Bisnis.com, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan korban jiwa pascabencana hidrometeorologi di Sumatra-Aceh menjadi 1.154 jiwa. Dana Tunggu Hunian (DTH) juga mulai disalurkan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan korban jiwa bertambah sebanyak 13 di Aceh Tamiang.
“Khususnya di Aceh Tamiang itu menambah 13 jiwa korban meninggal dunia sehingga total korban jiwa meninggal dunia per hari ini bertambah 13 menjadi 1.154 jiwa,” katanya saat konferensi pers secara daring melalui akun YouTube @BNPB Indonesia, Rabu (31/12/2025).
Korban hilang juga bertambah sebanyak 2 jiwa atau menjadi 165 jiwa. Pendataan ini berdasarkan sistem by name by address. Korban hilang berasal dari Padang Panjang dan Pesisir Selatan.
Selain itu, penurunan jumlah pengungsi turun sebanyak 17.631 jiwa atau saat ini menjadi 378.164 jiwa yang masih mengungsi. Abdul menjelaskan penurunan jumlah pengungsi karena penyaluran DTH telah disalurkan ke warga terdampak per Senin, 29 Desember 2025.
“Jadi buat saudara-saudara kita yang tidak akan tinggal di huntara sejak awal minggu ini, hari Senin sudah mulai dicairkan dana tunggu hunian. Proses verifikasi langsung mendatangi tempat-tempat pengungsian,” jelasnya.
Sebagai informasi, DTH sebesar Rp600 ribu per bulan per Kartu Keluarga selama tiga bulan. Total anggaran yang akan disalurkan sebesar Rp32,7 miliar untuk 18.198 KK yang berasal dari 40 kabupaten/kota.
Abdul menerangkan bahwa pencairan DTH tidak menunggu seluruh data terkumpul di mana ketika data di satu desa atau kecamatan telah terkumpul, serta mendapatkan SK dari kepala daerah daerah setempat maka penyaluran DTH dilakukan.
“Jadi masyarakat tidak perlu datang ke bank. Tim dari bank dan kecamatan yang masuk ke titik-titik pengungsian untuk kemudian memvalidasi dengan data biometri yang sudah terekam, sidik jari dan seterusnya sehingga kemudian masyarakat penerima manfaat pun sudah bisa mencairkan dukungan yang disalurkan pemerintah,” paparnya.
Abdul memaparkan untuk revitalisasi jalan dan jembatan nasional sudah terpenuhi di akhir Desember 2025. Saat ini, katanya, petugas fokus mengerjakan sejumlah jembatan dan jalan yang dikelola oleh pemerintah provinsi.
Pemerintah juga fokus melakukan pembersihan sampah di aliran sungai untuk mencegah dampak jika terjadinya bencana susulan.
Sementara itu, penyaluran logistik per 29 Desember 2025 dan 30 Desember 2025 sebanyak 1.5 ton. Menurut Abdul, penyaluran logistik tetap dilakukan meski huntara dan bantuan intensif lainnya telah disalurkan.
“Tapi dukungan logistik makanan dan non-makanan ini juga tidak berhenti dilakukan. Jadi kita benar-benar ingin menjamin kebutuhan warga terdampak ini baik kebutuhan makanan maupun kebutuhan non-makanan ini masih terus bisa dukung secara optimal,” terangnya.
