serangan di wilayah sengketa tersebut.

    Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, menyampaikan bahwa ia telah memberi laporan langsung kepada Perdana Menteri Narendra Modi dan segera mengadakan pertemuan darurat dengan pejabat keamanan tinggi.

    “Kami tidak akan membiarkan tindakan teroris ini lolos. Mereka yang bertanggung jawab akan diadili,” ujarnya. Shah juga dijadwalkan mengunjungi wilayah tersebut dalam waktu dekat.

    Hanya sehari setelah insiden di Pahalgam, pasukan keamanan India kembali terlibat dalam baku tembak di distrik Baramulla, dekat Garis Kontrol (LoC) yang memisahkan wilayah India dan Pakistan. Dua orang teroris dilaporkan tewas dalam upaya penyusupan ke wilayah India. Korps Chinar dari Angkatan Darat India menyatakan bahwa sejumlah besar senjata dan amunisi berhasil disita dalam operasi tersebut.

    Serangan terhadap wisatawan jarang terjadi di Kashmir, meskipun wilayah itu telah lama menjadi pusat pemberontakan anti-India sejak 1989. Umumnya, kekerasan terfokus pada bentrokan antara pasukan keamanan India dan kelompok militan. Namun, insiden ini menandai peningkatan eskalasi yang mengkhawatirkan, apalagi menjelang ziarah besar-besaran ke Gua Amarnath.

    Situasi keamanan di Jammu dan Kashmir telah mengalami perubahan signifikan sejak pemerintah India pada tahun 2019 mencabut status otonomi khusus wilayah tersebut dengan menghapus Pasal 370 Konstitusi India. Langkah ini membuat Jammu dan Kashmir kehilangan hak legislatifnya sendiri dan dibagi menjadi dua wilayah persatuan, Jammu dan Kashmir serta Ladakh, yang kini dikendalikan langsung oleh pemerintah pusat di New Delhi.

    Keputusan tersebut memicu kecaman dari Pakistan, yang mengklaim seluruh wilayah Kashmir, serta dari sebagian besar penduduk Muslim lokal yang menganggap pencabutan status khusus sebagai langkah penindasan. Selain itu, India juga menghadapi ketegangan perbatasan dengan China, terutama di wilayah Ladakh dan Arunachal Pradesh, karena belum adanya garis batas resmi yang diakui kedua negara. Ketegangan ini pernah memuncak dalam bentrokan militer pada tahun 2020 di Lembah Galwan.

    Para analis menilai bahwa serangan terbaru ini bisa memperburuk stabilitas keamanan di wilayah tersebut dan mengganggu agenda diplomatik serta pembangunan ekonomi yang sedang diupayakan pemerintah India di kawasan yang sensitif ini.

    Pihak berwenang telah meningkatkan keamanan di seluruh wilayah dan memperketat pengawasan menjelang ziarah Amarnath. Namun, kekhawatiran tetap tinggi bahwa kelompok bersenjata mungkin kembali melancarkan serangan serupa dalam waktu dekat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Lebih dari 20 Orang Wisatawan Tewas dalam Serangan Teroris di Kashmir, India Perketat Keamanan

    28 Wisatawan Tewas dalam Serangan Teroris di Kashmir, India Perketat Keamanan

    PIKIRAN RAKYAT – Sedikitnya 28 orang, termasuk wisatawan asing, tewas dalam serangan teroris di kawasan wisata Pahalgam, Jammu dan Kashmir, Selasa, 22 April 2025. Serangan ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di wilayah yang selama puluhan tahun menjadi pusat konflik geopolitik antara India, Pakistan, dan China.

    Menurut laporan surat kabar The Hindustan, sekelompok orang bersenjata melepaskan tembakan membabi buta ke arah rombongan wisatawan yang sedang menunggang kuda. Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya kunjungan wisatawan ke wilayah tersebut menjelang musim ziarah Amarnath, salah satu ritual suci umat Hindu yang berlangsung selama 38 hari dan dijadwalkan dimulai pada 3 Juli.

