agama: Hindu

  • Prajaniti Hindu luncurkan gerakan koperasi, UMKM dan pendidikan gratis

    Prajaniti Hindu luncurkan gerakan koperasi, UMKM dan pendidikan gratis

    Jakarta (ANTARA) – Prajaniti Hindu Indonesia meluncurkan gerakan berkoperasi, usaha UMKM, serta gerakan bimbingan pendidikan gratis sebagai bentuk nyata dari semangat keumatan sejalan dengan agenda pembangunan pemerintah.

    “Ini adalah bentuk konkret dari upaya kolektif untuk memperkuat ekonomi rakyat melalui jalur koperasi yang partisipatif dan adil,” kata Ketua Panitia Pelaksana Hari Ulang Tahun ke-57 Prajaniti Hindu Indonesia Gede Narayana di Jakarta, Jumat.

    Ia mengatakan bahwa momen peluncuran tiga program unggulan tersebut merupakan bentuk nyata dari semangat keumatan yang sejalan dengan agenda pembangunan pemerintah.

    Menurut dia, program tersebut juga memiliki semangat untuk meningkatkan kualitas SDM generasi bangsa melalui pendidikan gratis yang berkelanjutan.

    Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian Koperasi dan UKM Bagus Rachman mengatakan bahwa peluncuran Kopus Nusantara merupakan sebuah inisiatif strategis yang mengedepankan prinsip kekeluargaan, kolaborasi, dan solidaritas antar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

    Ia menjelaskan bahwa dengan berbagai tantangan ekonomi saat ini, inisiatif Gerakan UMKM berbasis koperasi diharapkan dapat mendorong masyarakat menjadi lebih produktif, kreatif dan saling mendukung dalam kebersamaan.

    “Ini adalah bagian dari membangun ekosistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata dia.

    Ketua Umum Prajaniti Hindu Indonesia, K.S. Arsana menyampaikan bahwa kehadiran Kopus Nusantara diharapkan menjadi wadah kolaboratif bagi pelaku usaha kecil dan menengah dalam satu sistem yang sehat dan saling menguatkan.

    Salah satu program yang diluncurkan diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menjadi model baru pembangunan ekonomi berbasis nilai gotong royong dan kemandirian.

    “Gerakan Usaha UMKM dan Gerakan Bimbingan Belajar Gratis juga menjadi bentuk kontribusi nyata dalam pembangunan SDM generasi bangsa,” katanya.

    Peluncuran ketiga program ini menandai tonggak awal dalam perjalanan panjang menuju kemandirian ekonomi nasional yang berpijak pada kekuatan kolektif, inklusivitas dan keberlanjutan.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kisah Urban Legend Banaspati dan Asal-Usulnya

    Kisah Urban Legend Banaspati dan Asal-Usulnya

    Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, Banaspati menjadi salah satu makhluk mistis yang populer dalam cerita rakyat di Pulau Jawa dan Kalimantan. Penampilan makhluk ini menyerupai bola api terbang atau manusia yang terbakar.

    Nama “Banaspati” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “bana” yang berarti api dan “pati” yang berarti raja atau penguasa. Melalui makna tersebut, Banaspati dapat diartikan sebagai penguasa api.

    Kemudian mengutip dari jurnal Universitas Udayana sosok banaspati digambarkan sebagai relief kodok kepala raksasa dan pada candi di Jawa Timur biasanya ditemukan terpahat di atas lubang pintu masuk ruang sucinya masing-masing.

    Makhluk ini juga dikenal sebagai penjaga hutan dan kehadirannya di atas ambang pintu candi sebagai penangkal pengaruh jahat yang akan masuk ke candi. Namun, dalam kisah mistis di antara masyarakat banaspati dikenal sebagai makhluk jahat yang sering digunakan oleh dukun.

    Melansir dari literatur mitologi Jawa, Banaspati dikaitkan dengan tokoh spiritual atau makhluk halus yang memiliki kekuatan besar. Ia dipercaya sebagai salah satu putra dari Batara Guru dan Dewi Uma dalam kisah pewayangan.

    Meski berasal dari keluarga dewa, Banaspati dikenal memiliki sifat ambivalen di satu sisi dapat membantu manusia namun di sisi lain bisa membahayakan jika tidak dihormati atau diusik.

