Surabaya (beritajatim.com) – Fenomena kabut putih tipis menyelimuti langit Kota Surabaya sepanjang hari, Jumat (19/12/2025). Pemandangan gedung-gedung bertingkat di pusat kota tampak samar tertutup kabut transparan di bawah naungan awan mendung, meski waktu menunjukkan siang hari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengonfirmasi bahwa kondisi atmosfer tersebut dipicu oleh keberadaan Bibit Siklon 93S. Fenomena alam ini terpantau berada di Samudra Hindia, tepatnya di wilayah sebelah selatan Jawa Barat.
Prakirawan BMKG Juanda, Restina Wardhani, menjelaskan bahwa fenomena di Surabaya merupakan efek samping dari aktivitas bibit siklon tersebut.
“Sesuai dengan info dari Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta, terdapat dampak tidak langsung dari bibit Siklon 93S,” kata Restina, Jumat (19/12/2025).
Menurut Restina, keberadaan bibit siklon menyebabkan pasokan uap air di udara meningkat secara signifikan. Kondisi inilah yang memicu terbentuknya partikel kabut di wilayah Surabaya dan sekitarnya, meskipun matahari seharusnya bersinar terik.
“Pasokan uap air di udara meningkat meskipun siang hari sehingga terbentuk kabut tipis di Surabaya dan sekitarnya,” terangnya.
Dampak Bibit Siklon 93S tidak hanya terbatas pada munculnya kabut. BMKG memperingatkan adanya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat mengguyur sejumlah wilayah di Jawa Timur.
Terkait durasi fenomena ini, BMKG belum dapat memberikan estimasi waktu pasti kapan kondisi cuaca akan kembali normal. Perubahan cuaca saat ini dinilai sangat fluktuatif mengikuti pergerakan angin.
“Untuk prediksi sampai kapan (dampak dari bibit siklon 93S) tergantung pada sistem atmosfer dan angin di sekitarnya,” ucap Restina. [rma/beq]
