JAKARTA – Seks oral bukan hanya soal kesenangan semata. Banyak pasangan menjadikan aktivitas ini sebagai bagian dari hubungan intim yang bermakna, baik sebagai bagian dari foreplay, atau bentuk kasih sayang tersendiri. Lebih dari itu, seks oral ternyata bisa memberikan sejumlah manfaat kesehatan yang cukup mengejutkan.
Menurut Dr. Manvi Verma, seorang dokter spesialis ginekologi dan seksolog, seks oral dapat membantu mengurangi stres, memperbaiki kualitas tidur, bahkan berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan.
“Aktivitas seksual, termasuk seks oral, bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan kesehatan jantung,” ungkap Dr. Verma, dikutip dari laman Healthshots.
“Selain itu, tubuh juga melepaskan hormon seperti oksitosin dan endorfin yang bisa membantu seseorang merasa lebih rileks dan bahagia,” lanjutnya.
Beberapa penelitian juga menunjukkan air mani mengandung melatonin, yaitu hormon yang dapat membantu tidur lebih nyenyak. Hal ini menunjukkan bahwa seks oral tidak hanya bermanfaat secara emosional, tetapi juga secara fisiologis.
Selain melatonin, air mani juga mengandung spermidin, yaitu senyawa yang menurut sebuah studi di Nature Cell Biology dapat memperlambat proses penuaan. Penelitian ini mengkaji kemungkinan menyuntikkan spermidin ke dalam sel sebagai bentuk terapi anti-aging.
Tak hanya itu, menurut studi dari Massachusetts Institute of Technology, perempuan yang melakukan seks oral 1–2 kali seminggu memiliki risiko lebih rendah terhadap kanker payudara. Ini diduga terkait dengan zat kimia tertentu yang terdapat dalam air mani.
Meski seks oral cukup umum dilakukan, bukan berarti semua orang merasa nyaman melakukannya. Oleh karena itu, komunikasi yang jujur dan terbuka antara pasangan menjadi sangat penting.
“Masing-masing pasangan harus bisa bicara tentang batasan dan kenyamanan mereka. Ini bukan hanya soal fisik, tapi juga rasa saling menghargai,” kata Dr. Verma.
Dengan membangun kesepakatan bersama, pengalaman seksual bisa menjadi lebih aman, menyenangkan, dan bermakna bagi kedua belah pihak.
Namun seks oral tidak sepenuhnya aman. Meski tidak menyebabkan kehamilan, seks oral tetap memiliki risiko penularan infeksi menular seksual (IMS). Maka dari itu, penting untuk memahami risiko-risiko ini dan menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
