GELORA.CO – Kondisi Aceh yang masih dilanda bencana malah ditambah dengan hal yang tak perlu yang menyebabkan suasana menjadi tegang dan memanas.
Ratusan personel TNI dibantu puluhan anggota Brimob bersenjata lengkap melakukan sweeping terhadap truk pembawa logistik bantuan untuk korban banjir yang menuju Aceh Tamiang.
Sweeping dilakukan aparat di perbatasan Bireuen–Aceh Utara diduga untuk mencari bendera bulan dan bintang yang diduga terafiliasi dengan GAM.
Pemeriksaan berlangsung di Gampong Mane Tunong, Aceh Utara, Kamis malam (25/12).
Dilansir dari AJNN (Aceh Journal National Network), Jumat (26/12), aparat TNI dan Polri tiba di lokasi sweeping sekitar pukul 18.30 WIB, Kamis.
Mereka datang dengan beberapa kendaraan taktis dan mulai menghentikan satu per satu truk bantuan.
Ketegangan memuncak sekitar pukul 21.00 WIB dan berujung kericuhan. Dalam insiden tersebut, satu orang pembawa bantuan mengalami luka serius di bagian kepala dan dilarikan ke rumah sakit.
Sejumlah saksi menyebut aparat menyita seluruh bendera bergambar bulan dan bintang. Penyitaan itu dilakukan di tengah adu mulut antara aparat dan rombongan relawan.
Seorang warga Gampong Mane Tunong yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan aparat telah bersiaga sejak sore hari di kawasan perbatasan Bireuen–Aceh Utara.
“Mereka sudah standby dari jam setengah enam sore. Sepertinya memang menunggu rombongan bantuan untuk disweeping satu per satu,” kata dia.
Menurut warga tersebut, aparat juga melarang masyarakat mengambil gambar atau merekam video selama pemeriksaan berlangsung.
Hingga Kamis malam, aparat TNI dan Brimob masih berjaga di depan jembatan penghubung Kabupaten Bireuen dan Aceh Utara ini.
Danrem Lilawangsa Buka Suara
Sementara itu Danrem 011 Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran mengatakan sejak terjadinya bencana banjir besar dan longsor, bantuan terus berdatangan ke Aceh dari berbagai penjuru.
Ali sangat menyayangkan jika kemudian ada pihak maupun kelompok yang memanfaatkan bencana.
“Mirisnya lagi, kelompok ini dengan dalil mengirim bantuan ke pengungsi terdampak bencana. Anehnya, mengapa mereka membawa bendera Bintang Bulan,” kata Danrem, Jumat, 26 Desember 2025.
Danrem menegaskan TNI tidak pernah melarang siapapun datang ke Aceh. Khususnya para dermawan membawa bantuan untuk ribuan masyarakat yang tengah terdampak bencana besar.
“Untuk apa membawa simbol tersebut, itu kan dilarang. Silakan antar bantuan, pihak kami, TNI menghentikan rombongan kelompok ini hanya meminta agar tidak membawa bendera Bulan Bintang. Tetapi kelompok ini tidak terima dan malah menantang TNI,” ujarnya dilansir dari AJNN.
Danrem Ali Imran juga mengatakan, tidak ada yang melarang jika ingin melakukan aksi kemanusiaan, begitu pun pihak keamanan dari TNI.
Bahkan peran prajurit hadir di tengah-tengah masyarakat mulai terjadi bencana banjir dan longsor di wilayah Aceh.
TNI menurutnya dengan sigap membantu masyarakat yang terdampak bencana alam.
“Betapa besar perhatian pemerintah pusat. Bahkan Presiden dan para pejabat negara berulang kali berkunjung ke Aceh. Begitupun bantuan baik dari darat, laut dan udara terus begulir,” kata perwira TNI AD yang pernah di Kopassus itu.
“Anehnya ini, kebutuhan logistik bagi korban bencana bisa dikatakan berlebih, namun mengapa kelompok tertentu ini malah membuat onar,” sebut Ali Imran.
“Saya ini orang Aceh, enak aja merdeka. Di sini Indonesia, tidak ada merdeka-merdeka. Dari tahun ’45 kita sudah merdeka. Bendera bangsa kita juga satu, Sang Saka Merah Putih. Keluar, keluar negeri sana kalau mau merdeka,” tegasnya lagi.***
