Tim Kemenko Infra yang diberangkatkan, kata Herzaky, akan memimpin langsung pendistribusian bantuan serta pembangunan pilot project infrastruktur darurat di lapangan. Salah satunya adalah jembatan perintis kemanusiaan yang menghubungkan Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Timur dengan bentang sekitar 250 meter.
“Tim akan memimpin penyaluran bantuan kemanusiaan dan pembangunan infrastruktur darurat, seperti jembatan perintis kemanusiaan, sarana MCK, serta penyediaan air bersih,” ujar Herzaky.
Herzaky menambahkan, percepatan penanganan di Aceh Tamiang menjadi prioritas karena dampaknya yang cukup signifikan. Sekitar 50 persen wilayah Aceh, atau sekitar 150 ribu masyarakat, dilaporkan terdampak bencana sehingga membutuhkan penanganan yang cepat dan terkoordinasi.
Selain itu, lanjut Herzaky, tim Kemenko Infra juga menyiapkan contoh rumah modular sebagai bagian dari solusi hunian sementara bagi masyarakat terdampak.
“Tim Kemenko Infra akan bekerja sama dengan tim lokal agar penyaluran bantuan tepat sasaran, serta memastikan bantuan benar-benar sampai ke titik yang membutuhkan,” ujar dia.
Pemerintah, kata Herzaky, memastikan seluruh langkah penanganan difokuskan pada kecepatan, ketepatan, dan efektivitas, agar kehidupan masyarakat terdampak bencana dapat segera pulih dan kembali beraktivitas secara normal.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5455691/original/000958600_1766724701-Kementerian_Koordinator_Bidang_Infrastruktur_dan_Pembangunan_Kewilayahan_mengirim_bantuan.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)