JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang melarang pesta kembang api pada malam perayaan Tahun Baru 2026. Kebijakan ini berlaku untuk semua kegiatan yang memerlukan perizinan baik yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta.
Merespons SE tersebut, PT Sarinah memastikan akan menaati ketentuan perayaan malam tahun baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Direktur Utama Sarinah, Raisha Syarfuan mengatakan Sarinah tidak ada merayakan malam pergantian tahun menuju 2026 dengan megah. Termasuk dengan tidak mengadakan pesta kembang api.
Langkah ini diambil Sarinah, sambung Raisha, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar) yang tengah menghadapi musibah bencana alam.
“Kami mempunyai acara yang jauh lebih hikmat, acara yang jauh lebih inklusif. Makanya dari perayaan kami nanti sudah dipastikan kami mengikuti aturan, karena juga ada dari holding untuk tidak merayakannya secara berlebihan,” kata Raisha dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 22 Desember.
Raisha mengatakan pada Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) kali ini, Sarinah mengusung tema ‘Hadiah Penuh Rasa dari Karya Penuh Cinta’, Sarinah menghadirkan Ulos sebagai elemen visual utama Natal 2025.
Dimana dalam tradisi masyarakat Sumatera Utara, Ulos merepresentasikan doa, restu, dan harapan baik, selaras dengan semangat Natal yang mengedepankan nilai kasih dan kebersamaan.
“Kalau teman-teman boleh lihat di belakang kita ini ada pohon natal menggunakan ulos. Jadi vocal point kami di Sarinah di tahun ini merayakan Natal dan Tahun Baru adalah hadiah penuh rasa dari karya penuh cinta,” kata Raisha.
Raisha bilang pada 31 Desember 2025 mal Sarinah Thamrin akan dibuka mulai pukul 10.00 WIB, dengan toko beroperasi hingga pukul 22.00 WIB, sementara area mal tetap terbuka hingga tengah malam.
“Pada malam pergantian tahun, pusat perbelanjaan Sarinah Thamrin akan beroperasi dari pukul 10.00 hingga pukul 00.00 WIB,” ujar Raisha.
Raisha bilang periode libur Nataru ini menjadi momentum strategis bagi Sarinah. Perusahaan juga menargetkan 300.000 pengunjung sepanjang 24 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026.
“Atau meningkat sekitar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya.
Adapun puncak rangkaian program akhir tahun di Sarinah ialah Festiloka Panggung Nusantara 2026, yang digelar bertepatan dengan Car Free Night. Acara ini akan menghadirkan pertunjukan musik dan seni etnik Indonesia, sekaligus menjadi ruang perayaan bersama masyarakat menyambut tahun yang baru.
Tiara Andini dan Moluccan Soul merupakan pengisi acara utama dalam Festiloka Panggung Nusantara 2026. Selain itu, Sarinah juga akan mempersembahkan Tari Jaranan dari Kediri dan Tari Burung Enggang dari Kalimantan sebagai bagian dari upaya Sarinah menghadirkan ragam ekspresi budaya Nusantara kepada publik.
Sebagai wujud kepedulian sosial, Festiloka Panggung Nusantara 2026 akan diawali dengan doa bersama dan penggalangan dana bagi korban bencana alam di Sumatera, bekerja sama dengan Disparekraf Jakarta dan BAZNAS BAZIS Jakarta.
Salah satu pengisi acara, Manager Moluccan Soul Neo Robby Subarjo menyampaikan antusiasmenya terlibat dalam perayaan akhir tahun di Sarinah. Dia bilang musik bagi kami adalah ruang pertemuan budaya dan kebersamaan.
“Tampil di Sarinah, sekaligus berdoa bersama dan berdonasi untuk saudara-saudara kita di Sumatera, memberi makna yang lebih dalam menyambut tahun baru,” tutur Robby.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta akan melarang adanya pesta kembang api pada perayaan malam Tahun Baru 2026 di Jakarta. Larangan ini ditujukan secara khusus untuk pihak-pihak swasta yang memerlukan perizinan, seperti di hotel, pusat perbelanjaan, hingga kawasan hiburan.
Hal tersebut diungkapkan Pramono usai menggelar rapat bersama jajaran Pemprov DKI mengenai persiapan perayaan malam Tahun Baru 2026 di Jakarta yang mengalami perubahan dari penyusunan konsep awal.
“Konsentrasi untuk pergantian tahun, yang semula kami merencanakan memang ada kembang api dan sebagainya, tadi dalam rapat saya sudah memutuskan untuk wilayah seluruh Jakarta, yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta, kami meminta untuk tidak ada kembang api,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 22 Desember.
Larangan ini akan ditetapkan melalui surat edaran Sekretaris Daerah DKI Jakarta. Pramono menegaskan, peniadaan pesta kembang api saat perayaan malam pergantian tahun diperlukan sebagai bentuk empati Jakarta terhadap daerah-daerah yang kini tengah dihadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.
Pramono berharap pihak-pihak swasta untuk menahan perayaan malam tahun Baru dengan meriah dan euforia berlebihan. Meskipun, tak ada sanksi yang akan diterapkan kepada mereka yang nantiya melanggar surat edaran ini.
“Tentunya kalau SE Sekda sudah keluar, orang-orang akan menaatinya. Tapi mohon maaf, kali ini saya tidak mengadakan razia untuk itu. Karena kita sedang menyambut tahun baru, jangan kemudian membuat orang tidak bahagia,” ujar Pramono.