    Kisah ini mencerminkan karakter dualitas Banaspati sebagai pelindung sekaligus ancaman bagi manusia. Pengaruh budaya India juga memperkaya kisah Banaspati karena ia dikaitkan dengan sosok Kirtimukha.

    Sosok tersebut merupakan makhluk raksasa yang tercipta dari kemarahan Dewa Siwa dalam ajaran Hindu. Di masa lalu, sosok Kirtimukha sering dijadikan hiasan di atas pintu-pintu candi Hindu-Buddha di Jawa seperti Candi Prambanan dan Borobudur.

  • Kapan Malam 1 Suro 2025? Cek Jadwal dan Tradisinya

    Kapan Malam 1 Suro 2025? Cek Jadwal dan Tradisinya

    Jakarta: Malam 1 Suro merupakan momen yang penting dalam kalender Jawa. Hal ini karena malam 1 Suro menjadi awal bulan pertama atau Tahun Baru Jawa.

    Penetapan 1 Suro sebagai awal tahun baru dalam Kalender Jawa dilakukan di zaman Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645). Sultan Agung menggabungkan unsur penanggalan hijriyah (kalender Islam), penanggalan masehi, dan penanggalan Hindu.

    Penyatuan ini dimulai sejak Jumat Legi bulan Jumadil akhir tahun 1555 Saka atau 8 Juli 1633 Masehi. Kemudian ditetapkan 1 Suro sebagai hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Suro yang bertepatan pula dengan tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriah. 

    Itulah alasan mengapa 1 Suro bersamaan dengan 1 Muharram atau tahun baru Islam. Lalu kapan 1 Suro 2025? Simak penjelasan lengkapnya di sini.
    Kapan Malam 1 Suro 2025?

    Berdasarkan kalender Masehi, malam 1 Suro yang juga menjadi penanda transisi dari 1958 Je menjadi 1959 Dal jatuh pada, Kamis malam tanggal 26 Juni 2025. Dalam penanggalan Jawa pergantian hari saat magrib atau setelah matahari terbenam.
     

    1 Suro yang bertepatan dengan Jumat Kliwon ini akan menandai menandai dimulainya tahun Dal. Dilansir dari lama Kraton Jogja, tahun Dal berisi 355 hari dalam setahun dan dikenal sebagai Taun Wuntu atau tahun panjang.

    Selain awal bulan Suro, tanggal 27 Juni juga bertepatan pada awal bulan Muharram atau Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
    Tradisi Malam 1 Suro
    Pada malam 1 Suro biasanya akan banyak dikelar acara kirab, iring-iringan rombongan masyarakat. Selain itu, pada malam ini juga digelar doa bersama oleh semua hadirin untuk memohon berkah dan menjauhkan datangnya bahaya.

    Fokus utama perayaan Malam 1 Suro adalah ketentraman batin dan keselamatan. Dan selama perayaan Malam 1 Suro, masyarakat pada umumnya berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melakukan kebaikan-kebaikan sepanjang bulan Suro.

    Jakarta: Malam 1 Suro merupakan momen yang penting dalam kalender Jawa. Hal ini karena malam 1 Suro menjadi awal bulan pertama atau Tahun Baru Jawa.
     
    Penetapan 1 Suro sebagai awal tahun baru dalam Kalender Jawa dilakukan di zaman Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645). Sultan Agung menggabungkan unsur penanggalan hijriyah (kalender Islam), penanggalan masehi, dan penanggalan Hindu.
     
    Penyatuan ini dimulai sejak Jumat Legi bulan Jumadil akhir tahun 1555 Saka atau 8 Juli 1633 Masehi. Kemudian ditetapkan 1 Suro sebagai hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Suro yang bertepatan pula dengan tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriah. 

    Itulah alasan mengapa 1 Suro bersamaan dengan 1 Muharram atau tahun baru Islam. Lalu kapan 1 Suro 2025? Simak penjelasan lengkapnya di sini.

    Kapan Malam 1 Suro 2025?

    Berdasarkan kalender Masehi, malam 1 Suro yang juga menjadi penanda transisi dari 1958 Je menjadi 1959 Dal jatuh pada, Kamis malam tanggal 26 Juni 2025. Dalam penanggalan Jawa pergantian hari saat magrib atau setelah matahari terbenam.
     

