Kota Pasuruan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hingga April 2026

Kota Pasuruan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hingga April 2026

Pasuruan (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Pasuruan kini memperketat pengawasan wilayah menyusul meningkatnya potensi gangguan cuaca di akhir tahun. Langkah ini diambil sebagai respons cepat terhadap kondisi iklim yang mulai menunjukkan intensitas hujan dan angin yang tidak menentu.

Keputusan resmi mengenai kesiapsiagaan ini telah ditandatangani guna menjamin keselamatan seluruh warga kota. Melalui kebijakan tersebut, koordinasi antar lini sektor dipastikan akan berjalan lebih masif untuk memitigasi risiko kerugian material maupun korban jiwa.

Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, menginstruksikan agar seluruh jajaran perangkat daerah segera mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada. Penetapan status siaga darurat ini difokuskan pada tiga ancaman utama, yakni banjir, angin puting beliung, dan banjir rob.

“Kami memerintahkan perangkat daerah dan instansi terkait untuk mengoptimalkan fasilitas yang dimiliki serta selalu siaga berkoordinasi dengan BPBD,” tegas Mas Adi.

Berdasarkan data yang dihimpun, total tercatat ada 193 insiden bencana yang melanda wilayah Kota Pasuruan sepanjang tahun 2025. Mayoritas kejadian tersebut didominasi oleh dampak cuaca ekstrem seperti pohon tumbang serta kerusakan bangunan rumah tinggal.

Kasi Kedaruratan BPBD Kota Pasuruan, Anang Sururin, menjelaskan bahwa selain cuaca ekstrem, kebakaran juga menjadi perhatian serius pihaknya. Dari data yang ada, terdapat 56 peristiwa kebakaran serta 36 kejadian banjir yang telah ditangani oleh tim di lapangan.

Kecamatan Bugul Kidul dan Panggungrejo tercatat sebagai wilayah dengan frekuensi bencana tertinggi dibandingkan wilayah lainnya. Kedua kecamatan ini melaporkan lebih dari 50 kejadian, sementara Kecamatan Gadingrejo dan Purworejo menyusul dengan angka yang cukup signifikan.

Sebagai langkah nyata, BPBD kini telah menyiagakan posko pemantauan di kantor pusat untuk memonitor perkembangan situasi secara real-time. Peralatan evakuasi dan kapasitas personel juga telah ditingkatkan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu kondisi di lapangan memburuk.

“Kami menyiapkan posko siaga di kantor dan berharap situasi tetap kondusif sehingga tidak perlu naik ke status darurat,” tutup Anang.  [ada/aje]