Blitar (beritajatim.com) – Inspeksi mendadak (sidak) keselamatan angkutan umum di Terminal Patria, Kota Blitar, menyingkap fakta mengerikan yang mengancam nyawa penumpang. Seorang sopir bus antar kota, yang identitasnya kini telah dikantongi aparat, terkonfirmasi positif menggunakan narkotika jenis sabu.
Alih-alih menyerahkan diri untuk rehabilitasi atau proses hukum, sang sopir justru melarikan diri sesaat setelah sampel urinenya diambil oleh petugas. Insiden ini menjadi tamparan keras bagi standar keselamatan transportasi publik, mengingat seorang pengemudi di bawah pengaruh methamphetamine bisa menyebabkan kecelakaan sewaktu-waktu.
Drama “Kucing-Kucingan” di Terminal Patria
Kecurigaan petugas gabungan Badan Narkotika Kota (BNK) Blitar dan kepolisian sebenarnya sudah muncul sebelum tes medis dilakukan. Sopir tersebut menunjukkan gelagat tidak wajar yang memancing atensi petugas di lapangan.
Berdasarkan pantauan di lokasi, pria tersebut tampak gelisah, beralasan berbelit-belit, dan berupaya keras menolak prosedur pemeriksaan. Meski sempat terjadi drama penolakan, petugas akhirnya berhasil mengambil sampel urine. Sayangnya, kelengahan terjadi pada jeda waktu antara pengambilan sampel dan keluarnya hasil uji laboratorium cepat.
Memanfaatkan momen tersebut, sang sopir menghilang dari area pemeriksaan tepat sebelum petugas sempat mengumumkan hasil positif dan melakukan pengamanan.
Ultimatum BNK: PO Bus Wajib Serahkan Pelaku
Ketua BNK Kota Blitar, Toto Robandyo, merespons insiden ini dengan tegas. Ia mengakui bahwa laporan mengenai hasil positif tersebut diterimanya saat ia sedang dalam perjalanan dinas keluar kota.
“Setelah lihat cek urine dan ram check, saya tinggal ke Madiun. Di perjalanan dikabari ada yang positif, tapi yang bersangkutan lari,” ungkap Toto saat dikonfirmasi.
Toto menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam. Langkah persuasif namun menekan kini dilakukan langsung kepada perusahaan otobus (PO) yang menaungi sopir tersebut. Tanggung jawab kini tidak hanya pada pelaku, tetapi juga pada manajemen perusahaan yang mempekerjakannya.
“Kalau hasil ya (positif), saat ini masih dilakukan pendekatan ke pemilik angkutan atau PO bus untuk menyerahkan sopir tersebut,” tegas Toto.
Kasus ini kini telah dilimpahkan dan menjadi atensi khusus Satreskoba Polres Blitar Kota. Pengejaran ini bukan sekadar penegakan hukum narkotika, melainkan upaya preventif mencegah kecelakaan maut. [owi/aje]
