JAKARTA – Musuh Dalam Selimut yang disutradarai Hadrah Daeng Ratu jadi sajian drama awal tahun yang akan mengacak-acak perasaan para penikmat sinema Tanah Air lewat hubungan kompleks yang dibawakan Yasmin Napper, Megan Domani, dan Arbani Yasiz.
Film ini mengajak penonton masuk ke kehidupan Gadis (Yasmin Napper), perempuan yang merasa semuanya baik-baik saja, baik itu rumah tangga, harapan, dan rutinitas yang berjalan normal. Kehangatan itu semakin lengkap ketika ia mengandung anak pertamanya dengan Andika (Arbani Yasiz).
Di saat bersamaan, hadir Suzy (Megan Domani), tetangga yang pelan-pelan menjelma sebagai sahabat yang sigap membantu, penuh perhatian, dan selalu ada di momen-momen yang seharusnya menenangkan. Namun kedekatan yang semula terasa hangat, perlahan bergeser menjadi sesuatu yang ganjil.
Andika pun ikut terseret dalam kedekatan yang makin sulit dijelaskan, hingga rasa simpati Gadis perlahan berubah menjadi ragu, kemudian menjadi curiga, hingga meninggalkan sesak oleh satu pertanyaan yang menggantung.
Sekedar kisah cinta segitiga atau perselingkuhan rasanya terlalu dangkal untuk menguras emosi. Hadrah mengatakan, film ini ingin mengangkat sebuah isu yang lebih dalam—lengkap dengan berbagai kejutan dan plot twist yang akan membuat penonton merasa tidak cukup hanya sekali menonton.
“Menurut saya, kita sering banget menonton atau disuguhi drama yang linear, dan di sini saya berusaha untuk membuat film yang bisa membuat penonton juga terlibat dalam merangkai cerita dalam pikiran mereka masing-masing,” kata Hadrah saat konferensi pers sebelum gala premiere Musuh Dalam Selimut di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 29 Desember.
“Film ini bukan sekedar tentang cinta segitiga atau perselingkuhan, tapi ini tentang manusia dan kesehatan mentalnya—bagaimana latar seseorang bisa sampai tega melukai orang lain,” tambah Hadrah.
Tantangan Baru bagi Yasmin Napper, Megan Domani, dan Arbani Yasiz
Kompleksitas dalam film “Musuh Dalam Selimut” juga tergambar dari bagaimana ketiga pemeran utama membawakan karakter mereka masing-masing—yang diakui menghadirkan tantangan tersendiri yang tak mudah.
Yasmin Napper secara spesifik memberikan kredit atas arahan Hadrah. Meski menikmati kesempatan mengeksplorasi aktingnya, ia mengakui bantuan sang sutradara membantunya untuk menemukan karakter Gadis.
“Aku suka banget cerita yang mungkin bukan biopik, jadi aku bisa berimajinasi dan mengimplementasikan karakternya seperti apa. Jadi, aku bisa ngulik sendiri, terus bareng ibu sutradara, bareng cast yang lain—enaknya karakter si Gadis ini mau dibawa ke mana,” ujar Yasmin.
“Kalau dilihat di scene ending, Gadis yang awalnya lembut dan gampang banget untuk bawa orang masuk ke dalam kehidupan dia, dia jadi yang bener-bener trust issue. Makanya di scene ending, dia meledaknya tuh udah kayak out of this world,” sambungnya.
Sementara Megan Domani, menyebut perannya kali ini sebagai upaya berakting di luar zona nyaman. Ia menjelaskan, Suzy sebagai karakter yang penuh trauma dari masa lalu, juga kurang kasih sayang.
“Suzy itu karakternya sangat kompleks, banyak sekali layering-nya dan jauh sekali dari comfort zone aku. Aku belum pernah bisa memerankan karakter seperti Suzy sebelumnya,” tutur Megan.
“Aku tidak pernah membenarkan apa yang Suzy lakukan, cuma memang dia punya alasan yang sangat kuat bagi,” tambahnya. “Dan di sini, Suzy memang mentalnya kurang sehat, cuma memang dia ingin memberi yang terbaik buat diri dia dan dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan itu.”
Di lain sisi, Arbani yang sudah pernah beradu akting dengan Yasmin dan Megan, juga bermain di bawah arahan Hadrah, mengaku senang berakting di luar zona nyaman, sekaligus terbebani untuk menjaga dinamika emosi Andika—mengingat plot twist yang dihadirkan.
“Pertama diajak ketemu sama Bu Hadrah, terus mendengar cerita Musuh Dalam Selimut, aku udah langsung tertarik, karena ini penuh dengan tantangan, dan secara cerita tuh juga fresh banget. Aku aja enggak bisa nebak, kenapa bisa terjadi seperti itu ceritanya,” kata Arbani.”Aku juga mau keluar dari zona nyamanku, karena yang kemarin-kemarin biasanya (berperan) jadi cowok green flag gitu.”
Tayang di Bioskop 8 Januari 2026
Yang membuat Musuh Dalam Selimut semakin menarik juga hadir dari detail-detail kecil, mulai dari jeda percakapan, tatapan, hingga gestur yang dihadirkan para karakter.
Hadrah menjelaskan, sejak awal ia sengaja menaruh fondasi karakter dan alasan tindakan mereka agar penonton ikut “terjebak” dalam kebimbangan yang manusiawi.
“Pegangan utama saya saat menyutradarai Musuh Dalam Selimut adalah membangun background karakter yang kuat. Storytelling setiap karakter menjadi penting, supaya penonton paham alasan di balik setiap tindakan mereka,” ujar Hadrah.
“Saya tidak ingin kisah perselingkuhan ini hanya jadi cinta segitiga biasa, tapi juga menceritakan trauma-trauma yang dihadapi karakter dalam menjalani hidupnya setelah melewati banyak luka,” tandasnya.
Sebagai informasi, Musuh Dalam Selimut yang diproduksi Narasi Semesta—bekerjasama dengan Unlimited Production, Legacy Pictures, A&Z, dan Subtube—akan tayang perdana di bioskop pada 8 Januari 2026.
Selain Yasmin Napper, Megan Domani, dan Arbani Yasiz, film ini juga dibintangi Fitria Rasyidi, Willem Bevers, Cakrawala Airawan, dan Chrismanto Eka Prastio.
