Jakarta: Media sosial belakangan ini dipenuhi dengan konten ajakan untuk “Go Vegan”. Beberapa waktu lalu sebuah akun di Tiktok @bahagia.vegan mengunggah beberapa video yang berisikan narasi bahwa dengan memakan daging hewan, sama halnya dengan menyiksa hewan tersebut.
Dalam akun tersebut terdapat video yang menyebut bahwa tidak ada yang ikhlas nyawanya diambil secara paksa, ini merujuk kepada orang-orang yang masih mengonsumsi hewan setiap harinya. Selain itu, Nico ada juga video yang menjelaskan bahwa menjadi vegan sepenuhnya merupakan cara manusia untuk menyelamatkan bumi.
Alih-alih disambut dengan dukungan penuh, ajakan gaya hidup berbasis tanaman ini justru diroasting habis-habisan oleh netizen. Gerakan yang bertujuan mulia ini malah berakhir menjadi bahan olokan.
Salah satu pemicu utamanya adalah gaya penyampaian beberapa kreator vegan yang dianggap terlalu agresif atau “merasa paling benar”. Netizen TikTok, yang dikenal dengan gaya komunikasinya yang blak-blakan, sering kali merasa terganggu dengan konten yang seolah-olah menghakimi mereka yang masih mengonsumsi daging.
Akibatnya, muncul gelombang video tandingan di mana netizen dengan sengaja makan daging dengan lahap tepat di depan layar sebagai bentuk perlawanan sarkastik.
Apa Itu Vegan?
Vegan adalah ajakan untuk memulai gaya hidup Veganisme. Berbeda dengan vegetarian yang mungkin masih mengonsumsi produk turunan hewan seperti telur, susu, atau madu, seorang vegan berkomitmen untuk menghindari seluruh produk hewani.
Namun, menjadi vegan bukan hanya soal apa yang ada di atas piring. Vegan merupakan sebuah filosofi hidup yang berupaya menghindari segala bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan baik untuk makanan, pakaian (seperti kulit dan wol), hingga produk kecantikan yang diuji coba pada hewan.
Dilansir pada laman The Guardian, dengan mengurangi konsumsi produk hewani, seperti daging dan susu, dapat menghasilkan dampak yang bermanfaat bagi lingkungan. Namun, menjadi vegan merupakan pilihan seseorang dengan mempertimbangkan segala hal termasuk pola hidup yang setara dengan sebelum menjadi vegan, agar asupan energi yang kita peroleh tetap sama.
(Fany Wirda Putri)
Jakarta: Media sosial belakangan ini dipenuhi dengan konten ajakan untuk “Go Vegan”. Beberapa waktu lalu sebuah akun di Tiktok @bahagia.vegan mengunggah beberapa video yang berisikan narasi bahwa dengan memakan daging hewan, sama halnya dengan menyiksa hewan tersebut.
Dalam akun tersebut terdapat video yang menyebut bahwa tidak ada yang ikhlas nyawanya diambil secara paksa, ini merujuk kepada orang-orang yang masih mengonsumsi hewan setiap harinya. Selain itu, Nico ada juga video yang menjelaskan bahwa menjadi vegan sepenuhnya merupakan cara manusia untuk menyelamatkan bumi.
Alih-alih disambut dengan dukungan penuh, ajakan gaya hidup berbasis tanaman ini justru diroasting habis-habisan oleh netizen. Gerakan yang bertujuan mulia ini malah berakhir menjadi bahan olokan.
Salah satu pemicu utamanya adalah gaya penyampaian beberapa kreator vegan yang dianggap terlalu agresif atau “merasa paling benar”. Netizen TikTok, yang dikenal dengan gaya komunikasinya yang blak-blakan, sering kali merasa terganggu dengan konten yang seolah-olah menghakimi mereka yang masih mengonsumsi daging.
Akibatnya, muncul gelombang video tandingan di mana netizen dengan sengaja makan daging dengan lahap tepat di depan layar sebagai bentuk perlawanan sarkastik.
Apa Itu Vegan?
Vegan adalah ajakan untuk memulai gaya hidup Veganisme. Berbeda dengan vegetarian yang mungkin masih mengonsumsi produk turunan hewan seperti telur, susu, atau madu, seorang vegan berkomitmen untuk menghindari seluruh produk hewani.
Namun, menjadi vegan bukan hanya soal apa yang ada di atas piring. Vegan merupakan sebuah filosofi hidup yang berupaya menghindari segala bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan baik untuk makanan, pakaian (seperti kulit dan wol), hingga produk kecantikan yang diuji coba pada hewan.
Dilansir pada laman The Guardian, dengan mengurangi konsumsi produk hewani, seperti daging dan susu, dapat menghasilkan dampak yang bermanfaat bagi lingkungan. Namun, menjadi vegan merupakan pilihan seseorang dengan mempertimbangkan segala hal termasuk pola hidup yang setara dengan sebelum menjadi vegan, agar asupan energi yang kita peroleh tetap sama.
(Fany Wirda Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)
