Sentil Slogan Presiden Prabowo, Agus Wahid: Omon-omon

Sentil Slogan Presiden Prabowo, Agus Wahid: Omon-omon

Ia lalu mempertanyakan apakah kematian akibat kebijakan bisa dikategorikan sebagai kesengajaan.

“Lalu, apakah kematian karena kebijakan bisa dikategorikan sebagai kesengajaan? Memang, kebijakan itu tidak merancang pembantaian umat manusia,” jelasnya.

Agus juga menganggap rezim saat ini gagal memahami kondisi darurat dan terlalu mengulur waktu dalam menetapkan status bencana nasional.

“Dalam kaitan itu sebagai hal ketiga rezim now bisa dinilai gagal memahami kondisi darurat. Bahkan, terlalu mengulur waktu (takes time) saat menentukan status bencana nasional,” bebernya.

“Sekali lagi, sulit diperacaya oleh siapapun yang berakal sehat, seorang prajurit yang telah terbentuk cara berfikir dan bertindak cepat, tapi demikian lambat dalam menghadapi krisis bencana yang menerpa Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat,” katanya.

Ia menyebut sebagian publik mulai mempertanyakan kewarasan pemimpin.

“Dengan nyinyir, sebagian publik mempertanyakan, masih waraskah pemimpin kita? Juga, apakah jajaran elitis lainnya di sekitar lingkaran kekuasaan juga masih waras atau lebih menggunakan hak diamnya sembari menjilat daripada mengambil inisitif proaktif?,” timpalnya.

“Lalu, di manakah kalian wahai wakil rakyat sebagai counter-part lembaga eksekutif? Hanyakah membeo? Alaa maak,” lanjutnya.

Ia kembali menyinggung pernyataan Prabowo soal kata “kami masih mampu”.

Agus Wahid kemudian memaparkan data kerusakan berbasis Artificial Intelligence (AI), mulai dari 157.800 unit rumah rusak, ribuan kilometer jalan rusak, ratusan jembatan ambruk, ratusan fasilitas pendidikan dan kesehatan rusak, hingga dampak psikologis dan pencemaran lingkungan.