Apa Saja Ciri-Ciri Bioteknologi Konvensional? Ini 7 Karakteristiknya

Apa Saja Ciri-Ciri Bioteknologi Konvensional? Ini 7 Karakteristiknya

YOGYAKARTA – Ciri-ciri bioteknologi konvensional perlu diketahui karena menjadi dasar dari perkembangan bioteknologi modern yang lebih maju.

Menyadur buku Bioteknologi karya Aziz Rahmantio, bioteknologi diartikan sebagai bidang ilmu yang memanfaatkan organisme dalam proses produksi untuk menghasilkan barang yang bermanfaat.

Sementara yang dimaksud dengan biologi konvensional adalah bioteknologi yang digunakan sejak lama, bahkan sejak ribuan tahun silam.

Pada bioteknologi konvensional, prosesnya mengandalkan organisme hidup secara langsung (tanpa rekayasa genetika) untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Ciri-Ciri Bioteknologi Konvensial

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ciri-ciri bioteknologi konvensional yang perlu Anda ketahui:

Sudah dipraktikkan sejak zaman dahulu

Ciri-ciri bioteknologi konvensional yang pertama adalah sudah dipraktikkan dan dikembangkan sejak zaman dahulu, bahkan sebelum peradaban modern dibangun.

Menyadur buku History, Scope and Development of Biotechnology karya Saurabh Bhatian, bioteknologi sudah berkembang sejak tahun 2000 sebelum masehi ketika manusia melakukan fermentasi untuk memproduksi makanan dan obat-obatan.

Mengandalkan teknik fermentasi

Ciri bioteknologi konvensional yang berikutnya adalah mengandalkan teknik fermentasi untuk menghasilkan produk yang bermanfaat.

Dikutip dari Science Learning Hub, fermentasi adalah proses mengubah gula menjadi energi dengan bantuan mikoorganisme hidup.

Misalnya tempe yang terbuat dari biji kacang kedelai yang difermentasikan oleh bakteri Rhizopus sp.

Teknik fermentasi ditemukan secara tidak sengaja dan sudah dipraktikkan sejak lama. Akan tetapi, prinsip dasar fermentasi baru dipahami setelah Louis Pasteur menjelaskan cara kerjanya pada tahun 1800-an.

Umumnya digunakan untuk menghasilkan makanan

Sebagian besar penerapan bioteknologi konvensional terdapat pada pembuatan makanan dan minuman. Contohnya antara lain roti, tempe, tahu, kecap, tapai, acar, kimchi, keju, yoghurt, mentega, nata de coco, cuka apel, bir, hingga anggur.

Tanpa rekayasa genetika

Ciri atau karakteristik bioteknologi konvensional adalah tidak adanya modifikasi genetik. Praktik ini tidak melakukan rekayasa genetika seperti manipulasi gen dalam pembuatan produknya.

Memanfaatkan mikroorganisme secara langsung

Dalam bioteknologi konvensional, mikroorganisme digunakan apa adanya tanpa dimodifikasi terlebih dahulu. Mikroba seperti ragi, bakteri, atau kapang dimanfaatkan langsung sebagai bagian dari proses produksi.

Prosesnya terjadi secara alami

Proses dalam bioteknologi konvensional berlangsung secara alami tanpa bantuan teknologi canggih. Misalnya, ragi dalam adonan roti dapat melakukan fermentasi sendiri tanpa campur tangan manusia setelah dicampurkan.

Sederhana

Ciri bioteknologi konvensional yang terakhir adalah prosesnya cenderung sederhana dan dapat dilakukan dengan peralatan seadanya. Pengetahuan mengenai teknik bioteknologi ini biasanya diwariskan secara turun-temurun, sehingga siapa pun bisa mempraktikkannya.

Demikian informasi tentang ciri-ciri bioteknologi konvensional. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.id.