JAKARTA – Penyelundup narkoba menggunakan ternak yang terinfeksi penyakit untuk menyelundupkan kokain dalam jumlah besar ke Eropa, demikian terungkap dalam sebuah laporan investigasi awal bulan ini.
Hingga 10.000 ekor sapi dimuat ke dalam kapal sepanjang 200 meter, lapor The Telegraph, mengutip sumber di Pusat Analisis dan Operasi Maritim – Narkotika (MAOC-N).
“Anda tidak akan mau menghabiskan lebih dari satu menit di salah satu kapal ini, Anda hanya bisa membayangkan baunya. Pihak berwenang tidak ingin kapal-kapal ini berada di pelabuhan mereka,” kata seorang analis intelijen untuk MAOC-N seperti dikutip dari Al Arabiya 20 Desember.
Menurut laporan tersebut, bau tidak sedap dari beberapa hewan mati dan tubuh mereka yang membusuk, bersama dengan bau busuk kotoran hewan di sekitarnya, membuat pihak berwenang enggan menggeledah kapal-kapal tersebut.
Selain itu, polisi menghindari penyitaan kapal karena menangani ribuan sapi merupakan “mimpi buruk logistik,” tambah The Telegraph.
Kapal-kapal tersebut dilaporkan menggunakan bendera dari negara-negara dengan peraturan maritim yang kurang ketat seperti Panama dan Tanzania.
Kapal-kapal pengangkut berusia 50 tahun itu berlayar di sekitar Karibia untuk mengumpulkan paket kokain dari kapal-kapal yang lebih kecil, yang disembunyikan di dalam silo gandum raksasa kapal dan tempat penyimpanan lainnya, lapor Telegraph.
Di suatu tempat di Atlantik, awak kapal mengikat paket kokain ke pelampung yang dilengkapi GPS dan melemparkannya ke laut, di mana kemudian diambil oleh kapal-kapal yang lebih kecil dan diselundupkan melintasi Eropa melalui Belgia dan Belanda.
Metode ini terbukti sangat efektif sehingga dalam 18 tahun terakhir, polisi Eropa hanya menyita satu kapal pengangkut ternak yang membawa kokain, lapor The Telegraph, sambil mengklarifikasi setidaknya satu kapal ternak yang mencurigakan berangkat setiap minggu dari Amerika Selatan ke Eropa.