     
    1 Suro yang bertepatan dengan Jumat Kliwon ini akan menandai menandai dimulainya tahun Dal. Dilansir dari lama Kraton Jogja, tahun Dal berisi 355 hari dalam setahun dan dikenal sebagai Taun Wuntu atau tahun panjang.
     
    Selain awal bulan Suro, tanggal 27 Juni juga bertepatan pada awal bulan Muharram atau Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
    Tradisi Malam 1 Suro
    Pada malam 1 Suro biasanya akan banyak dikelar acara kirab, iring-iringan rombongan masyarakat. Selain itu, pada malam ini juga digelar doa bersama oleh semua hadirin untuk memohon berkah dan menjauhkan datangnya bahaya.
     
    Fokus utama perayaan Malam 1 Suro adalah ketentraman batin dan keselamatan. Dan selama perayaan Malam 1 Suro, masyarakat pada umumnya berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melakukan kebaikan-kebaikan sepanjang bulan Suro.
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Wapres Gibran Minta Pemuda Hindu Dukung Program Asta Cita Prabowo

    Wapres Gibran Minta Pemuda Hindu Dukung Program Asta Cita Prabowo

    Jakarta

    Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia melakukan audiensi resmi dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam pertemuan, Wapres Gibran menekankan pentingnya peran anak muda dalam mendukung pemerintah pada pelaksanaan berbagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang tertuang dalam Asta Cita.

    “Arahan dari Pak Wapres tadi intinya tentang dukung pemerintahan Bapak Prabowo, dukung program-program Asta Cita,” kata Ketua Umum Peradah Indonesia I Putu Yoga Saputra, kepada wartawan lewat pesannya, Rabu (18/6/2025).

    “Kami dari Peradah Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap program Asta Cita Presiden Prabowo dan Wapres Gibran. Banyak titik temu antara visi kami dengan cita-cita besar pemerintah, mulai dari pengembangan sumber daya manusia, ketahanan pangan, teknologi, hingga penguatan kebudayaan,” lanjutnya.

    Adapun salah satu bentuk dukungan konkret yang dicontohkan Gibran, sebut Yoga, keterlibatan aktif para anggota Peradah dalam menyosialisasikan kecerdasan buatan (AI) kepada masyarakat. “Tadi juga sempat beliau menekankan masalah AI. Kira-kira kalau misalnya Peradah ini ikut serta berperan dalam sosialisasi, kira-kira bagaimana. Dan kami menyambut baik karena memang anak muda kan harus melek teknologi,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Yoga menuturkan Gibran juga mendorong agar berbagai bentuk dukungan Peradah kepada pemerintah diterjemahkan ke dalam program kerja nyata di lingkungan organisasi. Gibran berharap, kontribusi anak muda tidak berhenti pada gagasan, tetapi berlanjut menjadi aksi yang relevan dengan kebutuhan bangsa.

    “Apa yang bisa didukung, monggo (silakan) dibuatkan programnya,” ucap Yoga, sebagaimana ditekankan Gibran.

    Lebih jauh, Yoga menyampaikan bahwa pada pertemuan ini Peradah mengusulkan pada Gibran mengenai penyelenggaraan Festival Budaya Hindu di Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurutnya, Gibran menyambut baik usulan tersebut.

    “Kita sempat mengusulkan ke Pak Wapres untuk rencana kami membuat agenda festival budaya di IKN. Nah beliau senang tadi, [menanyakan] kira-kira teknisnya bagaimana,” ungkap Yoga.

    (maa/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pemuda Lintas Agama di Banyuwangi Peringati Hari Lahir Pancasila di Klenteng Hoo Tong Bio

    Pemuda Lintas Agama di Banyuwangi Peringati Hari Lahir Pancasila di Klenteng Hoo Tong Bio

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemuda dari berbagai lintas agama di Banyuwangi menyatu dalam peringatan hari lahir Pancasila, di pelataran Klenteng Hoo Tong Bio, Sabtu malam (14/6).

    Acara ini diikuti berbagai organisasi kepemudaan lintas agama. Seperti Pemuda Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Pemuda Hindu, Pemuda LDII, Pemuda Konghucu, Pemuda GKJW, Organisasi Kemahasiswaan,

    Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono, Ketua DPRD I Made Cahyana Negaraha, dan perwakilan Forkopimda.