    Kelompok The Resistance Front (TRF), yang berafiliasi dengan organisasi militan terlarang Lashkar-e-Taiba, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok ini diketahui aktif dalam beberapa tahun terakhir dan sering dituding sebagai dalang di balik berbagai serangan di wilayah sengketa tersebut.

    Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, menyampaikan bahwa ia telah memberi laporan langsung kepada Perdana Menteri Narendra Modi dan segera mengadakan pertemuan darurat dengan pejabat keamanan tinggi.

    “Kami tidak akan membiarkan tindakan teroris ini lolos. Mereka yang bertanggung jawab akan diadili,” ujarnya. Shah juga dijadwalkan mengunjungi wilayah tersebut dalam waktu dekat.

    Hanya sehari setelah insiden di Pahalgam, pasukan keamanan India kembali terlibat dalam baku tembak di distrik Baramulla, dekat Garis Kontrol (LoC) yang memisahkan wilayah India dan Pakistan. Dua orang teroris dilaporkan tewas dalam upaya penyusupan ke wilayah India. Korps Chinar dari Angkatan Darat India menyatakan bahwa sejumlah besar senjata dan amunisi berhasil disita dalam operasi tersebut.

    Serangan terhadap wisatawan jarang terjadi di Kashmir, meskipun wilayah itu telah lama menjadi pusat pemberontakan anti-India sejak 1989. Umumnya, kekerasan terfokus pada bentrokan antara pasukan keamanan India dan kelompok militan. Namun, insiden ini menandai peningkatan eskalasi yang mengkhawatirkan, apalagi menjelang ziarah besar-besaran ke Gua Amarnath.

    Situasi keamanan di Jammu dan Kashmir telah mengalami perubahan signifikan sejak pemerintah India pada tahun 2019 mencabut status otonomi khusus wilayah tersebut dengan menghapus Pasal 370 Konstitusi India. Langkah ini membuat Jammu dan Kashmir kehilangan hak legislatifnya sendiri dan dibagi menjadi dua wilayah persatuan, Jammu dan Kashmir serta Ladakh, yang kini dikendalikan langsung oleh pemerintah pusat di New Delhi.

    Keputusan tersebut memicu kecaman dari Pakistan, yang mengklaim seluruh wilayah Kashmir, serta dari sebagian besar penduduk Muslim lokal yang menganggap pencabutan status khusus sebagai langkah penindasan. Selain itu, India juga menghadapi ketegangan perbatasan dengan China, terutama di wilayah Ladakh dan Arunachal Pradesh, karena belum adanya garis batas resmi yang diakui kedua negara. Ketegangan ini pernah memuncak dalam bentrokan militer pada tahun 2020 di Lembah Galwan.

    Para analis menilai bahwa serangan terbaru ini bisa memperburuk stabilitas keamanan di wilayah tersebut dan mengganggu agenda diplomatik serta pembangunan ekonomi yang sedang diupayakan pemerintah India di kawasan yang sensitif ini.

    Pihak berwenang telah meningkatkan keamanan di seluruh wilayah dan memperketat pengawasan menjelang ziarah Amarnath. Namun, kekhawatiran tetap tinggi bahwa kelompok bersenjata mungkin kembali melancarkan serangan serupa dalam waktu dekat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Hari Raya Kuningan 2025, Tanggal Berapa? Simak Info Jadwalnya!

    Hari Raya Kuningan 2025, Tanggal Berapa? Simak Info Jadwalnya!

    Jakarta

    Hari Raya Galungan baru saja dirayakan, tepatnya pada tanggal 23 April 2025. Selanjutnya, masih dalam rangkaian perayaan hari suci umat Hindu ini, akan diperingati Hari Raya Kuningan, yang jatuh beberapa hari setelah Galungan.

    Untuk diketahui, Galungan dan Kuningan adalah hari raya suci umat Hindu yang merupakan satu rangkaian yang menggambarkan kunjungan dan pelepasan roh leluhur dalam suasana penuh doa dan simbol kemenangan kebaikan.

    Kapan Hari Raya Kuningan 2025?

    Hari Raya Kuningan dirayakan 10 hari setelah Hari Raya Galungan. Jika, Hari Raya Galungan jatuh pada 23 April 2025, maka Hari Raya Kuningan jatuh pada 3 Mei 2025. Ini merupakan jadwal perayaan Galungan dan Kuningan periode pertama tahun ini.

