Rais Syuriyah PWNU Sulsel Tegaskan Patuh dan Tegak Lurus kepada Rais Aam PBNU

Rais Syuriyah PWNU Sulsel Tegaskan Patuh dan Tegak Lurus kepada Rais Aam PBNU

Makassar (beritajatim.com) – Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Selatan, KH Baharuddin, menegaskan bahwa PWNU Sulawesi Selatan bersikap tegak lurus dan patuh kepada Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar sebagai pimpinan tertinggi jam’iyah NU.

Penegasan tersebut disampaikan KH Baharuddin usai memimpin rapat Pengurus Harian Syuriyah PWNU Sulsel yang digelar pada Senin malam, 22 Desember 2025, di kediamannya. Rapat tersebut membahas konsolidasi dan evaluasi kepengurusan PWNU Sulsel sekaligus menyikapi dinamika organisasi yang berkembang di tingkat pusat.

“Dalam tradisi dan konstitusi NU, Rais Aam adalah pimpinan tertinggi jam’iyah. Maka sikap PWNU Sulawesi Selatan jelas, tegak lurus dan patuh kepada Rais Aam PBNU, sesuai AD/ART dan adab organisasi,” tegas KH Baharuddin.

Ia menekankan bahwa ketaatan struktural dan adab jam’iyah merupakan prinsip utama dalam kehidupan organisasi NU. Karena itu, seluruh jajaran pengurus PWNU Sulsel diminta menjaga ketertiban organisasi, tidak terpancing polemik, serta tetap fokus menjalankan khidmah kepada jam’iyah dan umat.

“NU dibangun dengan adab, bukan kegaduhan. Pengurus harus menjaga etika organisasi, tidak larut dalam polemik yang bisa mengganggu persatuan dan pelayanan kepada umat,” ujarnya.

Dalam rapat tersebut, Syuriyah PWNU Sulsel juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja organisasi. KH Baharuddin mengakui masih terdapat sejumlah catatan, mulai dari belum optimalnya aktivitas organisasi, belum terstrukturnya sebagian program kerja, hingga pemanfaatan sekretariat PWNU wilayah yang belum maksimal.

“Evaluasi ini penting agar sisa masa khidmah kepengurusan dapat dimaksimalkan. Kita perlu penataan ulang manajemen, penegasan tugas pengurus, dan pengaktifan kembali roda jam’iyah,” jelasnya.

Menurut KH Baharuddin, sisa masa kepengurusan PWNU Sulsel periode 2024–2029 akan difokuskan pada penguatan peran lembaga dan badan otonom, peningkatan konsolidasi internal, percepatan pelaksanaan program kerja, serta pembenahan tata kelola organisasi secara menyeluruh.

Selain itu, PWNU Sulsel juga memastikan kesinambungan kepemimpinan NU di tingkat cabang melalui pembentukan PCNU di seluruh kabupaten/kota. Langkah tersebut termasuk penetapan caretaker bagi kepengurusan cabang yang masa khidmahnya telah berakhir.

“Soliditas, ketaatan struktural, dan kebersamaan adalah kunci. Itu yang terus kami jaga sampai akhir masa kepengurusan,” pungkas KH Baharuddin. [beq]