    “Forum ini merupakan semangat persatuan dan keberagaman yang selama ini dijunjung tinggi oleh Banyuwangi,” kata Wabup Mujiono.

    Mujiono menegaskan keberagaman adalah kekuatan utama Banyuwangi. Menurutnya, harmoni antarwarga yang berbeda suku, budaya, dan agama menjadi kunci kemajuan daerah.

    Ia menggambarkan Banyuwangi sebagai miniatur Indonesia. Masyarakat dari berbagai latar belakang hidup berdampingan, mulai dari suku Using, Jawa, Madura, Bali, Tionghoa, Mandar, Arab, ada juga kepercayaan Kejawen dan lainnya.

    “Banyuwangi terus berkembang pesat karena semua elemen masyarakatnya kompak, menyatu, dan saling menghargai perbedaan. Inilah Bhinneka Tunggal Ika,” ungkapnya.

    Mujiono juga berpesan, Pancasila harus menjadi kompas di tengah derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi. Setiap informasi harus disaring agar tidak menyesatkan.

    “Pancasila diibaratkan sebagai pondasi rumah yang kokoh, melindungi penghuninya dari segala guncangan, memastikan setiap tindakan tidak keluar dari nilai-nilai luhur sila pertama hingga kelima,” ujar Wabup.

    Ketua Panitia Marco Wiliam menambahkan, bahwa acara ini digelar kolaborasi Pemuda Lintas Agama yang menginginkan Banyuwangi aman, damai, rukun, tanpa adanya permusuhan meski berbeda keyakinan.

    “Semua elemen terlibat. Mulai dari konsumsi hingga perlengkapan acara ini, kita gotong royong bareng. Kami harapkan nilai-nilai Pancasila terus tumbuh subur di kalangan masyarakat, terutama kalangan pemuda,” pungkasnya. [alr/aje]

  • Helikopter Bawa Peziarah Jatuh di Pegunungan, 7 Orang Tewas

    Helikopter Bawa Peziarah Jatuh di Pegunungan, 7 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah helikopter yang mengangkut peziarah Hindu jatuh di kawasan pegunungan Himalaya, Uttarakhand, India pada Minggu (15/6/2025) dini hari waktu setempat. Kecelakaan tragis ini menewaskan seluruh tujuh orang di dalamnya dan memicu penghentian sementara layanan penerbangan ke situs suci tersebut.

    Laporan Reuters, mengutip pejabat pemerintah, helikopter Bell 407 yang dioperasikan oleh Aryan Aviation itu lepas landas dari kuil Kedarnath pada pukul 05.19 pagi waktu setempat menuju Guptkashi. Helikopter kemudian jatuh di distrik Rudraprayag yang menjadi bagian dari jalur ziarah Char Dham Yatra.

    “Ini adalah kabar yang sangat menyedihkan. Operasi pencarian dan penyelamatan telah dikerahkan oleh Pasukan Tanggap Bencana Negara dan otoritas lokal,” ujar Kepala Menteri Uttarakhand, Pushkar Singh Dhami, melalui akun resminya di platform X.

    Sebagai respons atas insiden tersebut, pemerintah negara bagian menangguhkan sementara seluruh layanan helikopter ke kawasan Kedarnath hingga Senin (16/6/2025), menyusul cuaca buruk dan meningkatnya kekhawatiran atas keselamatan penerbangan di wilayah ekstrem ini.

    Direktur Jenderal Informasi Uttarakhand, Bansidhar Tripathi, mengungkapkan bahwa dalam satu setengah bulan terakhir telah terjadi tiga pendaratan darurat dan dua kecelakaan helikopter di rute yang sama.

    “Kami tidak akan mengambil risiko lebih lanjut. Layanan baru akan dibuka kembali setelah evaluasi menyeluruh bersama seluruh operator helikopter,” kata Tripathi.

    Pemerintah juga memerintahkan penyelidikan mendalam atas kecelakaan ini. Dhami menegaskan bahwa hanya pilot dengan pengalaman luas menerbangkan helikopter di wilayah Himalaya yang akan diizinkan beroperasi ke depannya.

