JAKARTA – Lonjakan permintaan distribusi pangan segar dan produk perishable selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik) memaksimalkan layanan Kereta Api (KA) Kontainer Reefer guna menjaga kelancaran rantai pasok nasional pada pengujung 2025.
Direktur Pengembangan Usaha KAI Logistik, Aniek Dwi Deviyanti, mengatakan periode Nataru merupakan momen strategis bagi sektor logistik, khususnya dalam menjaga kelancaran distribusi produk yang membutuhkan penanganan khusus.
“Layanan KA Kontainer Reefer menjadi elemen penting untuk memastikan rantai pasok tetap terjaga di tengah lonjakan permintaan dan tantangan distribusi pada akhir tahun,” ujar Aniek dalam keterangan resmi, Kamis, 25 Desember 2025.
Sepanjang Januari hingga November 2025, KAI Logistik mencatat total volume angkutan barang mencapai 295.614 ton. Pencapaian tersebut meningkat sekitar 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 246.186 ton, seiring meningkatnya kepercayaan pelanggan terhadap layanan logistik berbasis rel.
Pertumbuhan paling signifikan terjadi pada kuartal IV-2025. Pada periode ini, volume angkutan bulanan tumbuh di kisaran 30 hingga 40 persen dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Bahkan, pada Oktober dan November 2025, volume angkutan telah melampaui 33.000 ton per bulan, didorong oleh meningkatnya kebutuhan distribusi menjelang akhir tahun.
“Perseroan memproyeksikan tren peningkatan masih berlanjut pada Desember 2025 dengan volume sekitar 34.000 ton. Proyeksi ini mengacu pada pola pertumbuhan yang konsisten sejak memasuki kuartal IV-2025 serta tren serupa pada tahun sebelumnya,” kata Aniek.
Aniek menjelaskan peningkatan tersebut banyak ditopang oleh distribusi produk perishable, seperti daging, ikan, buah, dan sayuran, yang membutuhkan sistem pendinginan terkontrol.
Melalui layanan KA Kontainer Reefer, suhu produk dapat dijaga stabil selama perjalanan sehingga mutu dan keamanan pangan tetap terjamin hingga tiba di tujuan.
Untuk mendukung rantai pasok berpendingin, KAI Logistik juga menyiapkan fasilitas depot Plug In Reefer Container di sejumlah titik strategis, antara lain Depo Sarwajala, Terminal Kalimas Surabaya, dan Terminal Sungai Lagoa Jakarta. Fasilitas ini memastikan suplai listrik ke kontainer tetap terjaga sebelum proses pengiriman lanjutan.
Selain aspek kualitas distribusi, pemanfaatan moda kereta api juga memberikan efisiensi dari sisi operasional dan keberlanjutan lingkungan. Moda angkutan berbasis rel dinilai memiliki tingkat emisi lebih rendah dibandingkan angkutan darat jarak jauh.
“Transportasi berbasis rel memiliki tingkat emisi yang lebih rendah dibandingkan angkutan darat jarak jauh sehingga sejalan dengan komitmen KAI Logistik dalam menerapkan prinsip logistik berkelanjutan,” ujar Aniek.
