Update Korban Banjir Sumatera: 1.140 Orang Meninggal, 163 Warga Masih Hilang

Update Korban Banjir Sumatera: 1.140 Orang Meninggal, 163 Warga Masih Hilang

Update Korban Banjir Sumatera: 1.140 Orang Meninggal, 163 Warga Masih Hilang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Jumlah korban jiwa akibat banjir besar yang melanda tiga provinsi di Sumatera kembali bertambah.
Hingga Minggu (28/12/2025), total warga yang wafat tercatat mencapai 1.140 orang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan
BNPB
Abdul Muhari mengatakan, penambahan korban jiwa terjadi setelah tim SAR gabungan menemukan dua jasad korban di wilayah Bener Meriah dan Aceh Utara.
“Hari ini tim SAR gabungan menemukan dua jasad korban di Bener Meriah dan Aceh Utara. Sekali lagi, tidak henti-hentinya kita memanjatkan doa dan belasungkawa yang mendalam,” ujar Abdul Muhari dalam konferensi pers, Minggu (28/12/2025).
“Sehingga per hari ini jumlah total korban jiwa rekapitulasi dari tiga provinsi itu menjadi 1.140 jiwa,” kata Abdul Muhari.
Selain korban meninggal, BNPB juga mencatat masih terdapat ratusan warga yang belum ditemukan.
Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian untuk menekan angka korban hilang.
“Masih ada 163 nama yang dinyatakan masih hilang, dilaporkan masih dalam daftar pencarian. Ini tentu saja masih terus dilakukan pencarian hingga kita bisa menekan angka korban hilang sekecil mungkin,” ujar dia.
Abdul Muhari menegaskan, berdasarkan hasil evaluasi lapangan, di sejumlah titik permukiman dan pusat aktivitas warga sudah hampir dipastikan tidak ada lagi jasad korban yang tertimbun.
Meski demikian, operasi pencarian belum dihentikan.
“Seperti kita sampaikan kemarin, di beberapa titik itu sudah hampir dipastikan tidak ada jasad korban yang mungkin masih ada di kawasan pemukiman atau di pusat-pusat aktivitas warga. Tapi operasi pencarian masih terus dilakukan di sisi-sisi yang mungkin masih diidentifikasi sebagai
site
pencarian tim SAR gabungan,” kata Abdul Muhari.
Abdul Muhari juga menekankan bahwa penanganan bencana banjir dilakukan tanpa mengenal hari libur.
Pemerintah bersama seluruh unsur terkait berupaya mempercepat proses pemulihan di wilayah terdampak.
“Sekali lagi, penanganan terus kita lakukan, tidak ada hari libur. Kita optimalkan, kita maksimalkan supaya proses pemulihan bisa berjalan lebih cepat,” kata dia.
Memasuki fase transisi darurat, BNPB mencatat sejumlah kemajuan dalam proses pemulihan, terutama perbaikan infrastruktur dan fasilitas publik.
Di Aceh Utara, khususnya wilayah Langkahan, upaya pembukaan dan pembersihan akses jalan terus dilakukan siang dan malam, termasuk pembersihan fasilitas pendidikan.
“Hari ini kita melihat ke Aceh Utara, ke Langkahan. Ini ada pembukaan jalan, pembersihan Yayasan Darul Huda, ini juga dilakukan siang dan malam. Kemudian pembersihan akses jalan dan fasilitas umum,” ungkap Abdul Muhari.
Abdul Muhari menambahkan, proses pemulihan dilakukan secara terpadu oleh berbagai pihak, mulai dari Kementerian PUPR, BNPB, TNI, Polri, relawan, hingga BPBD daerah.
“Tim dari Kementerian PUPR, BNPB, TNI, POLRI, relawan, BPBD semuanya bekerja bersama bahu-membahu akses jalan di Aceh Utara, fasilitas umum, sekolah, madrasah,” kata dia.
Dia berharap, sejumlah fasilitas pendidikan yang terdampak banjir dan lumpur dapat kembali difungsikan saat awal semester genap pada Januari 2026.
“Yang kita harapkan nanti pada saat awal pembelajaran semester genap nanti di minggu pertama bulan Januari, beberapa fasilitas pendidikan yang sebelumnya mungkin terdampak lumpur dan lain-lain ini sudah bisa kembali difungsikan,” ujar Abdul Muhari.
Namun demikian, BNPB juga menyiapkan solusi sementara bagi sekolah-sekolah yang masih membutuhkan perbaikan.
“Meskipun demikian, kita juga menyiapkan beberapa tenda darurat sehingga untuk sekolah-sekolah yang memerlukan perbaikan nanti proses belajar mengajar akan kita lakukan di tenda-tenda sementara,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.