    Pihak Kementerian Penerbangan Sipil India menyatakan tengah meninjau ulang regulasi keselamatan serta membatasi frekuensi penerbangan ke Char Dham, jalur ziarah yang meliputi Kedarnath, Badrinath, Gangotri, dan Yamunotri, yang setiap tahun dikunjungi ratusan ribu umat Hindu.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari pihak Aryan Aviation terkait kecelakaan tersebut.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kalender Jawa dan Weton Hari Ini, 14 Juni 2025

    Kalender Jawa dan Weton Hari Ini, 14 Juni 2025

    Liputan6.com, Bandung – Kalender Jawa merupakan sistem penanggalan tradisional yang digunakan oleh masyarakat Jawa sejak zaman kerajaan dahulu. Kalender ini merupakan hasil perpaduan antara kalender Saka Hindu, kalender Hijriah Islam, dan unsur budaya lokal.

    Berbeda dari kalender Masehi yang hanya mengenal tujuh hari dalam sepekan kalender Jawa memiliki sistem pasaran tambahan yang terdiri dari lima hari yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.

    Kombinasi antara hari biasa dan pasaran ini dikenal dengan istilah “weton” yang tidak kalah penting untuk diketahui masyarakat. Adapun pada tanggal 14 Juni 2025 dalam kalender Jawa hari tersebut bertepatan dengan 18 Besar 1958 dan memiliki weton Sabtu Pahing.

    Selain itu, kombinasi Sabtu sebagai hari dan Pahing sebagai pasaran memberikan karakter tertentu menurut kepercayaan Jawa. Weton ini sering kali digunakan masyarakat sebagai acuan dalam berbagai keputusan penting.

    Mulai dari memilih hari baik untuk pernikahan, membuka usaha, hingga menamai anak. Kemudian untuk sebagian orang weton juga dianggap berkaitan dengan kepribadian dan nasib seseorang.

    Weton memiliki nilai spiritual dan budaya yang kuat dalam masyarakat Jawa dan kepercayaan ini diwariskan turun-temurun dan meskipun zaman sudah modern banyak masyarakat yang masih mempertimbangkan weton dalam aktivitas penting kehidupannya.

  • Yadnya Kasada di Bromo, Menteri Fadli Zon: Tradisi Ini Harus Go Internasional

    Yadnya Kasada di Bromo, Menteri Fadli Zon: Tradisi Ini Harus Go Internasional

    Probolinggo (beritajatim.com) – Suasana sakral terasa di Pendopo Agung Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Selasa (10/6/2025). Dalam perayaan Yadnya Kasada, 13 orang tamu kehormatan menerima kalungan selendang kuning dari Romo Dukun Pandita Sutomo. Salah satu yang dikukuhkan adalah Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon.

    Pemberian selendang itu menjadi simbol penghormatan dari masyarakat Tengger kepada mereka yang dianggap berjasa, termasuk Menteri Fadli. Ia pun menyampaikan apresiasinya atas kelestarian tradisi yang sudah turun-temurun ini.

    “Yadnya Kasada itu luar biasa. Ini bukan hanya tradisi umat Hindu, tapi juga bagian dari kekayaan budaya bangsa. Dunia harus tahu tentang ini,” ujarnya saat ditemui usai acara.

    Fadli menilai ritual Yadnya Kasada memiliki nilai spiritual dan budaya yang tinggi. Oleh karena itu, menurutnya, penting agar masyarakat Indonesia terus menjaga dan memperkenalkannya secara lebih luas, termasuk ke dunia internasional.

    “Sekarang zaman digital, semua bisa diakses siapa saja. Ini kesempatan untuk mengenalkan budaya kita ke seluruh dunia. Kita harus bangga dan aktif mempromosikannya,” kata Fadli.

    Ia juga menekankan bahwa budaya harus menjadi bagian penting dalam pembangunan nasional. Menurutnya, kebudayaan bukan hanya pelengkap, tapi fondasi utama dalam membangun karakter bangsa.

    “Ini juga sejalan dengan visi Presiden Prabowo, di mana pembangunan harus berpijak pada akar budaya. Budaya harus hidup, tumbuh, dan menjadi kekuatan bangsa,” lanjutnya.

    Di akhir sambutannya, Fadli mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Tengger yang terus merawat warisan leluhur melalui Yadnya Kasada.

