Blitar (beritajatim.com) – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memproyeksikan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berdiri dan beroperasi di Indonesia akan mencapai sekitar 19.100 unit hingga akhir 2025. Dengan skala tersebut, program Makan Bergizi Gratis (MBG) diperkirakan menjangkau sekitar 55 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.
“Kita akan menutup tahun 2025 dengan 19.100 an lebih SPPG dan itu berpotensi melayani 55 juta penerima manfaat,” ungkap Dadan Hindayana usai meresmikan SPPG di Kota Blitar, Rabu (31/12/2025).
Menurut Dadan, angka tersebut menunjukkan besarnya cakupan program MBG yang saat ini tengah dijalankan pemerintah. Ia menegaskan, jumlah penerima manfaat tidak bisa dipandang sebagai statistik biasa, melainkan mencerminkan skala intervensi negara dalam pemenuhan gizi masyarakat.
“Dan jumlah 55 juta penerima manfaat ini bukan jumlah yang sedikit karena telah melebihi penduduk korea selatan dan 2 kalinya australia dan 11 kalinya singapura,” ujarnya.
Dadan menjelaskan, keberadaan SPPG menjadi tulang punggung dalam distribusi dan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis. Setiap SPPG dirancang untuk melayani masyarakat di wilayah sekitarnya agar akses terhadap makanan bergizi dapat dilakukan secara merata dan berkelanjutan.
Meski capaian hingga akhir 2025 dinilai sudah masif, Dadan memastikan pemerintah tidak akan berhenti pada target tersebut. Badan Gizi Nasional telah menetapkan tenggat waktu untuk menuntaskan pembangunan dan operasional SPPG di seluruh wilayah Indonesia.
Ia menargetkan pembangunan SPPG secara nasional dapat mencapai 100 persen pada akhir April 2026. Dengan demikian, program MBG diharapkan dapat dinikmati oleh seluruh calon penerima manfaat mulai Mei 2026.
“100 persennya di akhir april sehingga bulan meinya itu seluruh calon penerima manfaat bisa menikmati manfaatnya,” tandas Dadan.
Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu program prioritas nasional yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, pelajar, dan masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah berharap cakupan nasional MBG dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia. [owi/beq]