    Seperti diketahui, peringatan Galungan dan Kuningan dirayakan dua kali dalam setahun (masehi). Adapun untuk periode kedua tahun ini, Hari Raya Galungan jatuh pada 19 November 2025, sementara Hari Raya Kuningan jatuh pada 29 November 2025.

    Jadwal Hari Raya Suci Hindu 2025

    Berikut daftar tanggal peringatan Hari Raya Suci bagi umat Hindu pada tahun 2025:

    Senin, 27 Januari 2025: Hari Raya Suci SiwaratriSabtu, 8 Februari 2025: Hari Raya Suci SaraswatiRabu, 12 Februari 2025: Hari Raya Suci PagerwesiJumat, 28 Maret 2025: Hari Raya Suci Tawur KesangaSabtu, 29 Maret 2025: Hari Raya Suci Nyepi Caka 1947Minggu, 30 Maret 2025: Hari Raya Suci Ngembak GeniSelasa, 22 April 2025: Hari Raya Suci Penampahan GalunganRabu, 23 April 2025: Hari Raya Suci GalunganKamis, 24 April 2025: Hari Raya Suci Umanis GalunganJumat, 2 Mei 2025: Hari Raya Suci Penampahan KuninganSabtu, 3 Mei 2025: Hari Raya Suci KuninganSabtu, 6 September 2025: Hari Raya Suci SaraswatiRabu, 10 September 2025: Hari Raya Suci PagerwesiSelasa, 18 November 2025: Hari Raya Suci Penampahan GalunganRabu, 19 November 2025: Hari Raya Suci GalunganKamis, 20 November 2025: Hari Raya Suci Umanis GalunganJumat, 28 November 2025: Hari Raya Suci Penampahan KuninganSabtu, 29 November 2025: Hari Raya Suci Kuningan.

    Informasi di atas sebagaimana dikutip dari Surat Edaran (SE) Gubernur Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2025.

    (wia/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Apa Itu Hari Umanis Galungan yang Jatuh pada Kamis, 24 April 2025? – Halaman all

    Apa Itu Hari Umanis Galungan yang Jatuh pada Kamis, 24 April 2025? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut ini pengertian hari Umanis Galungan yang jatuh pada Kamis, 24 April 2025.

    Hari Umanis Galungan jatuh sehari setelah perayaan hari Galungan yang dirayakan pada Rabu, 23 April 2025.

    Umanis Galungan merupakan momen untuk bersantai dengan keluarga setelah rangkaian upacara Galungan.

    Biasanya, hari tersebut diisi dengan mengunjungi saudara, sembahyang ke pura keluarga atau jalan-jalan rohani, seperti dijelaskan bimashindu.kemenag.go.id.

    Kata Umanis adalah salah satu nama pasaran (siklus 5 hari) dalam kalender Bali.

    Setelah Umanis Galungan, umat Hindu di Bali akan melaksanakan Penampahan Kuningan dan hari Kuningan.

    Hari Penampahan Kuningan akan dilaksanakan pada Jumat, 2 Mei 2025.

    Kemudian, hari Kuningan akan dilaksanakan pada Sabtu, 3 Mei 2025, menurut jadwal yang rilis Parisada Hindu Dharma Indonesia.

    Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan mengenai hari Penampahan Kuningan dan hari Kuningan.

    Penampahan Kuningan

    Penampahan Kuningan disebut juga persiapan upacara.

    Persiapan ini dilakukan sehari sebelum melakukan Kuningan.

    Kuningan

    Sehari setelah penampahan Kuningan, dilanjutkan dengan hari Kuningan.

    Pada hari Kuningan, umat Hindu di Bali melakukan sembahyang dengan memohon keselamatan, kemakmuran, dan perlindungan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta pada Dewata.

    Selain perayaan Galungan dan Kuningan pada bulan April dan Mei, umat Hindu juga akan merayakan Galungan dan Kuningan pada bulan November.

    Hari Galungan kedua akan jatuh pada Selasa, 18 November 2025.