    “Tradisi ini harus terus dijaga agar tidak punah. Kita harus wariskan ke generasi berikutnya,” tutupnya. [ada/aje]

  • Kasus Aktif COVID-19 di India Tembus 6.000, Catat 65 Kematian di 2025

    Kasus Aktif COVID-19 di India Tembus 6.000, Catat 65 Kematian di 2025

    Jakarta

    Jumlah kasus aktif COVID-19 di India telah melampaui angka 6.000, dengan 769 infeksi baru dilaporkan dalam 48 jam terakhir, menurut data dari Kementerian Kesehatan India yang dirilis pada Minggu (8/6/2025).

    Negara bagian Kerala masih menjadi wilayah paling terdampak, disusul oleh Gujarat, Benggala Barat, dan Delhi. Menghadapi peningkatan kasus ini, pemerintah pusat menggelar simulasi kesiapsiagaan untuk menilai kesiapan fasilitas kesehatan di seluruh negara bagian. Pemerintah juga menginstruksikan agar tersedia oksigen, tempat isolasi, ventilator, dan obat-obatan esensial di semua wilayah, menurut sumber resmi.

    Tercatat ada 6.133 kasus aktif di seluruh India, dengan enam kematian tambahan dalam 24 jam terakhir. Sumber resmi menyatakan sebagian besar kasus bersifat ringan dan dapat ditangani dengan perawatan di rumah.

    Sejak Januari tahun ini, telah tercatat 65 kematian akibat COVID-19 di India. Sebagai perbandingan, pada 22 Mei, hanya ada 257 pasien aktif secara nasional.

    Sejumlah pertemuan teknis telah diselenggarakan pada 2 dan 3 Juni, dipimpin oleh Dr. Sunita Sharma, Direktur Jenderal Layanan Kesehatan, untuk mengevaluasi situasi COVID-19 dan langkah-langkah kesiapsiagaan.

    Pertemuan ini melibatkan perwakilan dari berbagai lembaga, termasuk Satuan Manajemen Bencana, tim tanggap darurat, Pusat Pengendalian Penyakit India (NCDC), Dewan Riset Medis India (ICMR), Program Pengawasan Penyakit Terpadu (IDSP), rumah sakit pemerintah pusat di Delhi, serta seluruh negara bagian dan wilayah federal India.

    Pada 4 Juni, sumber resmi menyatakan bahwa unit pengawasan di tingkat negara bagian dan distrik di bawah IDSP terus memantau secara ketat kasus penyakit mirip influenza atau influenza like illness (ILI) dan infeksi saluran pernapasan akut berat.

    “Tes COVID-19 direkomendasikan untuk semua pasien yang dirawat karena pernapasan akut berat dan 5 persen dari kasus ILI, sesuai pedoman. Sampel yang positif akan dikirim untuk pengurutan genom lengkap melalui jaringan ICMR,” ujar salah satu pejabat, dikutip dari The Hindu.

    (naf/kna)

  • Melihat Pesona Matahari Terbenam di Candi Miri

    Melihat Pesona Matahari Terbenam di Candi Miri

    Liputan6.com, Yogyakarta – Candi Miri terletak di Dusun Nguwot, Desa Sambirejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi berlatar belakang agama Hindu ini merupakan bangunan cagar budaya yang harus dilestarikan.

    Mengutip dari laman Badan Pelestarian Cagar Budaya Provinsi DIY, keberadaan candi ini sebenarnya sudah disebut dalam catatan Hoepermans dalam Hindoe-Oudheden pada 1864-1867. Selain itu, Candi Miri juga muncul dalam catatan Rapporten van Oudheidkundige Commisie (ROC) 1909 dan Rapporten van den Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch-Indie (ROD) 1915.

    Pada 1989, Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) DIY melakukan ekskavasi Candi Miri. SPSP saat ini dikenal sebagai Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY.

    Dari kegiatan ekskavasi, SPSP menemukan petunjuk bahwa Candi Miri terdiri atas tiga halaman. Sayangnya, hingga kini belum terdapat bukti bangunan selain keberadaan candi utama yang sudah ada.

    Halaman utama candi adalah tempat candi saat ini berada. Terdapat candi induk berukuran sekitar 10 meter x 10 meter di sini.

    Candi tersebut memiliki pintu masuk yang terletak di sebelah barat. Selain itu, di Candi Miri juga ditemukan beberapa benda berupa antefik, umpak, doorpel, arca dewi, yoni, dan kemuncak.