Pemimpin Hizbullah Sebut Pelucutan Senjata Kelompoknya Merupakan Rencana Israel-Amerika

Pemimpin Hizbullah Sebut Pelucutan Senjata Kelompoknya Merupakan Rencana Israel-Amerika

JAKARTA – Pemimpin kelompok militan Lebanon Hizbullah Naim Qassem mengatakan pada Hari Minggu, langkah-langkah untuk melucuti senjata kelompok tersebut di Lebanon adalah “rencana Israel-Amerika Serikat,” menuduh Israel gagal mematuhi perjanjian gencatan senjata yang disepakati tahun lalu.

Di bawah tekanan berat AS dan kekhawatiran akan perluasan serangan Israel, militer Lebanon diperkirakan akan menyelesaikan pelucutan senjata Hizbullah di selatan Sungai Litani – yang terletak sekitar 30 kilometer (19 mil) dari perbatasan dengan Israel – pada akhir tahun.

Setelahnya, militer Lebanon akan melakukan pelucutan senjata kelompok Hizbullah di seluruh wilayah Lebanon.

“Pelucutan senjata adalah rencana Israel-Amerika,” kata Qassem, melansir Al Arabiya dari AFP (29/12).

“Menuntut kontrol senjata eksklusif sementara Israel melakukan agresi dan Amerika memaksakan kehendaknya pada Lebanon, melucuti kekuasaannya, berarti Anda tidak bekerja untuk kepentingan Lebanon, tetapi lebih untuk kepentingan apa yang diinginkan Israel,” urainya.

Meskipun gencatan senjata November 2024 seharusnya mengakhiri permusuhan lebih dari setahun dengan kelompok Hizbullah, Israel terus melakukan serangan terhadap Lebanon dan mempertahankan pasukan di lima wilayah yang dianggap strategis.

Menurut perjanjian tersebut, Hizbullah diharuskan menarik pasukannya ke utara Sungai Litani dan membongkar infrastruktur militernya di wilayah yang dikosongkan.

“Pengerahan tentara Lebanon di selatan Sungai Litani hanya diperlukan jika Israel telah mematuhi komitmennya untuk menghentikan agresi, menarik diri, membebaskan tahanan, dan memulai rekonstruksi,” kata Qassem dalam pidato yang disiarkan televisi.

“Dengan musuh Israel yang tidak menerapkan langkah-langkah perjanjian tersebut, Lebanon tidak lagi diharuskan untuk mengambil tindakan apa pun di tingkat mana pun sebelum Israel berkomitmen pada apa yang wajib mereka lakukan,” tandasnya.

Israel mempertanyakan efektivitas militer Lebanon dan menuduh Hizbullah mempersenjatai diri kembali, sementara kelompok itu sendiri menolak seruan untuk menyerahkan senjatanya.

Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon Jenderal Rodolphe Haykal mengatakan dalam pertemuan militer pada Hari Selasa lalu, “angkatan bersenjata sedang dalam proses menyelesaikan fase pertama dari rencananya.”

Ia mengatakan, angkatan bersenjata sedang merencanakan dengan cermat “untuk fase-fase selanjutnya” dari perlucutan senjata.