Jakarta –
Donald Trump kembali bikin pernyataan menggegerkan menjelang pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada Januari 2025. Dia mengancam mengambil alih Terusan Panama hingga Greenland.
Trump menang dalam Pilpres AS November lalu. Dia mengalahkan saingannya, Kamala Harris yang berasal dari Partai Demokrat.
Meski belum menjabat, Trump sudah berulang kali membuat pernyataan kontroversial. Baru-baru ini, Trump menyatakan ingin mengambil alih Terusan Panama yang merupakan bagian wilayah negara di Amerika Tengah, Panama.
Dilansir Reuters, Minggu (22/12/2024), Trump mengancam jika Panama tidak mengelola terusan dengan cara yang dapat diterima, maka AS akan mengambil alihnya. Hal itu disampaikannya dalam sebuah posting di Truth Social. Trump juga memperingatkan dia tidak akan membiarkan terusan tersebut jatuh ke ‘tangan yang salah’.
Dia tampaknya memperingatkan tentang potensi pengaruh China pada jalur logistik penting tersebut, dengan menulis bahwa terusan tersebut tidak boleh dikelola oleh China. Postingan tersebut merupakan contoh yang sangat langka dari seorang Pemimpin AS yang mengatakan bahwa dia dapat mendorong negara berdaulat untuk menyerahkan wilayahnya.
Ucapan Trump itu juga menggarisbawahi perubahan yang diharapkan dalam diplomasi AS di bawah Trump. Selama ini, Trump tidak menghindar dari mengancam sekutu dan menggunakan retorika yang suka berperang ketika berhadapan dengan mitranya.
Sebagian besar terusan Panama dibangun AS. Paman Sam juga mengelola wilayah di sekitar jalur tersebut selama beberapa dekade.
Namun, pemerintah AS sepenuhnya menyerahkan kendali terusan tersebut kepada Panama pada tahun 1999 setelah periode pemerintahan bersama.
“Biaya yang dibebankan Panama sungguh menggelikan, terutama jika kita tahu betapa besar kemurahan hati AS terhadap Panama,” tulis Trump dalam unggahannya di Truth Social.
“Uang itu tidak diberikan untuk kepentingan orang lain, tetapi hanya sebagai tanda kerja sama dengan kami dan Panama. Jika prinsip-prinsip, baik moral maupun hukum, dari sikap murah hati memberi ini tidak diikuti, maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan kepada kami, secara penuh, dan tanpa pertanyaan,” sambung Trump.
Presiden Panama, Jose Raul Mulino, telah merilis sebuah video yang menyatakan bahwa ‘setiap meter persegi kanal itu milik Panama dan akan terus menjadi milik’ negaranya.
Tanpa menyebut nama Trump, Mulino menanggapi keluhan Trump mengenai kenaikan biaya bagi kapal yang melintasi kanal itu. Dia mengatakan biaya tersebut ditetapkan oleh para ahli yang memperhitungkan biaya operasional, serta faktor penawaran dan permintaan.
“Tarif tidak ditetapkan begitu saja,” kata Mulino.
Dia mencatat Panama telah memperluas kanal selama bertahun-tahun untuk meningkatkan lalu lintas kapal ‘atas inisiatifnya sendiri’ dan menambahkan bahwa kenaikan biaya pengiriman membantu membiayai perbaikan kanal.
“Orang Panama mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang banyak masalah. Namun, jika menyangkut kanal kita, dan kedaulatan kita, kita semua akan bersatu di bawah bendera Panama,” ucapnya.
Trump kemudian menanggapinya di situs media sosialnya dengan menuliskan ‘Kita lihat saja nanti!’ serta mengunggah gambar bendera AS yang ditancapkan di zona kanal dengan kalimat ‘Selamat datang di Terusan Amerika Serikat!’.
Mau Ambil Alih Greenland
Donald Trump (Foto: REUTERS/Brian Snyder)
Setelah mengancam akan mengambil alih Terusan Panama, kini Trump ingin menguasai Greenland yang merupakan wilayah Denmark. Dilansir CNN, NBC News dan Reuters, Selasa (24/12/2024), Trump mengatakan Greenland penting bagi AS dan dirinya menilai kepemilikan serta kontrol terhadap Greenland penting untuk keamanan.
Hal itu disampaikan Trump pada Minggu (22/12) saat dia mengumumkan Ken Howery, mantan utusan untuk Swedia, sebagai duta besarnya di Denmmark kelak. Dia lalu mengomentari status Greenland yang merupakan wilayah semi-otonom Denmark dan lokasi pangkalan Angkatan Udara AS yang besar.
“Demi tujuan Keamanan Nasional dan Kebebasan di seluruh Dunia, Amerika Serikat merasa bahwa kepemilikan dan kendali atas Greenland merupakan kebutuhan mutlak,” tulis Trump di Truth Social.
Ucapan Trump itu langsung menuai penolakan dari pemimpin Greenland. Perdana Menteri pulau itu, Mute Egede, mengatakan Greenland tidak untuk dijual.
“Greenland adalah milik kita. Kami tidak untuk dijual dan tidak akan pernah dijual. Kita tidak boleh kehilangan perjuangan panjang kita untuk kebebasan,” katanya.
Ini bukan kali pertama Trump mengusulkan pembelian Greenland. Pada 2019, Trump mengatakan pulau itu ‘Secara strategis, ini menarik, dan kami akan tertarik, tetapi kami akan berbicara dengan mereka sebentar’.
“Pertama-tama, kami harus mencari tahu apakah mereka tertarik atau tidak. Mereka kehilangan banyak uang, jadi kita lihat saja apa yang terjadi,” ujar Trump pada 2019.
Trump terlihat sedang mempertimbangkan perluasan wilayah AS yang, jika dia serius, akan menyaingi Pembelian Louisiana atau kesepakatan yang menjaring Alaska dari Rusia. Dalam seminggu terakhir, dia mengejek pejabat Kanada dengan menyarankan AS dapat menyerap tetangganya di utara serta menjadikannya negara bagian ke-51 AS.
Perbedaan antara proposal kebijakan yang serius dan retorika untuk memicu perhatian media atau memberi energi pada basisnya tidak terlalu jelas di era Trump. Di waktu lain, provokasinya tampak menjadi serangan pembuka dalam upayanya membuat kesepakatan
Lihat juga video: Lapisan Es Antartika dan Greenland Mencair 3 Kali Lebih Cepat
Halaman 2 dari 2
(haf/haf)