Liputan6.com, Jakarta – Pencarian ketua baru Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve ((The Fed) memasuki fase penting. Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan segera menunjuk sosok pengganti Jerome Powell, yang masa jabatannya sebagai Ketua The Fed akan berakhir pada Mei 2026.
Tugas pemimpin baru bank sentral AS ini dipastikan tidak mudah. The Fed tengah menghadapi tekanan politik yang kuat, perbedaan pandangan internal soal arah kebijakan suku bunga tersebut.
Dikutip dari BBC, Selasa (23/12/2025), Trump secara terbuka menginginkan penurunan suku bunga demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Tekanan ini memunculkan kekhawatiran bahwa ketua The Fed berikutnya akan sulit menjaga jarak dari kepentingan politik.
Setelah ditunjuk, kandidat pilihan Trump masih harus mendapatkan persetujuan Senat AS.
Lantas, Siapa Kandidat Terkuat?
Nama Kevin Hassett disebut-sebut sebagai kandidat terkuat. Ekonom konservatif berusia 63 tahun ini dikenal sebagai penasihat ekonomi utama Trump dan saat ini memimpin Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih.Hassett pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Ekonomi pada periode pertama kepemimpinan Trump.
Kedekatannya dengan presiden membuat pasar memandangnya sebagai pilihan paling mungkin, meski peluangnya sempat melemah sejak Desember lalu.Namun, loyalitas Hassett terhadap Trump justru menjadi sorotan. Sejumlah analis mempertanyakan kemampuannya menjaga The Fed, terutama karena ia kerap membela kebijakan ekonomi Trump dan meremehkan data yang menunjukkan pelemahan ekonomi AS.
Ekonom Deutsche Bank menilai Hassett akan menghadapi tantangan besar untuk meyakinkan pembuat kebijakan lain agar mengabaikan risiko inflasi dan memangkas suku bunga secara agresif.Menanggapi keraguan tersebut, Hassett menegaskan independensi The Fed tetap penting. Ia menyatakan penurunan suku bunga harus didasarkan pada konsensus dan data ekonomi yang kuat.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5353799/original/001546500_1758181680-AP25260711812553.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)