    Kemudian Umanis Galungan akan jatuh pada hari berikutnya yaitu Rabu, 19 November 2025.

    Sementara itu, hari Penampahan Kuningan akan dilaksanakan pada hari Jumat, 28 November 2025.

    Hari Kuningan kedua akan dilanjutkan pada hari berikutnya yaitu Sabtu, 29 November 2025.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Bukan agama resmi di Indonesia, inilah agama Gading Marten yang ternyata berbeda dengan Gisella Anastasia

    Bukan agama resmi di Indonesia, inilah agama Gading Marten yang ternyata berbeda dengan Gisella Anastasia

    GELORA.CO – Apa agama Gading Marten? Mungkin banyak orang yang akan menjawab Kristen.

    Namun, faktanya agama Gading Marten bukanlah Kristen. Ia pernah mengungkapnya dalam suatu podcast.

    Terungkap pula bahwa ternyata agama Gading Marten berbeda dengan mantan istrinya, Gisella Anastasia.

    Saat Gading hadir di podcast Agak Laen, Gading mengungkap bahwa dirinya berasal dari keluarga multikultural yang punya latar belakang berbeda, mulai dari budaya, ras, dan agama.

    “Gue besar di keluarga yang campur juga gitu,” tuturnya, dilansir Hops.ID dari YouTube Agak Laen Official pada Rabu, 23 April 2025.

    Ibunya, Farida Sabtijastuti atau akrab disapa Mama Tuti dulunya beragama Islam. Namun, ia memutuskan pindah ketika menikah dengan ayah Gading, Roy Marten.

    Diketahui, aktor senior tersebut berasal dari Salatiga dengan menganut agama Kristen, “Bokap Kristen. Salatiga kan banyak Kristennya.”

    Setelah itu, ayahnya menikah lagi dengan ibu sambung Gading setelah bercerai dari istri pertamanya. Lagi-lagi, istri kedua Roy mulanya seorang Muslim.

    “Mama (Farida Sabtijastuti) pada akhirnya pindah Kristen. Sama, Mama Ana juga keluarganya Muslim semua, orang Cianjur. Karena sama papa, jadi pindah Kristen,” katanya.

    Berkat latar belakang keluarganya itulah membuat Gading mempunyai keluarga yang multikultural.

    Meski begitu, Gading terlahir sebagai Kristen karena kedua orang tuanya menganut agama tersebut.

    Namun, siapa sangka bahwa ia memutuskan pindah agama saat SMA. Bukan pindah ke Islam seperti mayoritas keluarga besarnya, ia memilih Kristen Ortodoks sebagai keyakinan barunya.

    Hal itu terungkap lewat jawaban dari pertanyaan Bene Dion, host di podcast tersebut.

    “Oh berarti baru pindah ke ortodoks itu SMA? Gimana ceritanya?” tanya Bene. “(Karena) baru masuk ke Indonesia,” jawab Gading.

    Meski baru masuk ke Indonesia, menurut Gading, justru keyakinan inilah yang menjadi awal bagi agama Kristen di dunia.

    “Justru awalnya itu. Awal awal Kekristenan kan Ortodoks,” pungkas Gading.

    Kepercayaan Gading tersebut juga dikonfirmasi oleh Gisel yang menyebut bahwa dirinya mempunyai agama yang berbeda dengan mantan suaminya itu meski di KTP sama-sama Kristen.

    “Aku sama Mas Gading itu kan emang sama-sama agamanya tuh kalau di KTP itu sama-sama Kristen ya. Mas Gading kan Ortodoks, aku Kristen biasa,” ujar Gisel dalam podcast yang diunggah di YouTube Ussy Andhika Official pada tahun 2019.

    “Itu beda banget caranya. Kita gak pergi ke ritual yang sama, gak mendapat siraman yang sama gitu. Jadi kehidupannya tuh kita cari sendiri-sendiri gitu,” tambah mantan istri Gading Marten itu.

    Seperti diketahui, agama resmi di Indonesia adalah Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

    Meskipun Kristen Ortodoks tidak termasuk agama resmi, agama ini tetap diakui di Indonesia sejak tahun 1991.***