BNPB: Hampir Dipastikan Tak Ada Lagi Jasad Korban Banjir Sumatera di Permukiman

BNPB: Hampir Dipastikan Tak Ada Lagi Jasad Korban Banjir Sumatera di Permukiman

BNPB: Hampir Dipastikan Tak Ada Lagi Jasad Korban Banjir Sumatera di Permukiman
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, hampir dipastikan tidak ada lagi jasad korban banjir yang tertimbun di kawasan permukiman maupun pusat aktivitas warga di wilayah terdampak banjir di tiga provinsi Sumatera.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan
BNPB
Abdul Muhari mengatakan, kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan hasil evaluasi dan pemantauan tim di lapangan selama beberapa hari terakhir.
“Seperti kita sampaikan kemarin di beberapa titik itu sudah hampir dipastikan tidak ada jasad korban yang mungkin masih ada di kawasan pemukiman atau di pusat-pusat aktivitas warga,” ujar Abdul Muhari dalam konferensi pers, Minggu (28/12/2025).
Meski demikian, Abdul Muhari menegaskan bahwa operasi pencarian oleh tim
SAR gabungan
tetap dilanjutkan di sejumlah titik yang masih teridentifikasi sebagai lokasi pencarian.
Pada hari ini, tim SAR gabungan menemukan dua jasad korban di wilayah Bener Meriah dan Aceh Utara.
Penemuan itu menambah jumlah korban meninggal dunia akibat banjir di Sumatera.
“Hari ini tim SAR gabungan menemukan dua jasad korban di Bener Meriah dan Aceh Utara. Sekali lagi, tidak henti-hentinya kita memanjatkan doa dan belasungkawa yang mendalam,” kata Abdul Muhari.
Dengan penemuan itu, BNPB mencatat jumlah korban jiwa akibat banjir di tiga provinsi terdampak mencapai 1.140 orang.
Selain korban meninggal, BNPB juga masih mencatat ratusan warga yang belum ditemukan.
“Masih ada 163 nama yang dinyatakan masih hilang, dilaporkan masih dalam daftar pencarian. Ini tentu saja masih terus dilakukan pencarian hingga kita bisa menekan angka korban hilang sekecil mungkin,” kata Abdul Muhari.
Ia juga menekankan pemerintah bersama seluruh unsur terkait berupaya mempercepat proses pemulihan di wilayah terdampak.
“Sekali lagi, penanganan terus kita lakukan, tidak ada hari libur. Kita optimalkan, kita maksimalkan supaya proses pemulihan bisa berjalan lebih cepat,” tegasnya.
Memasuki fase transisi darurat, BNPB mencatat sejumlah kemajuan dalam proses pemulihan, terutama perbaikan infrastruktur dan fasilitas publik.
Di Aceh Utara, khususnya wilayah Langkahan, upaya pembukaan dan pembersihan akses jalan terus dilakukan siang dan malam, termasuk pembersihan fasilitas pendidikan.
“Hari ini kita melihat ke Aceh Utara, ke Langkahan. Ini ada pembukaan jalan, pembersihan Yayasan Darul Huda. Ini juga dilakukan siang dan malam. Kemudian pembersihan akses jalan dan fasilitas umum,” ungkap Abdul Muhari.
Abdul Muhari menambahkan, proses pemulihan dilakukan secara terpadu oleh berbagai pihak, mulai dari Kementerian PUPR, BNPB, TNI, Polri, relawan, hingga BPBD daerah.
Dia berharap, sejumlah fasilitas pendidikan yang terdampak banjir dan lumpur dapat kembali difungsikan saat awal semester genap pada Januari 2026.
“Yang kita harapkan nanti pada saat awal pembelajaran semester genap nanti di minggu pertama bulan Januari, beberapa fasilitas pendidikan yang sebelumnya mungkin terdampak lumpur dan lain-lain ini sudah bisa kembali difungsikan,” ujar Abdul Muhari.
“Meskipun demikian, kita juga menyiapkan beberapa tenda darurat sehingga untuk sekolah-sekolah yang memerlukan perbaikan nanti proses belajar mengajar akan kita lakukan di tenda-tenda sementara,” imbuh dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.