Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Ada 35 BTS & 119 Akses Internet, Konawe Kepulauan Menuju Merdeka Sinyal

Ada 35 BTS & 119 Akses Internet, Konawe Kepulauan Menuju Merdeka Sinyal

Wawonii

Pemerataan akses telekomunikasi di berbagai wilayah Indonesia masih terus digencarkan. Pemerintah hingga kini pun terus membangun infrastruktur digital di seluruh pelosok Indonesia, termasuk di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Adapun saat ini, kabupaten yang berbatasan dengan Laut Banda ini telah memiliki 35 stasiun pemancar atau tower Base Transceiver Station (BTS).

Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian Konkep Jamhur Umirlan mengatakan sejak tahun 2018, Pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital RI atau Komdigi (dulu Kominfo) telah membangun BTS di berbagai wilayah Konkep. Alhasil, kabupaten yang dulunya memiliki banyak blank spot, perlahan mulai menuju merdeka sinyal.

“Daerah kami menjadi daerah otonom atau kabupaten sendiri itu tahun 2013. Pada saat itu, memang benar-benar hampir mayoritas blank spot. Dari 7 kecamatan, 80 desa dan 7 kelurahan, itu hampir 90 persen blank spot,” ujar Jamhur kepada detikcom beberapa waktu lalu.

“Pada tahun 2018 hingga sekarang, turunlah bantuan pembangunan BTS dari BAKTI Komdigi. Dalam catatan kami, dari 2018 hingga 2022 sudah terbangun 35 BTS dari beberapa wilayah yang tersebar se-Kabupaten Konawe Kepulauan ini,” imbuhnya.

Meski demikian, Jamhur mengungkapkan pembangunan BTS di Konkep mengalami berbagai tantangan, terutama dari segi distribusi. Jarak Konkep yang cukup jauh dari kota membuat distribusi material memakan waktu lama.

“Karena tahu sendiri ini adalah daerah kepulauan maka distribusi material itu menjadi tantangan. Kami satu-satunya transportasi adalah kapal ferry maka mobilisasi tidak selancar hubungan darat,” jelasnya.

“Kalau lagi padat, mesti antre. Berarti ada plan waktu yang terganggu. Tapi yang saya tahu nggak ada pembangunan di luar kalender kegiatan, jadi selalu tepat waktu. Salu sesuai dengan kalender kegiatan pembangunan,” lanjutnya.

119 Akses Internet Dibangun di Konawe Kepulauan

Selain BTS, BAKTI Komdigi juga melengkapi akses internet di berbagai wilayah Konkep untuk mendukung pemerataan akses informasi dan teknologi.

Staff Divisi Satelit BAKTI Komdigi, Rifki Muhammad Zulfikar menjelaskan pihaknya saat ini telah membangun 119 layanan BAKTI AKSI (Akses Internet) di Konkep.

“Akses internet sendiri diberikan di Konawe Kepulauan itu tahun 2017 di Kantor Desa Wawobeau. Itu lokasi pertama akses internet yang diberikan di Konawe Kepulauan,” ungkapnya.

Sampai dengan saat ini, itu ada 119 lokasi (akses internet) dan mulai dari pembangunan awal di 2017. Itu terdiri dari lokasi pendidikan, layanan publik, tempat ibadah, kantor desa dan kantor camat. Masih ada pembangunan sekitar 8.000 titik lagi seluruh Indonesia,” sambung Rifki.

Layaknya pembangunan BTS, membangun akses internet di wilayah kepulauan tentu memberikan tantangan tersendiri.

“Untuk tantangan, banyak sih pasti, apalagi (wilayah) kepulauan, terkait transportasi yang tidak tiap hari ada, itu sudah menjadi salah satu tantangan kita. Kemudian resource, atau tim yang ada di lokasi itu, capable atau tidak, itu menjadi tantangan juga,” katanya.

Warga Tak Lagi Sulit Cari Sinyal & Bisa Internetan

Hadirnya pembangunan BTS dan Akses Internet telah banyak mengubah kondisi masyarakat di wilayah Konkep. Sebelumnya, Jamhur mengaku masyarakat harus lari ke pantai untuk mencari sinyal.

“Dulu di sini itu ya, suka dukanya kalau nyari sinyal itu kan (kita) ke pantai di taruh kayu, lalu handphone-nya digantung ke kayu. Begitu nyari sinyal, sudah terhubung, (posisi handphone) nggak boleh dipindah-pindahin toh, langsung ngomong di situ, waktu itu belum 4G masih (2G) GSM toh, yang sekadar telepon biasa,” ucapnya.

Tak hanya untuk berkomunikasi, pembangunan akses telekomunikasi juga berdampak terhadap sektor lainnya, mulai dari pendidikan, kesehatan hingga layanan publik.

Kepala Sekolah SDN 3 Wawonii Tengah Waida mengatakan sebelum ada internet, para siswa harus menumpang ke sekolah lain untuk asesmen.

“Saat saya ke sini tahun 2001 belum ada internet. (Proses belajar mengajar) masih manual, kita pakai spidol. Kalau ada asesmen, kita menumpang di SMP 1 Wawonii Tengah. Tapi setelah adanya internet, alhamdulillah kita tidak menumpang lagi. Kita sudah mandiri karena sudah ada jaringan di sini BAKTI Aksi,” ucapnya.

Senada, Ahli Teknologi Laboratorium Puskesmas Lampeapi Wawonii Tengah Medik Yunita mengatakan sejak ada internet, ia tak lagi harus menempuh perjalanan jauh untuk mengirim laporan.

“Internet memudahkan seorang analis mulai dari dari segi laporan. Dulu kan laporan kita harus manual mengirim dengan akses jalan yang rusak, nah sekarang dengan adanya internet seperti ini sangat memudahkan bagi kita,” paparnya.

Penambahan BTS & Akses Internet untuk Merdeka Sinyal

Namun, untuk mencapai merdeka sinyal, akses BTS dan internet di Konkep masih harus diperbanyak. Jamhur berharap pemerintah dapat menambah BTS di beberapa wilayah agar jaringan lebih optimal.

“Kami sangat berharap (penambahan BTS lagi), bila perlu, sesegera mungkin. Kami butuh sampai 5 BTS di Desa Lebo atau Desa Nanga, Desa Munse, sama Desa Masolo Raya, Desa Lansilowo, dengan Desa Watuondo. (BTS) sudah sudah ada, bukan blank spot 100 persen, tapi untuk download upload-nya itu masih belum optimal,” katanya,

Sementara Rifki menjelaskan ke depan, pemerintah maupun stakeholder dapat melakukan pengembangan satelit sehingga bandwidth yang diberikan untuk Akses Internet dapat lebih optimal.

“Saya berharap sih bisa lebih besar ya untuk bandwith yang diberikan. Harapannya ada pengembangan satelit lain atau penambahan satelit lain sih untuk memenuhi kapasitas dan merdeka sinyal di lokasi-lokasi terluar, terdepan dan tertinggal,” pungkasnya.

detikcom bersama BAKTI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengadakan program Tapal Batas untuk mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, dan pemerataan akses internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Ikuti terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!

(anl/ega)