Potensi Hujan Lebat! Waspada Berlibur di Momen Tahun Baru 2026

Potensi Hujan Lebat! Waspada Berlibur di Momen Tahun Baru 2026

Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca di periode libur akhir tahun 2025. Waspada cuaca saat liburan, inilah prediksi BMKG.

Masa libur panjang pada Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 sudah di depan mata, prakiraan cuaca tentu informasi yang dibutuhkan agar susunan rencana liburan bisa berjalan dengan baik.

Dalam keterangan BMKG, secara umum cuaca di berbagai wilayah akan didominasi oleh cuaca berawan hingga hujan dengan intensitas ringan dan sedang. 

Meskipun begitu, masyarakat yang ingin pergi berlibur diimbau untuk tetap mempersiapkan diri atas risiko hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat.

Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, memberikan peringatan langsung kepada seluruh masyarakat agar memantau perkembangan informasi cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu. 

Teuku menekankan pentingnya masyarakat untuk mengantisipasi potensi dampak hidrometeorologi yang mungkin terjadi. 

BMKG menegaskan akan terus memberikan layanan informasi cuaca yang akurat dan terkini untuk mendukung keselamatan masyarakat yang sedang melakukan perjalanan selama periode Nataru 2025/2026.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa terdapat sejumlah faktor atas prediksi cuaca yang kurang baik ini.

Saat ini, kondisi cuaca di Indonesia sedang dipengaruhi oleh fenomena La Niña dalam skala lemah yang terjadi bersamaan dengan IOD negatif serta adanya aliran angin dari wilayah Asia.

Selain itu, suhu muka laut yang relatif hangat di wilayah perairan Indonesia, termasuk dengan aktifnya gelombang atmosfer seperti MJO, Kelvin, dan Rossby Ekuator.

Gelombang tersebut tentu berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah Indonesia.

Selain faktor atmosfer tersebut, keberadaan gangguan tropis juga menjadi faktor penentu meningkatnya curah hujan. 

Guswanto menjelaskan bahwa adanya Siklon Tropis Grant yang terpantau di beberapa wilayah.

Diantaranya berada di Samudra Hindia bagian selatan Bengkulu, serta kemunculan Bibit Siklon Tropis 96S di wilayah selatan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berdampak tidak langsung terhadap cuaca. 

Keberadaan siklon ini memicu terjadinya perlambatan serta pertemuan angin di beberapa titik. Sehingga meningkatkan potensi hujan yang lebih tinggi di beberapa daerah tertentu.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menyebutkan beberapa daerah perlu waspada terhadap cuaca.

Andri mengatakan pada periode 26 hingga 28 Desember 2025, masyarakat harus waspada hujan lebat hingga sangat lebat yang berpotensi disertai kilat, petir, dan angin kencang. 

Wilayah yang terdampak meliputi Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, sebagian besar Pulau Jawa, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua Selatan. 

Selain hujan, potensi angin kencang juga diprediksi dapat melanda wilayah Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, serta Maluku.

Pada 29 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026, potensi cuaca hujan lebat hingga sangat lebat masih mengancam wilayah Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Nusa Tenggara Barat. 

Selain curah hujan yang tinggi, angin kencang juga diprediksi masih akan terjadi di beberapa wilayah lainnya di Indonesia.

BMKG menyarankan agar masyarakat terus memantau cuaca melalui laman resmi seperti aplikasi InfoBMKG, situs web resmi di https://www.bmkg.go.id, serta akun media sosial resmi @infobmkg.

(Syarifah Komalasari)

Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca di periode libur akhir tahun 2025. Waspada cuaca saat liburan, inilah prediksi BMKG.
 
Masa libur panjang pada Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 sudah di depan mata, prakiraan cuaca tentu informasi yang dibutuhkan agar susunan rencana liburan bisa berjalan dengan baik.
 
Dalam keterangan BMKG, secara umum cuaca di berbagai wilayah akan didominasi oleh cuaca berawan hingga hujan dengan intensitas ringan dan sedang. 

Meskipun begitu, masyarakat yang ingin pergi berlibur diimbau untuk tetap mempersiapkan diri atas risiko hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat.
 
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, memberikan peringatan langsung kepada seluruh masyarakat agar memantau perkembangan informasi cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu. 
 
Teuku menekankan pentingnya masyarakat untuk mengantisipasi potensi dampak hidrometeorologi yang mungkin terjadi. 
 
BMKG menegaskan akan terus memberikan layanan informasi cuaca yang akurat dan terkini untuk mendukung keselamatan masyarakat yang sedang melakukan perjalanan selama periode Nataru 2025/2026.
 
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa terdapat sejumlah faktor atas prediksi cuaca yang kurang baik ini.
 
Saat ini, kondisi cuaca di Indonesia sedang dipengaruhi oleh fenomena La Niña dalam skala lemah yang terjadi bersamaan dengan IOD negatif serta adanya aliran angin dari wilayah Asia.
 
Selain itu, suhu muka laut yang relatif hangat di wilayah perairan Indonesia, termasuk dengan aktifnya gelombang atmosfer seperti MJO, Kelvin, dan Rossby Ekuator.
 
Gelombang tersebut tentu berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah Indonesia.
 
Selain faktor atmosfer tersebut, keberadaan gangguan tropis juga menjadi faktor penentu meningkatnya curah hujan. 
 
Guswanto menjelaskan bahwa adanya Siklon Tropis Grant yang terpantau di beberapa wilayah.
 
Diantaranya berada di Samudra Hindia bagian selatan Bengkulu, serta kemunculan Bibit Siklon Tropis 96S di wilayah selatan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berdampak tidak langsung terhadap cuaca. 
 
Keberadaan siklon ini memicu terjadinya perlambatan serta pertemuan angin di beberapa titik. Sehingga meningkatkan potensi hujan yang lebih tinggi di beberapa daerah tertentu.
 
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menyebutkan beberapa daerah perlu waspada terhadap cuaca.
 
Andri mengatakan pada periode 26 hingga 28 Desember 2025, masyarakat harus waspada hujan lebat hingga sangat lebat yang berpotensi disertai kilat, petir, dan angin kencang. 
 
Wilayah yang terdampak meliputi Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, sebagian besar Pulau Jawa, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua Selatan. 
 
Selain hujan, potensi angin kencang juga diprediksi dapat melanda wilayah Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, serta Maluku.
 
Pada 29 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026, potensi cuaca hujan lebat hingga sangat lebat masih mengancam wilayah Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Nusa Tenggara Barat. 
 
Selain curah hujan yang tinggi, angin kencang juga diprediksi masih akan terjadi di beberapa wilayah lainnya di Indonesia.
 
BMKG menyarankan agar masyarakat terus memantau cuaca melalui laman resmi seperti aplikasi InfoBMKG, situs web resmi di https://www.bmkg.go.id, serta akun media sosial resmi @infobmkg.
 
(Syarifah Komalasari)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di

Google News

(RUL)